MaQam Tuhan
==============
Seorang insan kamil (manusia sempurna) ; bagi mereka, tak ada atau tak perlu lagi kepada sama atau kedudukan , atau dengan pangkat. Arif/wali. Atau dengan mengulang-ulang kata-kata hamba, atau manusia atau makhluk. Dia tidak perlu lagi mengata zat atau sifat. Apalagi kata-kata sariat dan tharekat, dia tidak memerlukan lagi kata-kata hakikat ma’rifat.
________________________________________________________
Hanyalah ia diam dalam malaqutnya dan tunggal dalam jabarutnya. Hanya tinggal AKUdalam isyaratnya. Jadi kata-kata AKU telah mencakup keseluruhan seisi langit dan bumi, Arsy dan kursyi, Luh dan kalam,dunia dan akhirat.
Demikianlah hakikat ketuhanan yang maha ESA. Kembali kepada asalnya (awalnya). Sebelum ada yang mengenalnya. Belum tahu namanya, apalagi sift dan zatnya. Dan sebelum menjadikan RUH dan ARAD nya. Sedangkan NUR MUHAMMADIYAH belum ada. Dia berdiri sendiri, hidup sendiri, tanpa RUH dan jasad. Jadi pada hakikatnya tidak memerlukan apa-apa cukup dengan AKU. Tidak pakai kata-kata ENGKAU. Hanya simpun dalam KALIMAH AKU.
________________________________________________________
Dan kalimah AKU ini harus lenyap pula dalam huruf dan kata-kata dan dalam suara. Artinya: tiada huruf, tiada kata-kata, dan suara. Inilah yang sebenar-benarnya fana dan lenyap dan baqa dan baqaul baqa. Tidak ada diatas ini lagi.
Kata-kata AKU disini hanya ada dalam KAIMINYAK BATHIN. Ada kata, tetapi tiada berkata, ada huruf tetapi tiada berhuruf dan ada suara, tetapi tidak bersuara. Dikatakan diam, tidak berdiam. Dikatakan berdiam padahal tidak diam. AKU disini ialah ALHAQQU.
________________________________________________________
Jadi akuan orang hawas dengan akuan orang alim/awam adalah berlainan. Akuan orang awam/alim masih konselit. Sedang akuan orang hawas adalah putus hubungan dengan makhluk. Tidak ada duanya lagi, atau siriknya lagi, atau tidak ada berbau makhluk lagi. Ia satu rahasia dengan Tuhan dan satu dengan seluruh alam
Dan satu dengan seluruh perikemanusiaan. Satu ujud, satu nyawa, satu rasa, satu rahasia, satu zat, satu sifat, satu asma, satu perbuatan, satu iradat, satu kekuasaan, satu undang-undang dan satu keputusan. Dalam tingkat ini tidak ada lagi dua kata. Atau dua bagian, atau dua zat, dua sifat, dua perbuatan. Semuanya terlingkup dalam satu kata, satu maksud dan satu tujuan.
________________________________________________________
Pokoknya serba satu, bukan serba dua. Apabila masih ada merasa dua ujud, atau dua perbuatan atau dua bahagi, atau dua pandangan, maka nyatalah ia masih terdinding. Orang yang benar-benar ma’rifat kepada Tuhannya, ia tidak meadakan selain dirinya. Tidak meadakan perbuatan lain, selain perbuatan dirinya, dan tidak ada pandangan lain, selain pandangan dirinya sendiri. Ia tidak mendatangkan pembela dari langit, atau pengampunan dari luar dirinya, ia hadapi semua itu dengan apa yang ada pada dirinya. Ia telah merasa bahwa AL-HAQ ada padanya. AL-HAQ itulah dirinya. Dan AL-HAQ itulah jaminannya.
________________________________________________________
Semua orang menghadap Tuhan, membawa jaminan pahala dan kebajikan. Yaitu amal sembahyang dan amal puasa dan seluruhnya, amal-amal kebaikan dengan anggota tubuh.
Tetapi orang yang berada pada maqam Tuhan semata itu; jaminannya tak ada apa-apa. Hanya AL-HAQ jaminannya. Hanya Allah-lah yang menutupi kekurangan-kekurangannya.
________________________________________________________
Sebenarnya tidak ada kekurangan-kekurangannya, atau tidak ada kelebihannya ; hanyalah itu kata-kata mutiara saja. Lapang dan sempit ada pda Tuhan. Tetapi bagi orang hawas, semuanya lapang. Semuanya nikmat dan semuanya Rachmat.
Dunia ini sorga pertama bagi orang buta mata hati, dan akhirat neraka yang kedua.
Sorga itu rasa menikmati ridhanya. Neraka itu puncak kegelisahan merasai murkanya.
Sorga dan neraka itu lebih dekat kepadamu, daripada kamu pergi kesana.
Baiklah aku nyatakan dengan jelas ; sorga itu karena marifat. Neraka itu karena terhijab.
________________________________________________________
Soal yang lainnya hanya soal yang kedua saja, atau tidak ada soal sama sekali, yang penting kamu telah suci dari perbuatan Allah, artinya bersih daripada perbuatan sirik. Karena sirik itu ada dua rupa.
Rupa pertama berupa sirik samar,
Rupa yang kedua berupa syirik yang nampak.
Sirik yang halus atau samar ; anda sudah maklum.
Dan sidik yang nampak atau yang terang-terangan seperti di bawah ini :
1. Mengadakan sajian atau memberi makanan kepada makhluk halus kartena takut disakiti, atau supaya ia bisa menyembuhkan.
2. Kedua imannya kosong kepada Tuhan, iblis dan syaitan selalu di adakan
3. Karena syaitan selalu diadakan, maka jelaslah dirinya merupakan syaiton, maka tak segan-segan memberi syaiton.
4. Selama kawan nafsu shaiton belum lenyap dari panddangannya selama itu pula ia sirik kepada Tuhan.
5. Tobat sirik itu tidak ada, kecuali ma’rifat kepada Tuhan
6. Menyembah sesuatu yang bukan Tuhan
7. Karena masih ada sirik yang kasar atau sirik durhaka kepada Allah untuk selamanya. Dan tidak ada ampunannya atau tobatnya kecuali kembali kejalan yang diridhai.
8. Jalan yang diridhai ialah ma’rifat. Inilah suatu peringatan bagi orang yang sempurna akal, tak guna ilmu setinggi langit kalau masih ada berbau sirik. Biar amal seperti sebesar jarah atau sebesar debu, asal diri bersih daripada sirik. Biar bertungging sampai kelangit ; namun sirik bagaikan bukit. Jadi yang utama disini adalh untuk diri sendiri. Jangan bingung kepada pendapat orang lain. Cela dan maki soal biasa saja.Sekianlah
___________________
(Tuak Lombok ilahi)
No comments:
Post a Comment