Tuesday, 28 February 2017

movie

LIVE
67
559 Paparan
Arcatv4 secara langsung sekarang.
15 min
**D*hoom 2 (2006)
Layan Like Share2 Arcatv .. 10q support admin :) :*
SukaTunjukkan lagi reaksi
Komen
Komen

fb

Rushdan Hamzah bersama Wan Maziah.
2014

layan banana boat
SukaTunjukkan lagi reaksi
Komen
Komen
Adnan Ismail Sedap naik bot pise ter..
Molek kit sugung lamoke
Hihihi....
15 minSuka

-terjumpa-sungai

https://rotykaya.blogspot.my/2017/02/peluk-islam-selepas-terjumpa-sungai-di.html?showComment=1488292746788#c8607199851585884777

"Perhiasan Yang Sangat Indah"

"Perhiasan Yang Sangat Indah"
Salam Sekalian Muhammad...
Sangat sulit menjelaskan hakikat dan makrifat kepada orang-orang yang mempelajari agama hanya pada tataran Syariat sahaja, menghafal ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadis akan tetapi tidak memiliki ruh daripada Al-Qur’an itu sendiri. Padahal hakikat dari Al-Qur’an itu adalah Nur Allah yang tidak berhuruf dan tidak bersuara, dengan Nur itulah Rasulullah SAW memperoleh pengetahuan yang luar biasa dari Allah SWT.
Hafalan tetaplah hafalan dan itu tersimpan di otak yang dimensinya rendah tidak akan mampu menjangkau hakikat Allah, otak itu baharu sedangkan Allah itu adalah Qadim sudah pasti Baharu tidak akan sampai kepada Qadim. Kalau anda cuma belajar dari dalil dan mengharapkan dapat sampai ke hadirat Allah dengan dalil yang anda miliki maka PASTI anda tidak akan sampai ke hadirat-Nya.
Ketika anda tidak sampai ke hadirat-Nya sudah pasti anda sangat hairan dengan ucapan orang-orang yang sudah bermakrifat, boleh berjumpa dengan Malaikat, berjumpa dengan Rasulullah SAW dan melihat Allah SWT, dan anda menganggap itu sebuah kebohongan, dan sudah pasti anda mengumpulkan lagi puluhan bahkan ratusan dalil untuk membantah ucapan para ahli makrifat tersebut dengan dalil yang menurut anda sudah benar, padahal kadang kala dalil yang anda berikan justeru sangat mendukung ucapan para Ahli Makrifat cuma sayangnya matahati anda dibutakan oleh hawa nafsu, dalam Al-Qur’an disebut Khatamallahu ‘ala Qulubihim (Tertutup mata hati mereka) itulah hijab yang menghalangi anda menuju Tuhan.
Rasulullah SAW menggambarkan Ilmu hakikat dan makrifat itu sebagai “Haiatul Maknun” ertinya “Perhiasan yang sangat indah”. Sebagaimana hadis yang dibawakan oleh Abu Hurairah bahawa Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya sebahagian ilmu itu ada yang diumpamakan seperti perhiasan yang indah dan selalu tersimpan yang tidak ada seorang pun yang mengetahui kecuali para Ulama Allah. Ketika mereka menerangkannya maka tidak ada yang mengingkari kecuali orang-orang yang biasa lupa (tidak berzikir kepada Allah)”
(H.R. Abu Abdir Rahman As-Salamy)
Di dalam hadis ini jelas ditegaskan menurut kata Nabi bahawa ada sebahagian ilmu yang tidak diketahui oleh siapa pun kecuali para Ulama Allah yakni Ulama yang selalu Zikir kepada Allah. Ilmu tersebut sangat indah laksana perhiasan dan tersimpan rapi yakni ilmu Tariqat yang di dalamnya terdapat amalan-amalan seperti Ilmu Latahif dan lain-lain.
Masih ingat kita cerita nabi Musa dengan nabi Khidir yang pada akhir perjumpaan mereka membangunkan sebuah rumah untuk anak yatim piatu untuk menjaga harta berupa emas yang tersimpan dalam rumah, kalau rumah tersebut dibiarkan sahaja maka emasnya akan dicuri oleh perompak, harta tersebut tidak lain adalah ilmu hakikat dan makrifat yang sangat tinggi nilainya dan rumah yang dimaksud adalah ilmu syariat yang harus tetap dijaga untuk membentengi agar tidak jatuh ke tangan yang tidak berhak.
Semakin tegas lagi pengertian di atas dengan adanya hadis nabi yang diriwayatkan dari Abu Hurairah sebagai berikut:
“Aku telah hafal dari Rasulullah dua macam ilmu, pertama ialah ilmu yang aku dianjurkan untuk menyebar luaskan kepada sekalian manusia iaitu Ilmu Syariat. Dan yang kedua ialah ilmu yang aku tidak diperintahkan untuk menyebar luaskan kepada manusia iaitu Ilmu yang seperti “Hai’atil Maknun”. Maka apabila ilmu ini aku sebar luaskan nescaya engkau sekalian memotong leherku (engkau menghalalkan darahku).
(H.R. Thabrani)
Hadis di atas sangat jelas jadi tidak perlu diuraikan lagi, dengan demikian barulah kita sedar kenapa banyak orang yang tidak senang dengan Ilmu Tariqat? Kerana ilmu itu memang amat rahsia, bahkan para sahabat nabi pun tidak diizinkan untuk disampaikan secara umum, kerana ilmu itu harus diturunkan dan mendapat izin dari Nabi, dari nabi izin itu diteruskan kepada Khalifah nya, terus kepada para Aulia Allah sampai saat sekarang ini.
Jika ilmu Hai’atil Maknun itu disebarkan kepada orang yang belum berbait zikir atau “disucikan” sebagaimana telah Allah firmankan dalam Al-Quran surat Al-‘Ala, orang-orang yang cuma Ahli Syariat semata-mata, maka sudah barang tentu akan timbul anggapan bahwa ilmu jenis kedua ini yakni Ilmu Tariqat, Hakikat dan Makrifat adalah Bidaah dlolalah.
Dan mereka ini mempunyai Iktiqat bahawa ilmu yang kedua tersebut jelas diingkari oleh syarak. Padahal tidak demikian, bahawa hakikat ilmu yang kedua itu tadi justeru merupakan inti sari daripada ilmu yang pertama ertinya ilmu Tariqat itu inti sari dari Ilmu Syariat.
Oleh kerana itu jika anda ingin mengerti Tariqat, Hakikat dan Makrifat secara mendalam maka sebaiknya anda berbai’at sahaja terlebih dahulu dengan Guru Mursyid (Khalifah) yang ahli dan diberi izin dengan taslim dan tafwidh dan redha. Jadi tidak cukup hanya melihat tulisan buku-buku lalu mengingkari bahkan mungkin mudah timbul prasangka jelek terhadap ahli tariqat.
Dalam setiap peristiwa yang mewarnai kehidupan ini, seringkali kita tidak mampu atau tidak mahu menangkap kehadiran Allah dengan segala sifat-sifatNya. Padahal sifat-sifat Allah sangat terkait erat dengan ayat-ayat kauniyah-Nya yang terhampar di atas muka bumi-Nya.
Betapa Allah melalui ayat-ayat kauniyahNya, memang ingin menunjukkan keMaha Kuasaan-Nya dan keMaha Besaran-Nya agar hamba-hamba-Nya senantiasa sedar diri, waspada, dan berhati-hati dalam bertindak dan berperilaku agar tidak mengundang turunnya sifat JalilahNya yang tidak akan mampu dibendung, apalagi dilawan oleh siapa pun, dengan upaya dan sarana kekuatan apa pun tanpa terkecuali, kerana memang Allah lah satu-satunya pemilik kekuatan dan kekuasaan terhadap seluruh makhlukNya.

MAKNA DIAM MENURUT MAULANA RUMI

MAKNA DIAM MENURUT MAULANA RUMI
Diam atau hening dalam ranah sufistik termasuk pembahasan yang sangat penting dan juga tentu menarik. Apalagi pembahasan ini hampir hadir dalam seluruh agama dan juga aliran spiritual lainnya. Salah satu ungkapan yang sangat terkenal dalam pemikiran tasawuf, “siapa yang mengenal Tuhan-Nya, lidahnya akan menjadi bisu”.
Maulana Rumi adalah salah satu sufi yang memberikan ruang khusus dalam menjelaskan persoalan hening dan diam. Namun kira-kira mengapa kaum sufi begitu menaruh perhatian tentang diam dan hening? Berikut ini di antara beberapa faktor yang menjelaskan posisi diam dalam persoalan tasawuf dan juga menjelaskan beberapa karekteristik diam:
1. Rahsia Ilahi tidak sepatutnya diungkapkan di majlis-majlis yang sebahagian besar dihadiri oleh orang-orang awam.
2. Diam atau hening ialah salah satu dari adab suluk sebab diam akan mensucikan batin manusia. Syekh Sahal Sustari (salah satu sufi besar) mengatakan, “hening tak akan dicapai dengan sempurna kecuali dengan khalwat, dan taubat tidak akan benar kecuali dengan hening”.
3. Maulana Rumi dalam Matsnawi mengatakan:
Jika engkau tak ingin dihasut syaitan, hilangkan ego dan keakuan dan berlindunglah pada kejujuran,
Jika kau tak punya kejujuran, paling tidak, diamlah. Kerana perkataan menegaskan ‘kita’ dan ‘saya’.
Perkataan yang menetap di hati akan menguatkan nalar, Efek dari diam, nalar jiwa akan menemukan segala yang dicari.
Namun saat kau berkata, nalarmu yang sangat aktif, Kurangilah nalarmu agar kau tetap baik,
Seseorang yang kurang bicaranya, fikirannya tinggi, Namun saat bicara yang banyak, nalar pun sirna.
4. Bagi Rumi tanpa bahasa adalah suatu bentuk dari bahasa itu sendiri. Maksudnya terkadang dalam memahami sesuatu yang tak terfahami didapati melalui keheningan dengan bertanya ke dalam diri kita.
5. Diam pada hakikatnya difahami sebagai suatu pengalaman. Khususnya makrifat terkait dengan Tuhan pada tahapan tertentu tak lagi mampu terwakili oleh kata-kata. Di sini manusia memerlukan suatu bentuk keheningan agar manusia dapat memahaminya melalui pengalaman ke dalam diri yang paling batin.
6. Kata Rumi dalam Matsnawi:
Seorang arif mulutnya tertutup, namun hatinya penuh rahsia, Mulutnya tak bergerak, namun ada lantunan melodi di dalam hatinya,
Para arif yang telah meraih medali Ilahi, meski rahsia bersama dirinya, Namun mereka menyembunyikannya.
Ia mengajarkan rahsia perbuatan kepada siapa saja yang lidahnya diam, dan mulutnya tertutup.
7. Pada prinsipnya, alam makna adalah alam keheningan (tanpa bentuk dan tanpa fizikal) yang justeru bertindak sebagai penggerak alam material. Oleh sebab itu tak hairan jika para sufi mengarahkan seluruh eksistensinya menuju alam keheningan.
8. Keheningan akan membuahkan kemurnian dan dari kemurnian akan membuahkan bahasa yang paling indah sebagaimana yang dihasilkan oleh kaum sufi dalam membahasakan pengalamannya.
9. Kata Maulana Rumi:
Makanan Nafsul Muthmainnah adalah diam, Makanan Nafsun Nathiqah adalah perkataan.
10. Diam termasuk salah satu faktor yang mampu memisahkan antara hak dan batil. Tanpa simbol dan kesirnaan mutlak dapat ditemukan dalam keheningan. Saat manusia diam, rahsia-rahsia akan mendekat kepadanya dan hatinya terbuka dalam mendengarkan rahsia-rahsia.
11. Esensi diam sangat terkait dengan esensi cinta. Mereka yang memahami makna diam akan memahami pula makna cinta sebab ada kaitan erat antara cinta dengan diam dalam tradisi sufi.

HUBUNGAN INSAN DENGAN ALLAH

HUBUNGAN INSAN DENGAN ALLAH
AWALUDDIN MAKRIFATULLAH
ertinya : awal agama mengenal Allah.
LAA YASIHUS SHALAT ILLA BIL MAKRIFAT ertinya : tidak sah solat melainkan dengan mengenal Allah.
MAN ARAFA NAFSAHU FAKAD ARAFA RABBAHU
ertinya : barang siapa mengenal dirinya, maka sesungguhnya dia mengenal Tuhannya.
ALASTU BIRAB BIKUM QOLU BALA SYAHIDNA
ertinya : Bukankah aku ini Tuhanmu? Betul engkau Tuhan kami, kami menjadi saksi.
(QS. AL-ARAF 7:172)
AL INSANNU SIRRI WA ANNA SIRRUHU
ertinya : manusia itu RahasiaKu dan akulah Rahasianya.
WAFI AMFUSIKUM AFALA TUBSIRUUN
ertinya : di dalam dirimu mengapa kamu tidak melihat.
ANAHNU AKRABI MIN HABIL WARIZ
ertinya : Aku lebih dekat dari urat nadi lehermu.
LAA NA'BUDU RABBANA LAM YARAH
ertinya : Kami tidak akan menyembah Tuhan kami (Allah) selagi kami tidak melihatnya terlebih dahulu.
HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALLAH
Pada alam Ghaibul Ghaib itu, iaitu dalam keadaan antah-berantah hanya Zat semata-mata. Belum ada awal dan belum ada akhir, belum ada bulan dan belum ada matahari, belum ada bintang belum ada sesuatu pun.
Malahan belum ada Tuhan yang bernama Allah, maka dalam keadaan ini, Diri yang punya Zat tersebut telah mentajallikan diri-Nya untuk memuji diri-Nya. Lantas tajalillah Nur Allah dan kemudian tajalli pula Nur Muhammad (Insan Kamil), yang pada peringkat ini dinamakan Anta Ana, (Engkau, Aku), (Aku, Engkau), Ana Anta. Maka yang punya Zat bertanya kepada Nur Muhammad dan sekalian Roh untuk menentukan kedudukan dan taraf hamba.
Lantas ditanyakan kepada Nur Muhammad, Aku ini Tuhanmu? Maka dijawablah Nur Muhammad yang mewakili seluruh Roh, Ya… Engkau Tuhanku. Persaksian ini dengan jelas diterangkan dalam Al-Qur’an surat Al-Araf 7:172:
ALASTU BIRAB BIKUM, QOOLU BALA SYAHIDNA. Ertinya:
Bukan aku ini Tuhanmu? Betul engkau Tuhan kami, Kami menjadi Saksi.
Selepas pengakuan atau persumpahan Roh itu dilaksanakan, maka bermulalah era baru di dalam perwujudan Allah SWT. Seperti firman Allah dalam Hadis Qudsi yang ertinya:
“Aku suka mengenal diriku, lalu aku jadikan mahkluk ini dan aku perkenalkan diriku.
Apa yang dimaksud dengan mahkluk ini ialah: Nur Muhammad sebab seluruh kejadian alam maya ini dijadikan daripada Nur Muhammad tujuan yang punya Zat mentajallikan Nur Muhammad adalah untuk memperkenalkan diri-Nya sendiri dengan diri Rahsia-Nya sendiri. Maka diri Rahsia-Nya itu adalah ditanggung dan diakui amanahnya oleh suatu kejadian yang bernama: Insan yang bertubuh diri batin (Roh) dan diri batin itulah diri manusia, atau Rohani.
Firman Allah dalam hadis Qudsi:
AL-INSAANU SIRRI WA-ANA SIRRUHU
ertinya : Manusia itu RahsiaKu dan Akulah yang menjadi Rahsianya.
Jadi yang dinamakan manusia itu ialah kerana ia mengenal Rahsia. Dengan perkataan lain, manusia itu mengandungi Rahsia Allah. Kerana manusia menanggung Rahsia Allah maka manusia harus berusaha mengenal dirinya, dan dengan mengenal dirinya manusia akan dapat mengenal Tuhannya, sehingga lebih mudah kembali menyerahkan dirinya kepada Yang Punya Diri pada waktu dipanggil oleh Allah SWT. Iaitu tatkala berpisah Roh dengan jasad.
Tambahan Hajri khusyuk: kembali kepada Allah harus selalu dilakukan semasa hidup, masih berjasad, contohnya dengan solat, kerana solat adalah mikraj orang mukmin atau dengan ‘mati sebelum mati’. Firman Allah An-Nisa 4:58:
INNALLAHA YA' MARUKUM AN TUADDUL AMANATI ILAA AHLIHA. Ertinya:
Sesunggunya Allah memerintahkan kamu supaya memulangkan amanah kepada yang berhak menerimanya. (Allah)
Hal tersebut di atas dipertegaskan lagi oleh Allah dalam Hadis Qudsi :
MAN 'ARAFA NAFSAHU, FAQAD 'ARAFA RABAHU.
ertinya : Barang siapa mengenal dirinya maka ia akan mengenal Tuhannya.
Dalam menawarkan tugas yang sangat berat ini, pernah ditawarkan Rahsia-nya itu kepada Langit, Bumi dan Gunung-gunung tetapi semuanya tidak sanggup menerimanya.
Seperti firman Allah SWT Al Ahzab 33:72
INNA ‘ARADHNAL AMANA, ALAS SAMAWATI WAL ARDI WAL JIBAL FA ABAINA ANYAH MILNAHA WA ASY FAQNA MINHA, WAHAMA LAHAL INSANNU. Ertinya :
Sesungguhnya kami telah menawarkan suatu amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung, tetapi mereka enggan memikulnya dan merasa tidak akan sanggup, lantas hanya manusia yang sanggup menerimanya.
Oleh kerana amanat (Rahsia Allah) telah diterima, maka adalah menjadi tanggung jawab manusia untuk menunaikan janjinya.
Dengan kata lain tugas manusia adalah menjaga hubungannya dengan yang punya Rahsia. Setelah amanat (Rahsia Allah) diterima oleh manusia (diri Batin/Roh) untuk tujan inilah, maka dilahirkan bagi memperbanyak diri, diri penanggung Rahsia dan berkembang dari satu abad ke satu abad, dari satu generasi ke satu generasi yang lain sampai alam ini MENGALAMI KIAMAT DAN RAHSIA ITU KEMBALI KEPADA ALLAH.
"INNA LILLAHI WA INNA ILAIHI RAAJIUN"
Ertinya : Kita berasal dari Allah, dan kembali kepada Allah.

fb

Tahniah kpd semua pelajar SMKWB yg berjaya dgn cemerlang dlm STPM 2016. Kpd yg kurang cemerlang, jangan terlalu kecewa. Rebutlah mana2 peluang yg ada. Semoga semuanya dapat melanjutkan pelajaran ke universiti ataupun mana2 institusi pendidikan . Tahniah juga kpd para pentadbir dan rakan2 guru yg sama2 berjuang untuk meningkatkan kecemerlangan STPM. Syukur Alhamdulillah.
Kita teruskan perjuangan untuk tahun ini dan tahun2 yg seterusnya selagi hayat masih dikandung badan. Semoga perjuangan kita mendapat keredhaan Allah.
SukaTunjukkan lagi reaksi
Komen
Komen
Gan Tong Hock Tahniah .... BM guano?
SukaBalasan13 jam
Halimah Haron Bm seratus lulus cg. yg kelas saya ngajar 16 org dapat gred A, 2 A-, dan sorang B+ drp. 19 org pelajar cg. syukur sangat2.happy sangat2 cg.
SukaBalasan2 jam
Nadras Othman Tahniah semua
SukaBalasan11 jam
Halimah Haron tq ras
SukaBalasan11 jam
Othman Draman tumpang BM W
SukaBalasan1Sebentar tadi