Puncak makrifat
Inilah yang disebut Tajalli.
Dalam istilah lain disebut juga Musyahadah atau Mukhasafah.
Manusia yang sudah mencapai Tajalli berarti ia telah bermikraj.
==============================================
Dalam peristiwa Isra Mikraj, Nabi diceritakan telah sampai ke "Pohon Sidrah" (Pohon Lotus) yang biasa dikenal dengan sebutan Sidratul Muntaha.
________________________________________________________
Dengan Mikraj berarti beliau telah sampai kepada Allah lalu menemui-Nya.
Nabi mengatakan : Ra'aitu Robbii fii ahsani su'uura
(Aku telah melihat Tuhanku yang seelok-eloknya rupa yang tiada umpamanya).
________________________________________________________
Dengan demikian, tidak ada hijab lagi antara diri dan Allah. Yang ditemui adalah Cahaya diatas cahaya !
"Allah adalah cahaya semua langit dan bumi.
Perumpamaan cahaya Allah adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus yang didalamnya ada pelita besar.
Pelita itu didalam kaca (dan) kaca itu bak bintang yang memancarkan sinar gemerlapan yang dinyalakan (dengan minyak) dari pohon yang diberkati - yaitu pohon zaitun yang tidak tumbuh di timur maupun barat.
Minyaknya pun bercahaya meski tidak disentuh api.
Cahaya diatas cahaya. Allah memberikan cahaya pada orang yang menghendaki cahaya-Nya".
(Q.S An Nuur (24):35)
________________________________________________________
sholatnya orang-orang beriman (makrifat) sangatlah khusyu karena ketika mereka sholat, tidak ada hijab antara ia dan Allah.
________________________________________________________
Nabi bersabda :
"Sholat adalah mikrajnya orang-orang yang beriman".
________________________________________________________
Ya! Hanya orang-orang berimanlah yang mengalami Mikraj ketika sholatnya Ini artinya mereka tidak menyembah adam sarpin (kekosongan).
Mereka bashar (melihat) Allah ketika sholat dan Allah pun bashar kepada mereka.
________________________________________________________
Rahasia Ilahi Bukanlah Tujuan Utama Orang 'Arif.
Di saat tekad seorang salik ingin berhenti pada apa yang tersingkap baginya, suara-suara hakikat pun memperingatkannya, "Yang kau cari ada di depanmu"
Dan di saat pesona alam tampak menggoda, hakikat-hakikatnya pun berujar, "Kami hanyalah ujian, maka jangan kau kufur"
________________________________________________________
Tekad seorang salik (peniti jalan menuju Allah) tidak akan berhenti setelah mendapatkan makrifat, rahasia dan cahaya-cahaya Ilahi. Ia tidak akan memandang bahwa makrifat, ahwal dan maqam yang telah diraihnya merupakan tujuan utama dan akhir dari perjalanannya.
________________________________________________________
Bisikan-bisikan hakikat ilahi akan menyeru hatinya agar tidak berhenti sampai di situ, "Karena apa yang kau cari ada di depanmu!" Apa yang dicari dan diinginkan seorang salik adalah "Sampai kepada Tuhannya", bukan sampai kepada sesuatu selain-Nya.
________________________________________________________
Saat dunia menebar pesonanya, ia akan berseru dengan suara yang tak tak kau dengar, "Kami hanya ujian dan cobaan maka jangan kau tertipu oleh kami dan jangan berhenti sampai di sini. Jangan jadikan dirimu budak kami sehingga kau terhalang dari Allah karena sikap semacam ini sama saja dengan kufur terhadap nikmat Tuhan Pemberi Nikmat."
________________________________________________________
Syukur atas nikmat Tuhan diwujudkan dengan cara menemui dan mendatangi Tuhan Yang Mamberi nikmat, sedangkan sikap berpaling dari nikmat, namun di saat yang sama tetap menikmati nikmat tersebut, adalah cerminan sikap tidak tahu diri di hadapan Tuhan.
___________________
(Tuak Lombok ilahi)
No comments:
Post a Comment