BERHIMPUN ANTARA ALIF DAN HA
----------------------------------------------
Berhimpun antara dua hal yg berlawanan, Dalam ketetapan mata dan kelenyapan diri, fana didalam suasana penyaksian yakni musyahadah, yang meniadakan arah, kalau dinisbahkan kepada dirinya, Maka ia dengan ini mengetahui akan tempat dirinya, dimana ia merupakan satu bentuk gambar yang menjadi rumus terhadap Al-Haq
-----------------------------------------------------------
"Bukanlah engkau yang melempar ketika engkau melempar" (MENAFIKAN) "Tetapi Allah-lah yang melempar " (MENGISBATKAN) Al-Anfal 8:17
----------------------------------------------
Berhimpun antara dua hal yg berlawanan, Dalam ketetapan mata dan kelenyapan diri, fana didalam suasana penyaksian yakni musyahadah, yang meniadakan arah, kalau dinisbahkan kepada dirinya, Maka ia dengan ini mengetahui akan tempat dirinya, dimana ia merupakan satu bentuk gambar yang menjadi rumus terhadap Al-Haq
-----------------------------------------------------------
"Bukanlah engkau yang melempar ketika engkau melempar" (MENAFIKAN) "Tetapi Allah-lah yang melempar " (MENGISBATKAN) Al-Anfal 8:17
Maka kalau kami memandang kepada alam semesta, terlihatlah seperti insan betapa keseluruhan yg demikian hebat kebesarannya menjadi satu dalam himpunan, Dan pertemuan antara dua hal yang saling berlawanan, antara gerak dan diam, Dan dalam maqam yg demikian ini, Dzun Nun Al-Mishri meng-isyaratkan tentang masuknya yg besar kedalam yg kecil, yang luas kepada yang sempit atau pula menyempitkan yang luas, dan dalam setiap khayal terhadap sesuatu itu tidak lain adalah himpunan antara dua yang berlawanan, itulah maqam
-----------------------------------------------------------
AL HAWIYYAH AL ILAAHIYYAH Maqam yang paling tinggi dan maqam yang paling tersembunyi, tidak sepasang tumit kaki mampu tegak berdiri padanya, Didalamnya pula terdapat derajat
-----------------------------------------------------------
AL AHADIYAH Tidak dibenarkan dalam maqam ini, Bagi-Ku tajalli untuk selama-lamanya, Kerana dilarang oleh hakekat-Ku
-----------------------------------------------------------
TAJALLI DZAT Pada bagian ini akan diterangkan tentang Tajalli zat, hendaklah diketahui, bahwa :
-----------------------------------------------------------
AL HAWIYYAH AL ILAAHIYYAH Maqam yang paling tinggi dan maqam yang paling tersembunyi, tidak sepasang tumit kaki mampu tegak berdiri padanya, Didalamnya pula terdapat derajat
-----------------------------------------------------------
AL AHADIYAH Tidak dibenarkan dalam maqam ini, Bagi-Ku tajalli untuk selama-lamanya, Kerana dilarang oleh hakekat-Ku
-----------------------------------------------------------
TAJALLI DZAT Pada bagian ini akan diterangkan tentang Tajalli zat, hendaklah diketahui, bahwa :
Tajalli Zat itu atas tujuh martabat (Tingkat “Tanazzul” (turun) dari Hidratus-Sarij yaitu Hidrat Zat semata-mata yang pengertiannya tidak menyangkut sifat dan asma atau dalam pengertian lain, lepas dari pada isyarat
-----------------------------------------------------------
Arif Billah Sayyid Abdullah bin Ibrahim Al-Mirghani q.s dalam menyebutkan : “Kunhi Zat Allah s.w.t tidak dapat digambarkan oleh akal dan indera (hissi) yang lima, tidak terbatas (haq) dengan ukuran akal dan pancaindra maka usaha yang demikian termasuk usaha yang mustahil, Hal itu hanya mungkin dicapai dengan jalan kasyaf
-----------------------------------------------------------
Penjelasan Martabat Tanazzul :
-----------------------------------------------------------
Martabat Ahadiyat : Martabat (tingkat) ini dinamakan pula dengan “martabat Kunhi Zat” yaitu keadaan Zat semata-mata, dari sini nyata apa yang dinamakan sifat dan asma. Tidak ada martabat lain yang lebih atas dari pada ini. Semua martabat yang berikut ini, bersumber dari martabat ini
-----------------------------------------------------------
Martabat Wahdah : Tingkat ini adalah tingkat sifat secara keseluruhan (ijmal) dengan segala nama, disinilah hakekat Nabi Muhammad s.a.w, yaitu sebagai asal jadi dari segala yang jadi, hawiyatul-alam atau hakekat alam. Segala apapun adalah dari Nur Muhammad s.a.w. sebagaimana sabda Beliau :
-----------------------------------------------------------
“awwalumaa Khalaqallahu Nuura Naiyyika Yaa Jaabiru Wa Khalaqa Minhul-asyyaa’a Wa Anta Min Tilkal Ayaa’i” Artinya : “Mula-mula yang dijadikan adalah Nur Nabimu Ya Jabir, Dan Allah jadikan dari nur itu, segala sesuatu ini. Dan engkau Hai Jabir termasuk pada sesuatu itu”
-----------------------------------------------------------
Pada Hadist yang lain Nabi bersabda : “Ana Minallaahi Wal Mu’minuuna Minni” Artinya : “Aku adalah dari pada Allah, dan orang-orang Mukmin adalah dari pada aku”
----------------------------------------------------------
Sabda Nabi s.a.w. : “Innallaaha Khalaqa Ruuhannabiyyi Shalallaahu’Alaihi Wasallama Min Dzaatihi Wa Khalaqal Aalama Biasrihi Min Nuuri Muhammadin Shallahu Alaihi Wasallama” Artinya : Sesungguhnya Allah ciptakan Roh Nabi Muhammad dari Zat-Nya, lalu Allah ciptakan alam dengan rahasiaNya dari pada Nur mUhammad s.a.w“
----------------------------------------------------------
Selain itu ada juga suatu riwayat dari Abdurrazaq r.a. yang diterimanya dari pada Jabir r.a. Jabir pernah bertanya kepada Rasulullah s.a.w. “Ya Rasulullah beritahukanlah kepadaku, apakah yang mula-mula sekali Allah jadikan?”
-----------------------------------------------------------
Rasulullah menjawab : “Yaa Jaabiru Innallaaha Khalaqa qablal Asy-yaa’i Nura Nabiyyika Min Nuurihi” Artinya : Sesungguhnya Allah ciptakan sebelum adanya sesuatu, adalah Nur Nabimu dari pada Nur-Nya.”
-----------------------------------------------------------
Dari Hadist-hadist ini jelaslah bahwa kejadian Nur Muhammad s.a.w.adalah Nur-Zat-Nya. Allah berikan nama dengan Nur-Nya sebagian tercantum di dalam Al-Quraan yang mulia : “Laqad Ja’Akum Minallahi Nurun” Artinya : Sesungguhnya telah Allah datangkan untuk kamu Nur dari pada Allah Yaitu Nur Muhammad s.a.w.
-----------------------------------------------------------
Sebagaimana kita ketahui bahwa Nur adalah salah satu nama Allah s.w.t. Diambil nama itu untuk Nabi kita karena tidak lain daripadaNya jua dalam arti Hakiki. Untuk memudahkan pengertian kita misalkan “matahari” dengan “cahaya matahari”
-----------------------------------------------------------
Cahaya matahari menunjukkan tentang adanya si matahari, tetapi cahayanya itu sendiri sebenarnya bukanlah matahari pada rupa/bentuknya (surah) namun cahaya matahari itu dapat kita sebutkan matahari sepanjang gambaran arti saja. (itibar ma’na)
-----------------------------------------------------------
Karena bilamana cahayanya tidak ada, kita akan mengatakan tidak ada matahari padahal matahari itu bukanlah cahaya
-----------------------------------------------------------
Berhubung hal ini adalah suatu “kebenaran (haq)” maka Allahpun memberikan pula nama yang lain kepada beliau dengan nama Al-Haq yang nama ini adalah juga salah satu dari nama-nama Allah.s.w.t
-----------------------------------------------------------
sebagaimana firmanNya : “Yaa Ayyuhan-Nassu Qad Ja’akumul Haqqu Min (R) Rabbikum” Artinya : “Wahai manusia, telah datang Al-Haq dari pada Tuhanmu, yaitu Nabi Muhammad s.a.w.”
-----------------------------------------------------------
Martabat Wahidiyah : Pada martabat ini nyata pula sifat dan asma itu dalam arti “munfashil” (terurai) Pada martabat wahidiyah nyata sifat dan asma dalam arti ijmal maka pada martabat ini adalah arti munfashil
-----------------------------------------------------------
Dari sini pula lahirnya Kalam Qadim (ucapan Allah Yang Maha Sedia) yaitu “ANNAHU ANALLAHU” artinya SESUNGGUHNYA AKULAH ALLAH. Adanya tuturan kata (khitob) dengan “kalam qadim” itu berarti ada yang “dituturi” (sasaran pembicaraan) yaitu alam sifat dan asma
-----------------------------------------------------------
Ketiga tiga martabat yang tersebut itu adalah Qadim. Adapun terjadinya susunan pada tingkat tingkat itu hanya sekedar suatu gambaran semata-mata (amrun ‘ittibary) janganlah hendaknya diartikan seolah olah terdapat tingkat menurut ukuran masa dan ruang atau tempat
-----------------------------------------------------------
Maka nyata dengan jelas pada alam asma dan alam sifat roh Nabi Muhammad.s.a.w menyeluruh pada hidrat wahdah dan teruarai pada hidrat wahidiyah
-----------------------------------------------------------
Pada alam syahadah/alam nyata ini, diartikan awal dari segala yang jadi (tercipta) awal dari segala mumkinat yang datang dari hidlrat Mahabbah sebagai yang tersebut dalam Hadist Rasulullah s.a.w.,suatu hadist Qudsi (Firman Allah S.w.t.) yang berbunyi :
-----------------------------------------------------------
“Kuntu Kanzan Mahkfiyyan, Fa Ahbabtu An’Urufa, Fa Khalaqtul Khalqa Liya’Rifani” Artinya : Aku (Allah) adalah suatu perbendaharaan yang tersembunyi, lalu Aku berkeinginan dikenal maka Kujadikanlah mahkluk (Muhammad s.a.w.) agar dia kenal atau ma’rifat kepadaKu”
-----------------------------------------------------------
Lalu kemudian zahirlah Nabi Muhammad s.a.w. di alam syahadah atau alam nyata ini, yang dari padanya jua jadi segala isi alam ini, Rasulullahpun bersabda : “Ana Abul Ruhii Wa Aadamu Abul Basyari” Artinya : Akulah bapak atau sumber dari segala roh, dan Adam bapak atau sumber segala tubuh (basyariat)
-----------------------------------------------------------
Kata Syekh Abdul Ghani An’Nablusi q.s : “Roh segala jasad itu adalah satu, sedang yang berbilang ini hanyalah nafas, Maka nafas itulah yang mengalami mati, namun roh tidak akan mati karena berdirinya roh itu adalah dengan Haq Ta’ala pada semua keadaan”
-----------------------------------------------------------
Nabi Muhammad s.a.w. jelas sebagai bapak atau sumber dari segala sesuatu ini, serta sumber dari segala hayat kehidupan, Berarti dengan itu jelas pulalah bahwa “MESRALAH NUR MUHAMMAD PADA SEGALA SESUATU INI, LAKSANA MESRANYA AIR DAN TUMBUH-TUMBUHAN". Pafham fainnahu muhimmun (fahamilah, sungguh hal ini sangat penting)
-----------------------------------------------------------
Syekh Muhammad ibnu Abdul Karim As-Saman r.a. berkata : “Alifudz-dzatis-sariyyi Sirruha Fii Kulli Dzarratin. Ha’un Haayatul’alami Alladzii Minhu Mabda’uhu Wa Maqarruhu” Artinya : ALIF ZAT, adalah mesra rahasianya pada segala zarrah, dan HA adalah Hayatul alam ( kehidupan alam semesta ) dari situlah permulaan dan menetapnya”
-----------------------------------------------------------
ALIF dan HA yang dimaksud ini di itibar dari huruf huruf yang tertera pada nama Nabi Muhammad s.a.w dengan nama yang lebih dikenal dilangit ialah Ahmad.
--------------
-----------------------------------------------------------
Arif Billah Sayyid Abdullah bin Ibrahim Al-Mirghani q.s dalam menyebutkan : “Kunhi Zat Allah s.w.t tidak dapat digambarkan oleh akal dan indera (hissi) yang lima, tidak terbatas (haq) dengan ukuran akal dan pancaindra maka usaha yang demikian termasuk usaha yang mustahil, Hal itu hanya mungkin dicapai dengan jalan kasyaf
-----------------------------------------------------------
Penjelasan Martabat Tanazzul :
-----------------------------------------------------------
Martabat Ahadiyat : Martabat (tingkat) ini dinamakan pula dengan “martabat Kunhi Zat” yaitu keadaan Zat semata-mata, dari sini nyata apa yang dinamakan sifat dan asma. Tidak ada martabat lain yang lebih atas dari pada ini. Semua martabat yang berikut ini, bersumber dari martabat ini
-----------------------------------------------------------
Martabat Wahdah : Tingkat ini adalah tingkat sifat secara keseluruhan (ijmal) dengan segala nama, disinilah hakekat Nabi Muhammad s.a.w, yaitu sebagai asal jadi dari segala yang jadi, hawiyatul-alam atau hakekat alam. Segala apapun adalah dari Nur Muhammad s.a.w. sebagaimana sabda Beliau :
-----------------------------------------------------------
“awwalumaa Khalaqallahu Nuura Naiyyika Yaa Jaabiru Wa Khalaqa Minhul-asyyaa’a Wa Anta Min Tilkal Ayaa’i” Artinya : “Mula-mula yang dijadikan adalah Nur Nabimu Ya Jabir, Dan Allah jadikan dari nur itu, segala sesuatu ini. Dan engkau Hai Jabir termasuk pada sesuatu itu”
-----------------------------------------------------------
Pada Hadist yang lain Nabi bersabda : “Ana Minallaahi Wal Mu’minuuna Minni” Artinya : “Aku adalah dari pada Allah, dan orang-orang Mukmin adalah dari pada aku”
----------------------------------------------------------
Sabda Nabi s.a.w. : “Innallaaha Khalaqa Ruuhannabiyyi Shalallaahu’Alaihi Wasallama Min Dzaatihi Wa Khalaqal Aalama Biasrihi Min Nuuri Muhammadin Shallahu Alaihi Wasallama” Artinya : Sesungguhnya Allah ciptakan Roh Nabi Muhammad dari Zat-Nya, lalu Allah ciptakan alam dengan rahasiaNya dari pada Nur mUhammad s.a.w“
----------------------------------------------------------
Selain itu ada juga suatu riwayat dari Abdurrazaq r.a. yang diterimanya dari pada Jabir r.a. Jabir pernah bertanya kepada Rasulullah s.a.w. “Ya Rasulullah beritahukanlah kepadaku, apakah yang mula-mula sekali Allah jadikan?”
-----------------------------------------------------------
Rasulullah menjawab : “Yaa Jaabiru Innallaaha Khalaqa qablal Asy-yaa’i Nura Nabiyyika Min Nuurihi” Artinya : Sesungguhnya Allah ciptakan sebelum adanya sesuatu, adalah Nur Nabimu dari pada Nur-Nya.”
-----------------------------------------------------------
Dari Hadist-hadist ini jelaslah bahwa kejadian Nur Muhammad s.a.w.adalah Nur-Zat-Nya. Allah berikan nama dengan Nur-Nya sebagian tercantum di dalam Al-Quraan yang mulia : “Laqad Ja’Akum Minallahi Nurun” Artinya : Sesungguhnya telah Allah datangkan untuk kamu Nur dari pada Allah Yaitu Nur Muhammad s.a.w.
-----------------------------------------------------------
Sebagaimana kita ketahui bahwa Nur adalah salah satu nama Allah s.w.t. Diambil nama itu untuk Nabi kita karena tidak lain daripadaNya jua dalam arti Hakiki. Untuk memudahkan pengertian kita misalkan “matahari” dengan “cahaya matahari”
-----------------------------------------------------------
Cahaya matahari menunjukkan tentang adanya si matahari, tetapi cahayanya itu sendiri sebenarnya bukanlah matahari pada rupa/bentuknya (surah) namun cahaya matahari itu dapat kita sebutkan matahari sepanjang gambaran arti saja. (itibar ma’na)
-----------------------------------------------------------
Karena bilamana cahayanya tidak ada, kita akan mengatakan tidak ada matahari padahal matahari itu bukanlah cahaya
-----------------------------------------------------------
Berhubung hal ini adalah suatu “kebenaran (haq)” maka Allahpun memberikan pula nama yang lain kepada beliau dengan nama Al-Haq yang nama ini adalah juga salah satu dari nama-nama Allah.s.w.t
-----------------------------------------------------------
sebagaimana firmanNya : “Yaa Ayyuhan-Nassu Qad Ja’akumul Haqqu Min (R) Rabbikum” Artinya : “Wahai manusia, telah datang Al-Haq dari pada Tuhanmu, yaitu Nabi Muhammad s.a.w.”
-----------------------------------------------------------
Martabat Wahidiyah : Pada martabat ini nyata pula sifat dan asma itu dalam arti “munfashil” (terurai) Pada martabat wahidiyah nyata sifat dan asma dalam arti ijmal maka pada martabat ini adalah arti munfashil
-----------------------------------------------------------
Dari sini pula lahirnya Kalam Qadim (ucapan Allah Yang Maha Sedia) yaitu “ANNAHU ANALLAHU” artinya SESUNGGUHNYA AKULAH ALLAH. Adanya tuturan kata (khitob) dengan “kalam qadim” itu berarti ada yang “dituturi” (sasaran pembicaraan) yaitu alam sifat dan asma
-----------------------------------------------------------
Ketiga tiga martabat yang tersebut itu adalah Qadim. Adapun terjadinya susunan pada tingkat tingkat itu hanya sekedar suatu gambaran semata-mata (amrun ‘ittibary) janganlah hendaknya diartikan seolah olah terdapat tingkat menurut ukuran masa dan ruang atau tempat
-----------------------------------------------------------
Maka nyata dengan jelas pada alam asma dan alam sifat roh Nabi Muhammad.s.a.w menyeluruh pada hidrat wahdah dan teruarai pada hidrat wahidiyah
-----------------------------------------------------------
Pada alam syahadah/alam nyata ini, diartikan awal dari segala yang jadi (tercipta) awal dari segala mumkinat yang datang dari hidlrat Mahabbah sebagai yang tersebut dalam Hadist Rasulullah s.a.w.,suatu hadist Qudsi (Firman Allah S.w.t.) yang berbunyi :
-----------------------------------------------------------
“Kuntu Kanzan Mahkfiyyan, Fa Ahbabtu An’Urufa, Fa Khalaqtul Khalqa Liya’Rifani” Artinya : Aku (Allah) adalah suatu perbendaharaan yang tersembunyi, lalu Aku berkeinginan dikenal maka Kujadikanlah mahkluk (Muhammad s.a.w.) agar dia kenal atau ma’rifat kepadaKu”
-----------------------------------------------------------
Lalu kemudian zahirlah Nabi Muhammad s.a.w. di alam syahadah atau alam nyata ini, yang dari padanya jua jadi segala isi alam ini, Rasulullahpun bersabda : “Ana Abul Ruhii Wa Aadamu Abul Basyari” Artinya : Akulah bapak atau sumber dari segala roh, dan Adam bapak atau sumber segala tubuh (basyariat)
-----------------------------------------------------------
Kata Syekh Abdul Ghani An’Nablusi q.s : “Roh segala jasad itu adalah satu, sedang yang berbilang ini hanyalah nafas, Maka nafas itulah yang mengalami mati, namun roh tidak akan mati karena berdirinya roh itu adalah dengan Haq Ta’ala pada semua keadaan”
-----------------------------------------------------------
Nabi Muhammad s.a.w. jelas sebagai bapak atau sumber dari segala sesuatu ini, serta sumber dari segala hayat kehidupan, Berarti dengan itu jelas pulalah bahwa “MESRALAH NUR MUHAMMAD PADA SEGALA SESUATU INI, LAKSANA MESRANYA AIR DAN TUMBUH-TUMBUHAN". Pafham fainnahu muhimmun (fahamilah, sungguh hal ini sangat penting)
-----------------------------------------------------------
Syekh Muhammad ibnu Abdul Karim As-Saman r.a. berkata : “Alifudz-dzatis-sariyyi Sirruha Fii Kulli Dzarratin. Ha’un Haayatul’alami Alladzii Minhu Mabda’uhu Wa Maqarruhu” Artinya : ALIF ZAT, adalah mesra rahasianya pada segala zarrah, dan HA adalah Hayatul alam ( kehidupan alam semesta ) dari situlah permulaan dan menetapnya”
-----------------------------------------------------------
ALIF dan HA yang dimaksud ini di itibar dari huruf huruf yang tertera pada nama Nabi Muhammad s.a.w dengan nama yang lebih dikenal dilangit ialah Ahmad.
--------------
No comments:
Post a Comment