Tuesday, 6 September 2016

ws

Wa alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh wamaghfiratuh waridhwaanuh kepada sahabat sahabat yang memberikan salam. Alhamdulillah. Terima kasih Ya Allah. Baiklah. Masih lagi mengenai perkara ilmu rasa.

Assalamualaikum.
Sekadar renungan bersama.

Belajar ilmu rasa itu, biarlah sampai nyata. Jangan sekadar rasa hanya di bibir mulut sahaja. Belajar ilmu rasa itu, hendaklah belajar sehingga sampai kepada tahap ilmu rasa itu nyata. Nyatanya rasa kepada Allah itu, biar benar benar rasa dan sesungguh sungguh rasa dan nyata dengan senyata nyatanya, sehingga hilang rasa dan sehingga habis rasa. Sehingga rasa tidak lagi terpandang kepada yang lain selain Allah.

Rasa yang sesungguh rasa itu, adalah bilamana berjalan, sesungguhnya berjalannya kaki kita atau melangkahnya kaki kita itu, bukan kita yang melangkah dan bukan kita yang berjalan. Yang melangkah dan yang berjalan itu adalah KUDRAT ALLAH. Sesudah kita nampak kudrat Allah, maka hilanglah langkah kita dan hilanglah kaki kita. Itulah yang DIKATAKAN TAHAP RASA YANG SUDAH TIDAK ADA RASA!, hendak rasa apa lagi?. Jika masih ada rasa, itu adalah mereka mereka yang belum putus mengaji ilmu makrifat dan orang orang yang belum mengenal Allah dengan nyata.

Bukan rasa kaki yang berjalan (melangkah), yang harus kita rasa itu, adalah kudrat (kuasa) Allah yang berjalan, hayat (hidup) Allah  yang berjalan, iradat (keinginan) Allah yang berjalan dan wujud Allah yang berjalan.

Bukan lagi rasa kaki yang melangkah, yang hendak kita ambil rasa itu, adalah kepada perkara GERAK ATAU KUDRAT ALLAH DAN BUKAN LAGI KEPADA PERKARA KAKI.

Sesudah kita nampak kudrat Allah (gerak Allah), maka lebur dan karamlah kaki dan disitulah terkuburnya perkataan berjalan, terfananya perkara melangkah dan terkaramnya perkara kaki. INILAH YANG DIKATAKAN TAHAP RASA ORANG MAKRIFAT!.

Jika tidak juga memahaminya, terserahlah kepada Allah karena faham itu adalah milik Allah, tugas atau tanggungjawab saya adalah sekadar menyampaikan, adapun perkara faham itu, adalah tertakluk kepada Allah. Karena faham menjadi milik  Allah lah, makanya ramai yang menuduh ilmu makrifat ini sesat dan salah. Karena mereka tidak faham akan ilmu makrifat, lalu mereka mereka ini menuduh yang ilmu makrifat dan guru guru makrifat itu sesat dan membawa ilmu yang salah. Akhirnya diharamkan oleh pemerintah negara dan maka disitulah terkuburnya ilmu makrifat dibumi melayu.

Adapun ilmu rasa itu, tidak dapat digambar atau tidak dapat dibayangkan dengan tulisan atau mulut. Melainkan LA YAZUK WALA YAARIF ertinya orang yang minum sahaja yang tahu akan manis tawarnya. Apapun inginlah saya mengambil kesempatan ini, untuk berkongsi pengalaman rasa dengan sahabat sahabat yang dirahmati Allah sekalian, agar apa yang sahabat sahabat rasa itu,tidak lari jauh dari apa yang saya rasa.

Sebenarnya tidak ada seorangpun yang dapat berjaya sampai kepada tahap kemuncak rasa (kemuncak ilmu makrifatullah). Yang sebenar benar mikraj (sampai) kepada tahap makrifat yang putus itu, adalah yang sudah mengenal Allah sedari azali. Yang mengenal Allah sedari azali itu, adalah ALASTUBIROBBIKUM, KOLUBALA SYAHIDNA (Siapakah Tuhan kamu, tanya Allah kepada roh. Maka menjawab roh, Engkaulah Tuhan kami). Berertinya disini, hanya rohlah mengenal tuhannya. ROHLAH YANG SEBENAR BENAR MENGENAL ALLAH. Akal, otak, fikiran, tanggapan, sangka sangkaan dan rasa rasa tidak boleh dan tidak akan sampai kepada tahap sebenar benar mengenal Allah.

Pada hari ini, jam ini, saat ini dan detik ini, dalam soal mengenal Allah, mengingati Allah dan dalam soal menyembah Allah itu, marilah kita sama sama serah kepada urusan roh. Rohlah yang akan mengurus akal kita, fikiran kita, otak kita dan sangkaan kita untuk menyatakan Allah dengan senyata nyatanya.

Mulai pada hari ini, marilah kita serah kepada roh untuk membawa kaki, membawa tangan, membawa mulut, membawa telinga, membawa hidung dan membawa anggota perut kita untuk menyembah dan menyatakan Allah.

Rohlah yang akan membawa kita menuju Allah, samada dalam waktu kita jaga, waktu kita tidur, koma, pengsan atau dalam masa kita mati, rohlah yang akan membawa kita berjumpa Allah Taala. Serahlah segala galanya kepada kebijaksanaan roh, karena rohlah yang mengenal Allah. Akal, otak, fikiran, anggota tujuh kita, tidak sekali kali pernah mengenal Allah. Orang yang tidak pernah mengenal Allah, bagaimana mungkin boleh pergi sendiri berjumpa Allah?. Jika tidak dikarenaka dibawa oleh roh, kita tidak mungkin dapat menatap wajah Allah dan tidak mungkin sampai bertemu Allah Taala.

Roh sudah pernah mengenal Allah dan roh sudah pernah berjumpa Allah sedari azali. Dalam hal bertemu, berjumpa, dalam hal memandang, melihat, mengenal dan dalam hal menilik Allah dan wajahNya itu, marilah kita serah kepada roh. Inilah yang dikatakan sebenar benar tahap rasa!. Setelah tugas kita diserah kepada roh, barulah datangnya tahap rasa. Setelah kita serahkan hidup kita kepada roh, barulah tahap rasa itu datang (tahap rasa itu datang dengan sendirinya). Persoalannya disini, hendak rasa apa?. (Apa yang hendak dirasa?.).

YANG HENDAK DIRASA ITU, ADALAH RASA ADANYA ALLAH, HAMPIRNYA ALLAH, DEKATNYA ALLAH, MELIHATNYA ALLAH, MENDENGARNYA ALLAH, HIDUPNYA ALLAH, KAYANYA ALLAH, BERKUASANYA ALLAH, DAN AKHIR SEKALI (KEMUNCAK RASA ITU), KITA AKAN DAPAT RASAKAN BAHAWA YANG HENDAK DIRASAKAN ITU, SUDAH TIADA LAGI (SUDAH TIDAK ADA APA APA LAGI YANG HENDAK DIRASA) DAN SEHINGGA SAMPAI KEPADA HILANGNYA SEGALA RASA. SETELAH HILANGNYA SEGALA RASA, ITULAH YANG DIKATAKAN TAHAP RASA YANG PALING TINGGI...

Akhir kata dari saya....
Saya bukanlah PEMILIK ILMU, saya hanyalah selaku SEORANG PENULIS ILMU. Sebenar benar pemilik bagi ilmu itu, adalah Allah. Allah lah sebenar benar pemilik bagi ilmu dan Dia jugalah pemilik bagi memberi faham kepada sesiapa yang Dia kehendaki. Saya ucapkan terima kasih kepada semua para sahabat sahabat diatas segala perkongsian ilmunya disini. Alhamdulillah....

Terima kasih Ya Allah.

Aamiin Ya Allah.

ZAINI ZAKARIA...

No comments:

Post a Comment