Monday, 5 August 2019



❤️ Ya Kamu kekasih Allah…, 🙏🏽🌹
“Pada suatu ketika dahulu tersebutlah kisah seorang anak Gadis complained to her father that her life was miserable, segala apa yang dia lakukan seolah hanyalah demi untuk membunuh masa kosongnya sahaja, sedangkan dia tidak pernah dapatkan apa yang sebenarnya diinginkan dan untuk menempuh hari-hari selanjutnya dia merasakan begitu sukar dan amat payah untuk menyatukan ‘apa yang di inginkan’ dengan ‘apa yang harus diperlakukan’, segalanya terlalu menyisih tiada berlaku persamaan dan semangat hidup semakin hari semakin membosankan dan seakan mula semakin melamahkan perasaannya and that she didn’t know how she was going to make it. Dia dibelenggui kekeliruan bagi menentukan arah kehidupannya..
.
Hari berganti hari, Sama sahaja, semalam dan ini hari, dia terus menerus berperang dengan suasana yang sama, Malamnya terlantar di katil, akalnya merayap menerjah lelangit kamarnya, fikira melayang menebusi gelap malam, begitu payah untuk melelapkan matanya. Siangnya terganggu, keterpaksaan belaku menipu diri.
She was tired of fighting and struggling all
the time. Satu masalah selesai, satu yang
lain timbul menjelma memperkenalkan diri,
It seemed just as one problem was solved, another one soon followed. Sungguh-sungguh amatlah menyakitkan Hati.
‘Ayahnya seorang tukang masak, Ok..,
took her to the kitchen. He filled three pots with water and placed each on a high fire. Once the three pots mula bergelocak mendidih, he placed potatoes in one pot, Masukkan tiga biji telur ke second pot, and ground coffee beans in the third pot. He then let them sit and boil, without saying a word to his daughter. Anak Gadisnya mula membebel impatiently waited, wondering what he was doing?.
20 minit kemudian He turned off the burners. He took Ubi Kentang out of the pot and placed them in a bowl. He pulled Telur out
and letakkan semuanya in a bowl.
He then ladled the coffee out and placed it in a cup. Lalu berpusing ke arah Anaknya. “Daughter, what do you see?”
“Potatoes, eggs, and coffee,” Anak gadisnya hastily replied.
“Look closer,take your time ey.. perhatikan betul-betul” he said, “and touch the potatoes.” She did and noted that they were soft. Tidak lagi keras seperti asalnya. He then asked her to take an egg and break it.
Selepas dia mengupas kulitnya, she observed the hard-boiled egg. Finally, he asked her to sip the coffee. Its rich aroma brought a smile to her face.
“Father, what does this mean?, apakah tujuan kamu lakukan ini semua?” she asked.
He then explained that the potatoes ubi Kentang, the eggs telur and coffee beans
biji Kopi, masing masing memiliki ‘kesukaran’ yang agak sama, each of them faced the same adversity, iaitu berserah kepada Air panas yang sedang medidih.
However, each one reacted differently. Berkesudahan juga dengan menzahirkan keberlainan Syariat pada Hakikat sifat asalnya.
“The potato went in strong, keras, and unrelenting, but in boiling water, setelah di rebuskan it became lembut dan lemah, mudah pecah hancur dan di lumatkan. The egg was fragile, mudah pecah, dengan memiliki kulit yang nipis lagi rapuh protecting its liquid interior until it was put in air yang panas medidih. Then the inside of the egg became hard, Keras! bersebelahan dengan keadaan Hakikat asalnya.
Walau bagaimana pun, the ground coffee beans were unique. Selepas sahaja they were exposed to the boiling water, they changed the water and created something new. Merubah suasana keduanya, Tiada lagi keujudan biji Kopi dan tiada lagi wajahnya Air panas.. lebur menjadi SATU,
‘lenyaplah Keakuan maka lenyap pilihan, terujud yang satu terlerailah segala yang mengeliru.., ”
So Sayang now you tell me,“Which are you,” Si Ayah bertanya kepada Anak Gadisnya. “When adversity knocks on your own life door!, how do you respond? Are you a potato, an egg, or a coffee bean? “
Anak Gadisnya terdiam dan mula berfikir sejenak.
“Sayang ku.., Dalam kehidupan, In life, things happen dikeliling kita, things juga happen pada kita, but the only thing that truly matters is what happens within us, dalam akal dan perasaan kita, seterusnya yang berlaku di persada jiwa kita... ini yang penting yang harus kita awasi, Seorang Raja akan berubah batinnya sebagai Pengemis, si pengemis juga mampu menjadi sebagai Raja didalam batinnya, Si pencinta mampu sahaja berubah menjadi penipu dan membuahkan kebencian, ini semua adalah soal dalaman kita..”
“So Sayang ku, ‘Which one are you?’ and remember.., Life is 10% what happens to you.., and 90% how you respond to it, awasilah akal fikiran kamu, renunglah dengan teliti bagaimana bentuk tindak balas reaksi yang bakal kamu kembalikan…”
Anak Gadis memandang ke mata Ayahnya, Ayahnya mempamirkan senyuman paling manis, lantas menarik Anaknya dan memeluknya lalu dengan perlahan seperti berbisik-bisik Ayahnya berkata
“Sayang ku Aminah, Pilihlah seperti mana bijian Kopi menyerah keberADAannya didalam air yang maha panas, Lenyapkanlah keujudan mu ke keberADAan yang maha berkuasa.., lenyap saja diri mu menjadi SATU,
pandangilah segala sesuatu itu teterbitnya jua dari yang Satu, lenyap ujud Biji Kopi, lenyap jualah air yang panas.. SATU!, dan bila satu mula menyatu padu, nescaya pasti tiada lagi seteru dan tiadalah lagi keliru..”
.. .❤️
💕 https://youtu.be/1PDdCmJ84LI 💕
. 🌹🌹🌹🌹

No comments:

Post a Comment