Thursday 27 December 2018

TAMADUN YANG HILANG

TAMADUN YANG HILANG
________________________________________
Pada zaman dahulu kala, dunia kita jauh berbeza dengan apa yang kita lihat pada hari ini. Jumlah manusia lebih sedikit, dan kita jauh lebih dekat dengan alam. Manusia dapat memahami bahasa hujan, angin, tanaman, dan juga Sang Pencipta Agung. Mereka bahkan tahu bagaimana cara untuk berbicara dengan bintang-bintang dan penduduk luar angkasa. Mereka sedar bahawa kehidupan itu suci, dan setiap makhluk itu istimewa, kesemuanya saling wujud melengkapi dan berinteraksi dengan sempurna bersama yang lainnya.
________________________________________
Kemudian sesuatu terjadi. Tidak ada yang tahu kenapa, tapi orang-orang mulai lupa siapa sebenarnya diri mereka. Dalam kealpaan ini, mereka mulai merasa terpisah—terpisah dari diri, dari satu sama lain, bahkan dari Sang Pencipta. Mereka tersesat dan mengembara tanpa arah dan panduan. Dalam keadaan seperti itu, mereka merasa harus berjuang untuk bertahan hidup dan melindungi diri sendiri dari kekuatan-kekuatan alam yang memberi mereka kehidupan. Tidak lama berselang, seluruh usaha mereka telah pun dihabiskan untuk melindungi diri dari dunia.
________________________________________
Meskipun mereka telah melupakan jati dirinya, di suatu tempat dalam diri mereka, anugerah dari nenek moyang mereka tetap bertahan. Masih ada sekeping kenangan yang hidup dalam diri mereka. Dalam mimpi-mimpi lalu, mereka tahu bahawa mereka pernah memiliki kekuatan untuk menyembuhkan tubuh mereka sendiri, mendatangkan hujan dan awan apabila diperlukan, dan berkomunikasi dengan roh. Mereka tahu bahawa mereka sebenarnya mampu menemukan kembali diri mereka.
________________________________________
Mereka mulai membangunkan benda-benda ‘di luar’ diri mereka untuk mengingatkan mereka tentang siapa sesungguhnya mereka ‘di dalam’ diri mereka sendiri. Seiring zaman berlalu, mereka menciptakan mesin dan alat untuk menyembuhkan, mencampur bahan kimia untuk meningkatkan kualiti bahan, dan membentangkan kabel untuk membolehkan komunikasi jarak jauh. Semakin jauh mereka mengembara keluar dari dunia batin, maka semakin jauh mereka dari kehidupan di dalam yang pernah mereka kuasai suatu ketika dulu.

No comments:

Post a Comment