Monday, 27 June 2016

Tsumamah

Seorang lelaki Arab bernama Tsumamah bin Itsal dari Kabilah Al Yamamah pergi ke Madinah dengan tujuan hendak membunuh Nabi Shalallahu alaihi wa sallam. Segala persiapan telah dibuat, senjata sudah disandangnya, dan dia pun sudah masuk ke kota suci tempat Rasulullah saw tinggal itu. Dengan semangat meluap-luap dia mencari majlis Rasulullah, langsung didatanginya untuk melaksanakan maksud tujuannya. Tatkala Tsumamah datang, Umar bin Khattab ra. yang melihat gelagat mencurigakan pada penampilannya menghadang. Umar bertanya, "Apa tujuan kedatanganmu ke Madinah? Bukankah engkau seorang musyrik?"

Dengan terang-terangan Tsumamah menjawab, "Aku datang ke kota ini hanya untuk membunuh Muhammad!".

Mendengar ucapannya, dengan sigap Umar langsung cuba menangkapnya. Tsumamah tak sanggup melawan Umar yang perkasa dan akhirnya Umar berjaya merampas senjatanya dan mengikat tangannya kemudian dibawa ke masjid. Setelah mengikat Tsumamah di salah satu tiang masjid Umar segera melaporkan kejadian ini pada Rasulullah saw.

Rasulullah saw segera keluar menemui orang yang ingin membunuhnya itu. Setibanya di tempat tersebut, beliau mengamati wajah Tsumamah baik-baik, kemudian berkata pada para sahabatnya, "Apakah ada di antara kalian yang sudah memberinya makan?".

Para sahabat yang ada disitu tentu saja kaget dengan pertanyaan Nabi saw. Umar yang sejak tadi menunggu perintah Rasulullah saw untuk membunuh orang ini seakan tidak percaya dengan apa yang didengarnya dari Rasulullah. Maka Umar memberanikan diri bertanya, "Makanan apa yang anda maksudkan wahai Rasulullah? Orang ini datang ke sini ingin membunuh bukan ingin masuk Islam!",

 Namun Rasulullah tidak menghiraukan sanggahan Umar. Beliau berkata, "Tolong ambilkan segelas susu dari rumahku, dan buka tali pengikat orang itu".

Walaupun merasa hairan, Umar mematuhi perintah Rasulullah. Setelah memberi minum kepada Tsumamah, Rasulullah dengan sopan berkata kepadanya, "Ucapkanlah Laa ilaha illa-Llah (Tiada ilah selain Allah)." Si musyrik itu menjawab dengan kasar, "Aku tidak akan mengucapkannya!". Rasulullah memujuk lagi, "Katakanlah, Aku bersaksi tiada ilah selain Allah dan Muhammad itu Rasul Allah."

Namun Tsumamah tetap berkata dengan nada keras, "Aku tidak akan mengucapkannya!"

Para sahabat yang ada di situ tentu saja menjadi geram terhadap orang yang tak tahu untung itu. Tetapi Rasulullah membebaskan dan menyuruhnya pergi. Tsumamah yang musyrik itu bangkit seolah-olah hendak pulang ke negerinya. Tetapi belum berapa jauh dari masjid, dia kembali kepada Rasulullah dengan wajah ramah berseri. Dia berkata, "Ya Rasulullah, aku bersaksi tiada ilah selain Allah dan Muhammad Rasul Allah."

Rasulullah tersenyum dan bertanya, "Mengapa engkau tidak mengucapkannya ketika aku memerintahkan kepadamu tadi?" Tsumamah menjawab, "Aku tidak mengucapkannya ketika masih belum kau bebaskan kerana khuatir ada yang menganggap aku masuk Islam kerana takut kepadamu. Namun setelah engkau membebaskanku, aku masuk Islam semata-mata kerana mengharap keredhaan Allah Robbul Alamin."

Pada suatu kesempatan, Tsumamah bin Itsal berkata, "Ketika aku memasuki kota Madinah, tiada yang lebih kubenci dari Muhammad. Tetapi setelah aku meninggalkan kota itu, tiada seorang pun di muka bumi yang lebih kucintai selain Muhammad Rasulullah.".

No comments:

Post a Comment