Tuesday 28 April 2020

“hakikat tanpa syariat, adalah kepalsuan..,

“hakikat tanpa syariat, adalah kepalsuan..,
dan syariat tanpa hakikat, adalah sia-sia...”
________________________________________
Ketika memulai solat dengan “Wajjahtu waj-hiya lillaa-dzii fatharas-samaawaati wal-ardho haniifam-muslimaw- wamaa ana minal-musy-rikiin..” (Ku hadapkan wajahku kepada wajahNya Zat yang menciptakan seluruh langit dan bumi, dengan keadaan lurus dan berserah diri, dan tidaklah aku termasuk di kalangan orang-orang yang musyrik..)
________________________________________
Seharusnya seorang manusia sudah menemui frekuensi atau pun gelombang kepada Tuhan, menemukan wajahNya yang Maha Agung, sehingga kita tidak termasuk orang musyrik yang menyekutukan Tuhan..
________________________________________
Kita dengan mudah menuduh musyrik kepada orang lain, tanpa sedar kita sendiri hanya mengenal nama Tuhan sahaja.. sementara yang hadir dalam sembah hyang kita itu pula, berupa wajah-wajah lain selain Dia..
________________________________________
Kalau wajahNya sudah ditemukan di awal sembah hyang, maka ketika sampai kepada bacaan kitab/Al-Fatihah, di sana benar-benar terjadi dialog yang sangat akrab di antara sang manusia dengan Tuhannya Yang Maha Segala...
________________________________________
Syariat tidak mengajarkan hal-hal seperti ini kerana syariat hanya berupa hukum hakam, peraturan, atau undang-undang.. kata syariat, rukun sembah hyang ada 13.. tapi kenapa 13? Mengapa tidak 12, 14? Atau jumlah lain?
________________________________________
Untuk kita lebih memahami dengan memahami dan juga menghalusi akan segala inti pati amal ibadah yang kita lakukan sehari-hari, maka diperlukan suatu cabang ilmu pengetahuan lagi di dalam Islam, iaitu ilmu hakikat.
________________________________________
P/s: sembah hyang berjemaah dapat 27 pahala,
Bukan sebab banyaknya langkah kalian
Ke masjid dan berdiri di belakang imam,
Tetapi kerana peristiwa Israk dan Mikraj
Itu berlaku pada 27hb Rejab.

No comments:

Post a Comment