Monday 17 October 2016

HINA PADA PANDANGAN MANUSIA MULIA PADA PANDANGAN ALLAH

HINA PADA PANDANGAN MANUSIA
MULIA PADA PANDANGAN ALLAH
Inilah Kisah Seorang Wali Yang Tersembunyi, tersembunyi kerana masyarakat tidak mengetahui bahawa beliau adalah seorang Wali. Kisah ini diambil daripada Buku Harian Sultan Murad IV.
Di dalam buku hariannya itu, diceritakan bahawa pada suatu malam Sultan Murad berasa sangat gelisah dan runsing, ia ingin tahu apa penyebabnya. Maka ia pun memanggil ketua pengawalnya dan mengatakan bahawa ia akan pergi keluar dari istana dengan menyamar sebagai rakyat biasa.
Wafatnya Imam Syafie, Wali yang tersembunyi.
Sesuatu yang memang biasa beliau lakukan. Sultan murad berkata: “Mari kita keluar, kita berjalan melihat keadaan rakyatku”. Mereka pun pergi, udara pada saat itu sangat panas. Tiba-tiba, mereka menemui seorang laki-laki terbaring di atas tanah. Maka disentuhlah lelaki itu dan dibangunkan oleh Sultan Murad, ternyata lelaki itu telah meninggal dunia. Orang-orang yang lalu di sekitarnya tidak ada yang peduli dengan keadaan mayat lelaki tersebut. Maka Sultan Murad yang saat itu menyamar sebagai rakyat biasa, memanggil mereka yang yang lalu lalang itu.
Kemudian mereka bertanya kepada Sultan: “Ada apa? Apa yang kau inginkan?”. Sultan menjawab: “Mengapa orang ini mati tetapi tidak ada satu pun di antara kalian yang mengurus dan membawa ke rumahnya? Siapa dia? Dan di mana keluarganya?” Mereka berkata: “Orang ini Zindiq, pelaku maksiat, dia selalu minum khamar dan selalu berzina dengan pelacur”.
Sultan menjawab: “Tetapi, bukankah ia juga Umat Rasulullah Muhammad SAW? Mari angkat dia, kita bawa ke rumahnya”. Maka Mereka mereka pun membawa jenazah laki-laki itu ke rumahnya. Ketika sampai di rumahnya, saat isteri lelaki tersebut mengetahui suaminya telah mati, ia pun sedih dan menangis.
Tetapi orang-orang sekalian terus pergi, hanya Sultan dan ketua pengawalnya yang masih tinggal di rumah lelaki itu. Kemudian Sultan bertanya kepada isteri laki-laki itu: “Aku mendengar dari orang-orang di sini, mereka berkata bahwa suamimu itu dikenali kerana suka melakukan kemaksiatan ini dan itu, hingga mereka tidak peduli akan kematiannya, benarkah khabar itu?”.
Maka Sang isteri menjawab: “Mulanya aku berfikir seperti itu tuan. Suamiku setiap malam keluar rumah pergi ke kedai minuman keras, kemudian membeli sesuai kemampuannya. Ia bawa khamar itu ke rumah, kemudian membuangnya ke dalam tandas, sambil berkata: “Alhamdulillah Aku telah meringankan dosa kaum muslimin”.
Suamiku juga selalu pergi ke tempat pelacuran, memberi mereka wang dan berkata kepada si pelacur: “Malam ini merupakan waktuku, jadi tutup pintumu sampai pagi, jangan kau terima tetamu lain!”. Kemudian ia pulang ke rumah, dan berkata kepadaku: “Alhamdulillah, malam ini aku telah meringankan dosa pemuda-pemuda Islam”.
Tetapi, orang-orang yang melihatnya beranggapan bahawa ia selalu minum minuman keras dan melakukan perzinaan. Dan berita ini pun tersebar ke masyarakat. Sampai akhirnya suatu kali aku pernah berkata kepada suamiku: “Kalau nanti kamu mati, maka tidak akan ada kaum muslimin yang akan memandikan jenazahmu, dan tidak ada yang akan mensolatkanmu, tidak ada pula yang akan menguburkanmu”.
Ia hanya tertawa, dan menjawab: “Janganlah takut wahai isteriku, jika aku mati, aku akan disolatkan oleh Sultannya kaum muslimin, oleh para Ulama dan para Auliya Allah”. Maka, Sultan Murad pun menangis, dan berkata: “Benar apa yang dikatakannya. Demi Allah, akulah Sultan Murad itu, dan esok pagi kita akan memandikan suamimu, mensolatkannya dan menguburkannya bersama-sama masyarakat dan Para Ulama”.
Hikmah Wali Yang Tersembunyi..
Akhirnya jenazah laki-laki itu esoknya dihadiri oleh Sultan Murad, dan Para Ulama, Para Syeikh dan juga seluruh warga masyarakat! “Subhanallah” Terkadang kita suka menilai orang dari apa yang kita lihat dan kita dengar dari bualan orang ramai. Andai sahaja kita mengetahui apa yang tersembunyi di dalam hati seseorang, nescaya pasti kita akan menjaga lisan kita dari membicarakan perihal orang lain.
Sumber; buku harian Sultan Murad IV (Sultan Turki Utsmaniah, memerintah Sep 1623 – Feb 1640) yang berbahasa arab., Ibnu Marawis
Hikmah apa yang dapat kita ambil dari kisah ini? Seorang Wali yang tersembunyi, beliau melaksanakan tugasnya sebagai wali Allah, meskipun orang awam menilainya sebagai seorang yang sangat hina. Allah tetap menjaganya menjadi wali yang tersembunyi sehingga saatnya tiba. Amiin²

No comments:

Post a Comment