Wednesday 31 May 2017

hakikat SYAIR PERAHU

SYAIR PERAHU
Inilah gerangan suatu madah
Mengarangkan syair terlalu indah
Membetuli jalan tempat berpindah
Di sanalah iktikad diperbetuli sudah
Wahai muda kenali dirimu
Ialah perahu tamsil tubuhmu
Tiadalah berapa lama hidupmu
Ke akhirat jua kekal diammu
Hai muda arif budiman
Hasilkan kemudi dengan pedoman
Alat perahumu jua kerjakan
Itulah jalan membetuli insan
Perteguh juga alat perahumu
Hasilkan bekal air dan kayu
Dayung pengayuh taruh di situ
Supaya laju perahumu itu
Sudahlah hasil kayu dan air
Angkatlah pula sauh dan layar
Pada beras bekal jantanlah taksir
Niscaya sempurna jalan yang kabir
Perteguh jua alat perahumu
Muaranya sempit tempatmu lalu
Banyaklah di sana ikan dan hiu
Menanti perahumu lalu dari situ
Muaranya dalam ikanpun banyak
Di sanalah perahu karam dan rusak
Karangnya tajam seperti tombak
Ke atas pasir kamu tersesak
Ketahui olehmu hai anak dagang
Riaknya rencam ombaknya karang
Ikanpun banyak matang menjarang
Hendak membawa ke tengah sawang
Muaranya itu terlalu sempit
Di mana kan lalu sampan dan rakit
Jikalau ada pedoman dikapit
Sempurnalah jalan terlalu ba’id
Baiklah perahu engkau perteguh
Hasilkan penambat dan tali sauh
Anginnya keras ombaknya cabuh
Pulaunya jauh tempat berlabuh
Lengkapkan pendarat dan tali sauh
Derasmu banyak bertemu musuh
Selebu rencam ombak pun tabuh
La ilaha 'il Allah akan tali yang teguh
Barang siapa bergantung di situ
Teduhlah selebu yang rencam itu
Pedoman betuli perahumu laju
Selamat engkau ke pulau itu
La ilaha ‘il Allah jua yang engkau ikut
Di laut keras topan dan ribut
Hiu dan paus di belakang menurut
Pertetaplah kemudi jangan terkejut
Laut Silan terlalu dalam
Di sanalah perahu rusak dan karam
Sungguhpun banyak di sana penyelam
Larang mendapat permata nilam
Laut Silan wahid al-kahhar
Riaknya rencam ombaknya besar
Anginnya songsongan membelok sengkar
Perbaik kemudi jangan berkisar
Itulah laut yang maha indah
Ke sanalah kita semua berpindah
Hasilkan bekal kayu dan juadah
Selamatlah engkau sempurna musyahadah
Silan itu ombaknya risah
Banyaklah ke sana akan berpindah
Topan dan ribut terlalu ‘azamah
Perbetuli pedoman jangan berubah
Laut Kulzum terlalu dalam
Ombaknya muhit pada sekalian alam
Banyaklah di sana rusak dan karam
Perbaiki na’am siang dan malam
Ingati sungguh siang dan malam
Lautnya deras bertambah dalam
Angin pun keras ombaknya rencam
Ingati perahu jangan tenggelam
Jikalau engkau ingati sungguh
Angin yang keras menjadi teduh
Tambahan selalu tetap yang cabuh
Selamat engkau ke pulau itu berlabuh
Sampailah Ahad dengan masanya
Datanglah angin dengan paksanya
Berlayar perahu sidang budimannya
Berlayar itu dengan kelengkapannya
Wujud Allah nama perahunya
Ilmu Allah akan kurungnya
Iman Allah nama kemudinya
Yakin akan Allah nama pawangnya
Taharat dan istinja nama lantainya
Kufur dan maksiat air ruangnya
Tawakkul akan ALlah juru batunya
Tauhid itu akan sauhnya
La ilaha ‘il Allah akan talinya
Kamal Allah akan tiangnya
Assalamu’alaikum akan tali lenggangnya
Taat dan ibadah anak dayungnya
Salawat akan nabi tali bubutannya
Istighfar Allah akan layarnya
Allahu Akbar nama anginnya
Subhanallah akan lajunya
Wa` Llahu a`lam nama rantaunya
Iradat Allah nama bandarnya
Kudrat Allah nama labuhannya
Surga jannat al-na’im nama negerinya
Karangan ini suatu madah
Mengarangkan syair tempat berpindah
Di dalam dunia janganlah tam’ah
Di dalam kubur berkhalwat sudah
Kenal dirimu di dalam kubur
Badan seorang hanya tersungkur
Dengan siapa lawan bertutur?
Di balik papan badan terhancur
Di dalam dunia banyaklah mamang
Ke akhirat jua tempatmu pulang
Jangan disusahi emas dan uang
Itulah membawa badan terbuang
Tuntuti ilmu jangan kepalang
Di dalam kubur terbaring seorang
Munkar wa Nakir ke sana datang
Menanyakan apakah engkau sembahyang
Tongkatnya lekat tiada terhisab
Badanmu remuk siksa dan azab
Akalmu itu hilang dan lenyap
...
Munkar wa Nakir bukan kepalang
Suaranya merdu bertambah garang
Tongkatnya besar terlalu panjang
Cambuknya banyak tiada terbilang
Kenal dirimu hai anak Adam!
Tatkala di dunia terangnya alam
Sekarang di kubur tempatmu kelam
Tiada berbeda siang dan malam
Kenal dirimu hai anak dagang!
Di balik papan tidur terlentang
Kelam dan dingin bukan kepalang
Dengan siapa lawan berbincang
La ilaha ‘il Allah itu firman
Tuhan itulah pergantungan alam sekalian
Iman tersurat pada hati insan
Siang dan malam jangan dilalaikan
La ilaha` il Allah itu terlalu nyata
Tauhid ma’rifat semata-mata
Memandang yang gaib semuanya rata
Lenyapkan ke sana sekalian kita
La ilaha ‘il Allah jangan kau permudah
Sekalian makhluk ke sana berpindah
Da’im dan ka’im jangan berubah
Khalak di sana dengan la ilaha ‘il Allah
La ilaha ‘il Allah jangan kaulalaikan
Siang dan malam jangan kausunyikan
Selama hidup juga engkau pakaikan
Allah dan rasul juga yang menyampaikan
La ilaha ‘il Allah itu kata yang teguh
Memadamkan cahaya sekalian rusuh
Jin dan setan sekalian musuh
Hendak membawa dia bersungguh-sungguh
La ilaha ‘il Allah itu kesudahan kata
Tauhid ma’rifat semata-mata
Hapuskan hendak sekalian perkara
Hamba dan Tuhan tiada berbeda
La ilaha ‘il Allah itu tempat mengintai
Medan yang qadim tempat berdamai
Wujud Allah terlalu bitai
Siang dan malam jangan bercerai
La ilaha ‘il Allah itu tempat musyahadah
Menyatakan tauhid jangan berubah
Sempurnakan jalan iman yang mudah
Pertemuan Tuhan terlalu susah
*HAMZAH FANSURI*
"Keterangan kata-kata Melayu Lama & Arab"
Rencam = kacau
Ba’id = jauh
Cabuh = ribut
Selebu = samudra
Laut Silan perumpamaan bagi Wujud Ketuhanan yang tidak terhingga
al-kahhar = berkuasa
Sengkar = balok, papan pelampung
Musyahadah = penyaksian Tuhan
Azamah = hebat, dahsyat
Muhit = meliputi, maha luas
Na`am = pengakuan, pengiyaan
Taharat = penyucian
Istinja` = bersuci
Kamal = sempurna
Istighfar = permohonan ampunan
Tam’ah = loba, rakus, tamak
Mamang = kabur, bingung
Teks asli terhapus
Da’im = kekal, senantiasa
Ka`im = teguh, kokoh
Khalaq = makhluq, yang dicipta
Maksudnya kehendak hamba-Nya tidak bertentangan dengan kehendak Tuhan sebagaimana diperintahkan dalam agama
Qadim = kekal
Bitai = gaib

No comments:

Post a Comment