Friday 17 June 2016

ws

Wa alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh wamaghfiratuh waridhwaanuh pada sahabat sahabat yang memberikan salam. Terima kasih semua diatas perkongsian ilmunya. Alhamdulillah. Moga bermanfaat buat kita semua. Sedikit perkongsian dari saya yang cetek ilmu ini.

Assalamualaikum.
Sekadar renungan bersama.

Sahabat sahabatku yang dihormati semua. Kita selaku makhluk manusia, sememangnya dicipta Allah. Barang sesuatu yang dicipta Allah itu, adalah digelar, dipanggil atau dinamakan makhluk.

Sekiranya tidak ada makhluk, maka tidak nyatalah Allah. Nyatanya Allah itu, adalah disebabkan adanya makhluk (tidak ada makhluk, maka tidak nyatalah Allah). Siapa yang hendak menyatakan Allah, jika tidak adanya makhluk?. Seumpama seorang raja, siapakah yang hendak menyatakan adanya raja jika tidak ada rakyat?. Adanya rakyatlah maka nyatanya raja. Adanya rakyat maka nyatalah raja dan adanya makhluk, maka nyatalah Allah. Rakyatlah yang menyatakan raja dan makhluklah yang menyatakan Allah.

Makhluk dan Allah itu, adalah seumpama rakyat dengan raja dan seumpama garam dengan masin. Jika tidak ada garam, masakan masin boleh menyatakan dirinya masin. Jika tidak ada asap, masakan api boleh untuk menyatakan dirinya api. Garam menyatakan masin, gula menyatakan manis, wap menyatakan air, asap menyatakan api dan makhluk menyatakan Allah.

Rupa (wajah) masin pada garam, rupa (wajah) manis pada gula, rupa (wajah) air pada wap, rupa (wajah) api pada asap dan rupa (wajah) Allah pada makhluk ciptaannya. Sayangnya kebanyakan dari kita tidak tahu untuk melihat, memandang, menilik dan menilai wajah Allah pada diri masing masing.

Wajah (rupa) garam, tidak lari dari masin, wajah gula, tidak lari dari manis, wajah asap, tidak lari dari api dan wajah (rupa) makhluk, tidak lari dari Allah, kenapa kita sampai tidak terlihat Allah dan tidak terlihat wajah Allah?. Lihat orang yang tangkap orang, itulah polis. Lihat yang memadam kebakaran, itulah bomba. Lihat pakai baju putih dan ada tersangkut teropong dibahu, itulah doktor dan lihat sahaja yang mengajar disekolah, itulah guru. Bilamana lihat makhluk, itulah siapa?........

Allah bukan makhluk tetapi tidak lain dari makhluk. Asap bukan api, tetapi tidak lain dari api. Gula bukan manis tetapi tidak lain dari manis dan garam bukan masin tetapi tidak lain dari masin. ALLAH BUKAN SESUATU TETAPI NYATA PADA TIAP TIAP SESUATU!, tetapi sayangnya kenapa sehingga seramai ramai kita yang membaca ini, yang selaku menjadi makhlukNya, masih lagi tidak terlihat, tidak tertilik dan masih tidak terpandang Allah pada wajahNya?.

Sunyilah alam ini satu saat, bilamana tidak tertilik wajah Allah satu saat. Dengan terpapar, terpampang, terpandang, terlihat dan tertiliknya wajah Allah lah makanya alam ini menjadi ceria, menjadi bercahaya dan menjadi tidak sunyi.

".....barang kemana kamu hadapkan mukamu, disitulah wajah Allah....."

Sebenarnya kemanapun kamu hadapkan mukamu disitulah makhluk dan disitulah Allah. Pandanglah wajah (rupa) makhluk, maka akan terlihatlah rupa (wajah) Allah. Apa yang kita lihat itu, itulah makhluk dan apa yang kita lihat itu, itulah wajah Allah. Itulah makanya Firman Allah mengatakan "BARANG KEMANA KITA PANDANGKAN WAJAH KITA, DISITULAH TERLIHATNYA WAJAH ALLAH TAALA". Sayangnya berapa kerat sahaja dari kita yang terpandang dan terlihat wajah Allah?. Kebanyakan dari kita tahu baca Al Quran dan hafal terjemahannya. Namun tidak ramai yang tahu untuk menterjemahkan erti disebalik makna.

Misalnya kita melihat gajah, bagaimanakah untuk kita melihat gajah itu sebagai wajah Allah? (sebagaimana Firman Allah "barang kemana kamu hadapkan mukamu, disitulah akan terlihatnya wajah Allah Taala?). Apakah Allah itu ada belalai, ada gading, ada empat kaki dan ada ekor?. Mustahil Allah bersifat seperti wajah gajah. Jika mustahil Allah itu bersifat seperti wajah gajah, apakah firman Allah diatas itu bohong, palsu dan apakah firman Allah diatas itu tidak benar?.

Jika firman Allah diatas itu benar, apakah semasa tuan tuan melihat gajah, apakah tuan tuan terlihatnya wajah Allah sepertimana wajah gajah?. Kemanakah pengertian maksud firman Allah diatas itu hendak dibawa dan kemana maksud Al Quran itu hendak ditafsirkan?. Saya kira, firman tidak bohong dan Allah bukan penipu. Kenapa yang kita lihat itu wajah gajah dan bukan wajah Allah?. Hendak kata gajah itu bukan wajah Allah, nanti dikatakan menolak firman manakala untuk mengatakan gajah itu wajah Allah, nanti dikatakan syirik (menduakan sifat Allah).

Bilamana kita mengatakan wajah Allah sama dengan wajah gajah, nanti dituduh menyerupakan Allah dengan makhluk gajah. Sedangkan Allah dan wajahnya Allah itu, tidak menyerupai makhluk. Sifat Allah itu, adalah laisa kamislihi syaiun (bersalahan dari yang baharu). Sifat Allah itu bersalahan dari yang baharu, ertinya Allah dan wajahNya itu, tidak sekali kali sama dengan wajah atau tidak sama dengan rupa makhluk. Oleh itu bagaimanakah untuk kita putus dan untuk kita pecahkan persoalan dan permasalahan ini?.

Allah bukan kaki gajah, tetapi "MELIHAT" kaki gajah itulah Allah. Allah bukan gading gajah, tetapi "MELIHAT" gading gajah itulah Allah dan Allah bukan gajah, tetapi "MELIHAT" gajah itulah Allah. Mata yang melihat gajah itu, bukan Allah dan melihat tubuh gajah itu bukan Allah, tetapi sifat MELIHAT itu, itulah Allah!.

Inilah cara, inilah kaedah dan inilah jalan untuk kita menzahirkan wajah Allah pada setiap pandangan dan pada setiap penglihatan kita. Inilah yang dikatakan firman Allah bahawa barang kemanapun kita alihkan pandangan kita, barang kemanapun kita lontarkan penglihatan kita dan barang kemanapun kita jatuhkan penilikan kita, maka disitulah wajah Allah. Karena apa?, karena melihat itulah Allah dan itulah ertinya Allah itu meliputi seru sekalian alam.

Oleh itu, hendaklah kita misalkan bukan sahaja kepada sifat melihat, marilah kita misalkan kepada sifat mendengar (sama'), berkata kata (kalam), bergerak (kudrat), hidup (hayat), berkehendak (iradat), dan sebagainya sebagaimana yang tercatat dalam sifat dua puluh.

Akhir kata..
Semoga semua sahabat sahabat sentiasa berada didalam rahmat Allah.

Terima kasih Ya Allah.

Aamiin Ya Allah.

ZAINI ZAKARIA.

No comments:

Post a Comment