Rasa Bertuhan
Kita mesti mengenal TUHAN melalui ilmu. Cuba kita lihat sejarah Rasulullah SAW yang terbagi dua iaitu memperjuangkan TUHAN selama 13 tahun dan memperjuangkan syariat TUHAN selama 10 tahun.
________________________________________________________
Padahal TUHAN itu Esa, sedangkan syariat TUHAN beribu banyaknya tapi masa yang diambil untuk memperjuangkan TUHAN lebih banyak. Sebab..., apa arti berjuang bila tidak cinta TUHAN, apa arti shalat, bila tidak cinta TUHAN. Apa arti menolong orang tua bila tidak cinta TUHAN. Padahal sayang lebih besar dari menolong. Sayang lebih besar daripada patuh.
________________________________________________________
Sebab itulh kalau shalat, puasa, naik haji dan lain-lain akan ditolak kalau dibuat tanpa cinta TUHAN. Apa artinya bersyariat kalau tidak kenal TUHAN dan kalau tidak ada hubungan dengn TUHAN. Padahal syariat adalah yang menghubungkan dengan TUHAN.
________________________________________________________
Disinilah kesalahan kebanyakan para ulama kita, para mubaligh dan para pejuang, lebih banyak menceritakan tentang halal, dan haram buruk dan baik. Masih banyak lagi masyarakat yang tidak shalat dan tidak faham tentang TUHAN, tiba-tiba mereka hendak menegakkan hukum hudud. Sedangkan hudud ini dalam Islam kedudukannya di hujung. Akibatnya orang takut dengan Islam.
________________________________________________________
Dia belum lagi suka dengan shalat, tiba-tiba dikenalkan dengan potong tangan potong kaki. Sebab itu orang takut. Karana itu kenalkan dluTUHAN baru bersyariat. Kalau sudah cinta dengan TUHAN, jangankan shalat, nyawa pun dia berikan. Inilah masalah umat Islam seluruh dunia. Banyak pejuang Islam di seluruh dunia, mengenalkan Islam dengan peperangan. Padahal Allah mengutus Rasulullah SAW untuk Islamkan orang, bukan untuk membunuh orang. Rasulullah SAW datang dengan kasih sayang, bukan membawa kebengisan.
________________________________________________________
Yang sebenarnya lebih baik pendekatan kita adalah untuk mengenalkan dan memberi kefahaman tentang takut dan cinta dengan TUHAN. Hari ini pendekatan para ulama, para pendakwah, pejuang-pejuang, pendekatannya lebih banyak menceritakan syariat daripada menceritakan TUHAN. Bila syariat banyak diceritakan, tentang TUHAN hanya sedikit saja, maka kalau ada orang yang dapat menegakkan syariat tapi akhirnya syariat ... menjadi ideologi.
________________________________________________________
Akibatnya walaupun banyak shalat, naik haji berulang kali tapi jiwanya tidak berubah. Mengapa shalat tidak melahirkan akhlak mulia? Mengapa berjuang tidak melahirkan akhlak mulia? Pergi umrah, naik haji, belajar, baca quran, tidak melahirkan akhlak mulia? Mengapa tidak lahir? Sebab orang beribadah bukan kerana mencintai TUHAN. Dia beribadah dan bersyariat tapi terputus dengan TUHAN, sebab itu beribadah dengan terpaksa.!!
________________________________________________________
Setelah kejatuhan empayar Islam setelah 700 tahun, orang hanya mengenalkan syariat saja. TUHAN tidak dikenalkan lagi. Kalaupun hendak mengenalkan TUHAN, hanya mengenalkan saja, tidak sampai rasa cinta, tidak sampai rasa takut, ini penyebabnya.
________________________________________________________
Bahkan orang yang tidak kenal TUHAN, ketika beribadah jemu, maka untuk apa bersyariat. Sedangkan kalau kita buat kerja untuk orang yang kita kasihi, tidak kenal lelah, rasa senang. Susah pun tidak mengapa. Tapi kalau bekerja untuk orang yang bukan kita kasihi, betapa tersiksanya. Seperti kita buat kerja di Rumah janda Atau kantoran,pabrik dll, kita tidak suka dengan boss, betapa siksanya, hendak datang bekerja. Tapi kalau kita sayang dengan Janda,Alahaiii atau boss, kita buat kerja tidak mengenal lelah.
________________________________________________________
Begitulah kalau sudah "kasih", menjalankan arahannya kita merasa senang, sedekah mrasa senang, puasa, shalat rasa senang. Kalau kita tidak sayang, maka shalat pun tidak terasa indah, tidak rasa senang, sebab tidak kenal dengan TUHAN, tidak kenal dengan yang punya syariat, itu penyakitnya.
________________________________________________________
Kalau kita sayang dengan orang tua, maka kita tidak tunggu dia hendak beri makan atau tidak, apakah dia akan memberi pakaian atau tidak, kita tetap rasa senang. Tetapi kalau kita tidak sayang dengan TUHAN, bila doa kita tidak dikabulkan, kita marah dengan TUHAN.
________________________________________________________
Kita dapat melihat dalam sebuah keluarga, anak yang baik, walaupun orang tua tidak memberi, dia tidak marah, tapi anak yang jahat, orang tua tidak memberi, dia marah. Hamba yang baik, TUHAN tidak memberi, tidak apa-apa. Bagi dia, itu bukan satu masalah. Aku ingin berkhidmat dengan TUHAN. Kalau orang yang tidak baik, ketika doanya tidak dikabulkan dia protes dengan TUHAN.
________________________________________________________
Yang sebenarnya kalau orang faham tentang TUHAN, maka yang lazat itu bukan ketika Dia memberi sesuatu, tapi berkhidmat dengan Allah itu yang lazat. Dapat kelazatan berkhidmat itu satu nikmat yang besar.
________________________________________________________
Tapi itu tidak mudah, mesti benar-benar mengenal dengan TUHAN. Kalau sekadar beriman saja, tidak akan mencapai taraf itu. Sekadar iman yang sah saja, baru sampai tahap asas. Dari kecil sampai besar iman sampai tahap asas saja, walaupun shalatnya banyak, wiridnya banyak, tapi iman tidak berkembang. Sebab itu akhirnya jemu dengan ibadah. Lebih-lebih lagi kalau TUHAN uji, hati pun berkata aku sudah shalat, sudah puasa, sudah wirid banyak, tapi TUHAN masih menguji.
________________________________________________________
Sebab itu para malaikat, walaupun ibadah tidak banyak, hanya satu saja tapi ibadahnya terasa lazat, mabuk, sebab dia kenal TUHAN. Walaupun ibadahnya hanya tasbih saja, tahmid saja tapi terasa lazat. Kalau sujud, sujud saja dia terasa lazat. Malaikat itu hanya satu saja ibadahnya, dia sudah terasa lazat dengan ibadahnya itu, tidak jemu atau bosen.
________________________________________________________
Begitu juga dengan Nabi Adam, ketika dia berbuat kesalahan, dia rasa menyesal dan sujud selama 40 tahun, dia tak sedar sebab dia sudah terasa lazat dengan sujud itu. Kerana itu kalaulah kita dapat merasakan sebagaimana yang TUHAN firmankan, TUHAN bersama dengan hambaNya, di mana saja berada. Maka di mana-mana kita merasakan TUHAN melihat, TUHAN mendengar, dimana saja. Tentu kita tidak akan terganggu dengan hal-hal lain,
________________________________________________________
Kalaulah kita ibaratkan ada harimau di depan kita, kita sadar di depan kita itu benar-benar harimau, dapatkah saat itu kita teringat makan,teringat janda bohai teringat isteri, teringat ingin ke pasar dan lain-lain..Tentu tidak dapat. Begitulah juga dengan TUHAN, kalau kita merasa TUHAN itu wujud, mendengar, melihat, maka apa saja tidak akan menganggu kita, seperti duit, pangkat, kekayaan, dan lain-lain Sebab itu roh mesti kita hidupkan selalu dengan TUHAN. Rasa berTUHAN itu sangat penting, bukan hanya sekedar percaya saja dengan TUHAN tapi rasakan.
__________________
(Tuak Lombok ilahi)
No comments:
Post a Comment