jika kaukatakan kau yang bersyahadah menyaksi dan bersaksi sebenarnya itu adalah ilusi dan imaginasi yg kau ada-adakan sendiri...
jika kaukatakan
seolah-olah telah melihat-Nya
di dalam ibadahmu
sebenarnya kau
masih dalam bersangka-sangka...
jika kaukatakan
kau dan DIA
sentiasa bersama
tidak berpisah
tidak berjauhan
bersatu tapi tak bersentuh
sebenarnya kau
masih jauh dalam perjalanan
belum lagi mengenal dirimu....
namun jika kaukatakan
kau adalah DIA juga
DIA adalah kau juga
tiada yang ada kecuali DIA
tak perlu pada penafian
sebenarnya kau
adalah manusia merdeka
sempurna tanpa syirik
barulah layak kau digelar
orang makrifat
yang mengenal
siapa dirimu siapa Rabbul Izzati...
jika kaukatakan
seolah-olah telah melihat-Nya
di dalam ibadahmu
sebenarnya kau
masih dalam bersangka-sangka...
jika kaukatakan
kau dan DIA
sentiasa bersama
tidak berpisah
tidak berjauhan
bersatu tapi tak bersentuh
sebenarnya kau
masih jauh dalam perjalanan
belum lagi mengenal dirimu....
namun jika kaukatakan
kau adalah DIA juga
DIA adalah kau juga
tiada yang ada kecuali DIA
tak perlu pada penafian
sebenarnya kau
adalah manusia merdeka
sempurna tanpa syirik
barulah layak kau digelar
orang makrifat
yang mengenal
siapa dirimu siapa Rabbul Izzati...
Jika apa yang dikatakan makrifat
tetapi tidak ada di dalamnya Rasa Cinta
itu cuma ilmu pengetahuan
yang masih bersangka-sangka
bermain di dataran akal
Jika apa yang dikatakan makrifat
bila semakin makrifat
semakin lagi dalam Rasanya Cinta
itulah Penyaksian
pertemuan Kekasih dengan kekasih
di puncak Gunung Thursina
di ufuk Sidratul Muntaha
di syurga Maqam al-Mahmud
tetapi tidak ada di dalamnya Rasa Cinta
itu cuma ilmu pengetahuan
yang masih bersangka-sangka
bermain di dataran akal
Jika apa yang dikatakan makrifat
bila semakin makrifat
semakin lagi dalam Rasanya Cinta
itulah Penyaksian
pertemuan Kekasih dengan kekasih
di puncak Gunung Thursina
di ufuk Sidratul Muntaha
di syurga Maqam al-Mahmud
Tatkala kau berada di Lembah Thuwa yang suci
tanggalkan kasut kewujudanmu
di luar sana
dengan air mutlak itu
kala kau membasuh mukamu
kala kau membasuh tanganmu
kala kau membasuh kepalamu
kala kau membasuh kakimu
kau bukan kau lagi
kau itu meliputi KeEsaanNya
kau itu menyatakan DIA
DIA menyatakan kau
sesungguhnya AKU inilah Allah
tiada Ujud kecuali AKU
timur dan barat milik-Ku
ke mana kau menghadap
di situ Wajah-Ku
mengabdilah kepada-Ku
dan dirikanlah sholat
untuk mengingati AKU
tanggalkan kasut kewujudanmu
di luar sana
dengan air mutlak itu
kala kau membasuh mukamu
kala kau membasuh tanganmu
kala kau membasuh kepalamu
kala kau membasuh kakimu
kau bukan kau lagi
kau itu meliputi KeEsaanNya
kau itu menyatakan DIA
DIA menyatakan kau
sesungguhnya AKU inilah Allah
tiada Ujud kecuali AKU
timur dan barat milik-Ku
ke mana kau menghadap
di situ Wajah-Ku
mengabdilah kepada-Ku
dan dirikanlah sholat
untuk mengingati AKU
usah bersangka-sangka lagi
dengan AKU
tiada aku-Mu
tiada aku-Ku
hanya AKU semata
tanpa yang lain
AKU dan Muhammad-Ku
tiada bayang-bayang
AKU dan Muhammad-Ku
tiada wahdatul wujud
AKU dan Muhammad-Ku
tiada wahdatus syuhud
AKU dan Muhammad-Ku
hanyalah Ariful Wujud
dengan AKU
tiada aku-Mu
tiada aku-Ku
hanya AKU semata
tanpa yang lain
AKU dan Muhammad-Ku
tiada bayang-bayang
AKU dan Muhammad-Ku
tiada wahdatul wujud
AKU dan Muhammad-Ku
tiada wahdatus syuhud
AKU dan Muhammad-Ku
hanyalah Ariful Wujud
Sesungguhnya AKU itu Lebih Hampir Dari Urat Lehermu
Bersama dengan Rabb,
tak ada tempat untuk dua ego.
Engkau menyatakan: Aku
dan Dia menyatakan: Aku.
tak ada tempat untuk dua ego.
Engkau menyatakan: Aku
dan Dia menyatakan: Aku.
Agar dualiti ini hilang, engkau harus mati bagi-Nya,
atau Dia mati bagimu.
atau Dia mati bagimu.
Akan tetapi, tidak lah mungkin Dia yang mati
--baik secara fenomena atau pun konseptual--
karena, "Dia lah yang senantiasa Hidup
dan takkan pernah mati."
--baik secara fenomena atau pun konseptual--
karena, "Dia lah yang senantiasa Hidup
dan takkan pernah mati."
Sesungguhnya, Dia sedemikian pemurah,
sehingga--jika mungkin--Dia akan mati bagimu
agar dualiti itu lenyap.
sehingga--jika mungkin--Dia akan mati bagimu
agar dualiti itu lenyap.
Karena Dia tak mungkin mati,
maka engkau lah yang harus mati,
agar Dia dapat memanifestasi kepadamu,
sehingga dualiti itu hilang.
maka engkau lah yang harus mati,
agar Dia dapat memanifestasi kepadamu,
sehingga dualiti itu hilang.
Menjelajah lah,
dan renungkan keajaiban-Nya,
sampai lenyap engkau
dalam ketakjuban akan keagungan-Nya.
dan renungkan keajaiban-Nya,
sampai lenyap engkau
dalam ketakjuban akan keagungan-Nya.
Ketika sang penyaksi keajaiban Rabbul Izzati
tanggal kesombongan dan bangga-diri-nya
--ketika merenungkan penciptaan-Nya--
akan diketahuinya dengan haqq kedudukan dirinya,
sehingga bisu dia tentang Dia.
tanggal kesombongan dan bangga-diri-nya
--ketika merenungkan penciptaan-Nya--
akan diketahuinya dengan haqq kedudukan dirinya,
sehingga bisu dia tentang Dia.
Sampai dari dalam jiwanya akan terlontar,
"tak mampu aku memuji-Mu dengan haqq"
karena mengenai Dzat-Mu itu suatu soal
diluar pengertian dan pembatasan.
"tak mampu aku memuji-Mu dengan haqq"
karena mengenai Dzat-Mu itu suatu soal
diluar pengertian dan pembatasan.
"Dan sesungguhnya jika Kami perintahkan kepada mereka, 'Bunuhlah diri-dirimu atau keluar lah kalian dari kampung halamanmu,' niscaya mereka tidak akan melakukannya, kecuali sebagian kecil dari mereka ..."
(QS an Nisaa' [4]: 66)
(QS an Nisaa' [4]: 66)
Disini, "anfusakum" = jiwa (jamak). Jiwa adalah hakikat insan. Jiwa itu aspek yang berada di dalam jasmani seorang insan. Maka yang harus mengalami kematian (demi kematian) adalah sang jiwa; karena dengan itu lah jiwa dimurnikan kembali. Sebuah proses panjang yang hanya dapat dilakukan dalam pendidikan seorang Guru Sejati.
Jadi bukan aspek jasmani dari insan yang dibunuh, karena itu bertentangan dengan syariah yang merupakan pagar pengaman dari thariqah.
Istiqamahlah apabila anda telah berkata "Satu", maka janganlah sekali-kali berkata "dua". Ada Khaliq ada makhluk, ada hamba ada Tuhan, bererti adanya dualiti. Tetaplah bergantung kepada Allah sahaja dan usahlah memikirkan makhluk kerana makhluk itu tidak wujud dalam pandangan keruhanian anda.
Cintailah Yang Satu lagi Ahad yang kekal dan tidak binasa.
Dengan itu hakikat diri anda pun akan hidup kekal dan tidak lenyap serta binasa.
Cintailah Yang Satu lagi Ahad yang kekal dan tidak binasa.
Dengan itu hakikat diri anda pun akan hidup kekal dan tidak lenyap serta binasa.
No comments:
Post a Comment