Friday 24 November 2017

kh

*Apakah Allah dan Muhammad itu adalah sesuatu yang berbeda atau kah memang ESA?*
Tidak ada sesuatu pun yang wujud itu berbeda, sebab pada hakikatnya adalah AKU, segala yang ada selain AKU adalah penampakan lahiriah diri-KU semata, sehingga keberadaan makhluk tergantung pada keberadaanKU, atau berasal dari wujudKU, jadi Manusia yang paling sempurna itu adalah perwujudan penampakan diriKU selaku Tuhan yang paling sempurna.
Maka dari itulah bahwa wujudKU ini satu namun AKU memiliki penampakan yang disebut dengan alam dan ketersembunyianKU yang dikenal dengan Asma (nama-nama), dan memiliki pemisah yang disebut dengan BARZAKH yang menghimpun dan memisahkan antara zahir dan batin itulah yang dikenal dengan INSAN KAMIL.
Maka dari itu AKU adalah Tuhan yang bernama Allah, Allah itulah sebagai Nama Yang Teragung dan sebagai TA’AYUN pernyataanKU yang pertama, AKU merupakan sumber segala nama, dan tujuan terakhir dari segala tujuan, dan arah dari segala keinginan, serta mencakup segala tuntutan, kepadaKUlah isyarat yang AKU firmankan kepada RasulKU, bahwa kepada Tuhanmulah tujuan terakhir, karena engkau adalah mazhar dari pernyataanKU yang pertama (Ta’ayyun Awwal), dan AKUlah Tuhan Yang Teragung itu.
Jadi segala nama dari nama-nama yang ada merupakan gambaran dalam ilmu-KU yang bernama dengan ‘Mahiyyat’ atau ‘Ain sabitah’ dzat yang tetap, maka setiap nama juga memiliki gambaran diluar yang diberi nama dengan mazahir penampakan atau fenomena dan segala nama tadi merupakan pengatur dari mazahir fenomena-fenomena ini, sedang Haqiqat Muhammad itu merupakan gambaran dari namaKU yang menghimpunkan segala nama KetuhananKU yang dariKU munculah limpahan atas segala yang ada dan AKUlah sebagai Tuhan mu.
Maka dari itu Muhammad itu adalah yang mengatur gambaran alam seluruhnya dan AKUlah Tuhan yang tampil padanya disebut dengan RABB, jadi perlu engkau ketahui bahwa yang dimaksud dengan Haqiqat Muhammadi disini bukanNya hanya Nabi Muhammad s.a.w. sebagai manusia namun Haqiqat Muhammad adalah Asma dan SifatKU serta AkhlaqKU semata, sehingga Nabi Muhammad s.a.w disebut dengan Muhammad karena Beliau mampu berakhlaq dengan seluruh akhlaq KetuhananKU tersebut.
Ketahuilah bahwa yang ada hanya Sifat-SifatKU, Af’alKU maka semuanya adalah AKU, denganKU, dariKU, demiKU dan kepadaKU, jadi kalaulah AKU terhijab dari alam ini walaupun sekejap maka binasalah alam ini secara keseluruhan, kekalnya alam ini dengan penjagaanKU dan penglihatanKU kepada alam, akan tetapi jika sesuatu sangat tampak jelas dengan cahayaKU hingga pemahaman tidak mampu untuk mengetahuiKU maka penampakan itulah yang disebut dengan hijab.
Jadi Asma dan Sifat itulah yang disebut dengan Haqiqat Muhammad, dan alam muncul dari hakikat tersebut, oleh sebab itu ALAM pada hakikatnya adalah satu namun yang hilang dan muncul adalah gambarnya saja, Maksudnya hakikat alam tadi berasal dari DZat Yang Satu, yang pada dasarnya gambaran alam tadi hilang dan muncul, artinya alam itu pada hakikatnya tiada berupa dan bertampan hanya gambaran saja, dalam hal ini telah AKU menyatakan: “Maha Suci AKU yang menciptakan segala sesuatu AKUlah segala sesuatu tadi.”
Artinya penampakanmu itu tiada lain AKU jua, yang tampil darimu adalah AKU jua adanya, jadi lebih jelasnya wujud alam ini tidak benar-benar sendiri, melainkan terjadi melalui pancaran, Yang dimaksud dengan pancaran disini adalah bagaikan memancarnya pengetahuan dari KU, seperti halnya alam ini bukan benar-benar DZatKU, karena ia merupakan wujud yang baru, alam juga tidak benar-benar lain dariKU karena ia bukan wujud kedua yang berdiri sendiri disampingKU.
Jadi alam bukanlah sebenarnya AKU namun pancaranKU dengan kata lain hijabKU, maka hal ini dikuatkan hanya SATU WUJUD dan seluruh kesempurnaan tiada lain adalah pancaran dari WujudKU Yang Satu, maka kesimpulannya yang tampak itulah makhluk ciptaanKU sedang DZatKU tetaplah ghaib, Hal ini sudah jelas bahwa AKU nyata ditinjau dari penampakan pada ciptaanKU dan batin dari segi DZatKU.
Untuk lebih jelasnya, Tajalli AKU pada tingkatan wujud adalah merupakan penampakanKU berupa kesempurnaan dan keagungan yang abadi, DZatKU merupakan sumber pancaran yang tak pernah habis keindahan dan keagunganKU, sebab AKU merupakan perbendaharaan yang tersembunyi yang ingin tampil dan dikenal, AKUlah Kanzun Mahfiyyan (perbendaharaan tersembunyi) tersebut dengan Tajalli Haq yang merupakan penampakan-penampakan dari keagungan, keindahan dan kesempurnaanKU dalam pentas alam yang maha luas.
Tajalli Al-Wujud itu adalah gambaran diriKU untuk diriKU dari diriKU maka dalam hal ini AKU terbebas dari segala gambaran dan penampakan, ini dikenal dengan Ahadiyyat, pada keadaan ini tampak ZatKU terbebas dari segala sifat, nama, kualiti, dan gambaran, sebab AKU merupakan Zat Yang Suci yang dikenal dengan rahasia dari segala rahasia( sirrul sirr), ghaib dari segala yang ghaib, sebagaimana dirimu merupakan penampakan DZatKU, atau cermin yang terpantul darimu hakikat keberadaanKU yang mutlak.
Tajalli Wujud Sifat itu merupakan pernyataanKU dengan diriKU, untuk diriKU, pada penampakan kesempurnaanKU (asma) dan penampakan sifat-sifatKU yang azali, sehingga keadaan ini dikenal dengan WAHDAH, pada hal ini tampak hakikat keberadaan yang mutlak dalam hiasan kesempurnaan inilah yang dikenal dengan Haqiqat Muhammad (kebenaran yang terpuji), setelah AKU tersembunyi pada rahasia ghaib yang mutlak dengan jalan Faid Al-Aqdas (atau limpahan yang paling suci karena engkau langsung dari DZatKU)
Dalam keadaan ini tampillah Al-A’yan As-Sabitah (kesempurnaan yang tetap) atau ma’lumatKU Tajalli Wujud Fi’liyyah (af’aliyyah) yaitu pernyataanKU dengan diriKU untuk diriKU dalam fenomena kesempurnaan yang luar (A’yan Kharijah) atau hakikat-hakikat alam semesta, keadaan ini dikenal dengan MUTLAK dengan DZatKU, sifatKU dan perbuatanKU dengan jalan limpahan yang suci (al-faid al-muqaddas). Maka AKU pun tampak pada gambaran kesempurnaan luar (A’yan Kharijah), baik yang abstrak maupun yang konkrit yang merupakan asal dari alam semesta seluruhnya
AKU merupakan awal dari tajalli wujud segala fenomena dan dimensi, jadi AKU tidak berasal dari ketiadaan dan tidak berakhir kepada ketiadaan pula, sebab AKU merupakan absolut yang berada pada tingkatan yang absolut, AKU adalah HAQ baik dalam tahap Zat, Sifat dan Af’al, semuanya adalah penampakan dari hakikatKU yang satu.
Dalam hal ini ada sebahagian golongan yang terpeleset jatuh dalam kekhilafan dari yang sebenarnya, sebab kesaksian ini terjadi karena mereka belum benar benar mencapai apa yang dicapai oleh muhaqiqin, Kalau mereka mencapai apa yang dicapai oleh muhaqiqin maka mereka tidak akan berkata demikian dan menetapkan segala hakikat pada tempatnya dan mengetahuinya dengan ilmu dan penyingkapan, jadi Tauhid itu adalah penyaksian dan bukan pengetahuan, barang siapa menyaksikan maka ia telah bertauhid barang siapa hanya mengetahui ia belumlah bertauhid.

No comments:

Post a Comment