Tuesday, 2 January 2018

SATU KE-SATUAN SHALAT & ZIKIR

SATU KE-SATUAN SHALAT & ZIKIR
"""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""
WA AQIMI SHALAATA LIDZIKRII
yang artinya : "Maka sembahlah AKU dan Dirikan SHOLAT untukBer-ZIKIR Kepada-KU”
_
Dan mengingat ALLAH ( Zikir ) adalah yang paling penting (dalam kehidupan).
_
ALLAH mengetahui apa yang kamu kerjakan.
_
Al-Qur’an S. Al-Ankabut : 45
------------------------------------------------------------------------
Yang wajib dalam beragama adalah “Aqoma Din dan Aqimu- SHOLAT ” yang berarti menegakan Agama dan Menegakan SHOLAT
_
menegakan berarti sama dengan mendirikannya, dan bukan mengerjakannya > jadi dalam hal ini bukan pengerjaan SHOLAT nya, melainkan penegakannya.
_
SHOLAT ditegakkan untuk mencapai kondisi MEDITASI.
_
SHOLAT ditegakkan agar tercapai ZIKIR (Ingat) kepada ALLAH > jadi yang menjadi sasaran utama itu ZIKIR-nya bukan pengerjaan SHOLATnya.
------------------------------------------------------------------------
Jika SHOLAT tidak menghasilkan ZIKIR kepada ALLAH, ya sama saja dengan gerak badan dalam bentuk SHOLAT he..hee..
_
inilah yang disebut
“FAWAYLUNLLI MUSHALIN A’LLADZINAHUM ‘AN SHALATIHIM SAHUN ALLADZINAHUM YURA’UN”
_
Yaitu Kecelakaan bagi orang-orang yang mengerjakan SHOLAT yang tak ada perhatian (tidak ada KEKUSHU'AN dan ZIKIR ) dalam SHOLATnya, yang ada hanya untuk sekedar pamer/ ria.
------------------------------------------------------------------------
Ingat kembali Q.S. 20 : 4,
dimana diayat tersebut dinyatakan dengan tegas sekali bahwa yang dituju dalam SHOLAT adalah ZIKIR
_
dan dalam Q.S. 29 : 45 diterangkan bahwa nilai ZIKIR itu lebih besar dari segala ibadah
_
Mengapa ?
_
Ya, Karena KESADARAN itu tumbuh dari ZIKIR bahkan pencerahan pun dicapai melalui ZIKIR
_
Bahkan Nabi MUHAMMAD sendiri selalu ber-Tahanuts atau ber-Khalwat selama sebulan penuh, pada tiap bulan Ramadhan di Gua Hira.
_
Disana beliau ber-ZIKIR terus menerus sebelum ia diangkat sebagai Nabi dan Rasul.
------------------------------------------------------------------------
Diriwayatkan oleh Abudarda’ bahwa Rasululloh saw. Bersabda :
_
“ALAA U’NABBI’UKUUM BIHOIRII A’MAALIKUM WA A’ZKAAHAA I’DA MALIIKIKUUM WA’ARFAI’HAA FIDARAZATIKUM WA HOIRUN’LAKUUM MIN I’NFAAQILDZAHABI WALMISSOTTI WAHOIRUN LAKUUM MIN A’NTALQAWW ADUWWAKUM FATAD’RIBUU A’ANAA QOKUUM ; QOLUU TALA YAA RASUULULLAH : QOLA : HUWADZKURULLAHI TA’ALA.
_
artinya :
“Dapatkah aku memberitahukan kepadamu tentang amal terbaik diantara derajat-derajatmu, lebih baik bagimu dari menafkahkan emas dan perak dan lebih baik dari pada menghadapi musuh dalam medan perang sambil penggal-memenggal kepala. “Apakah itu ?’’ Ya Rasulullah, Tanya para sahabat, “ialah ZIKIR pada ALLAH” jawab Rasulullah saw.
_
Dikatakan oleh Rasulullah bahwa ZIKIR lebih tinggi dari semua macam² ibadah, karena ibadah-ibadah itu adalah jalan kepada ZIKIR (ingat) pada ALLAH, maka ZIKRULLAH adalah tujuan utama.
------------------------------------------------------------------------
ZIKIR mempunyai dua (2) cara :
_
- Pertama
di ucapkan dengan mulut, sehingga terdengar oleh telinga,
_
- Kedua dilakukan dengan hati dan fikiran yang terpusat hanya kepada ALLAH tanpa disuarakan dan itulah tingkat teratas dari semua cara-cara ber-ZIKIR.
------------------------------------------------------------------------
SHOLAT itu kepunyaan ALLAH,
karena itu tidak terjadi hukum timbal balik,
_
Lain halnya dengan ZIKIR, ini memang aktivitas manusia terhadap ALLAH dan selanjutnya ALLAH menyapa balik kepada manusia.
_
Seperti apa yang tertulis dalam Al-Qur’an dan Hadist Qudsi :
_
“ FADZKURUNI ADZKURKUM “
Karena itu ingat-lah kamu kepada-KU, niscaya AKU ingat pula kepadamu (Q.S. Al-Baqarah : 152 ).
_
“MAN DZAKARANII WALAM YAN SANII DZAKARTUHUU WALAM AN SAHUU”
Barang siapa senantiasa ber-Zikir, mengingat-KU dan tidak melupakan-KU, maka AKU selalu mengingatnya, dan tidak akan AKU lupakan - Hadist Qudsi .
------------------------------------------------------------------------
ZIKIR merupakan hubungan timbal balik, manusia ber-ZIKIR (ingat) kepada ALLAH dan ALLAH pun ber-ZIKIR (ingat) kepada manusia, karena itu ZIKIR merupakan sarana untuk manunggal dengan ALLAH.
_
Pengertian manunggal, bukan manunggal DZAT-NYA, tapi manunggal SIFAT, ASMA, dan AF’AK sang hamba dengan Tuhan-nya.
_
Dalam istilah Jawa disebut
“LORO-LORONING ATUNGGAL”
Yang berarti Dua tapi Satu adanya. Dan inilah kiranya yang dimaksud dengan TAUHID SEJATI. (Pengesaan Yang Sebenar-benarnya).
------------------------------------------------------------------------
ZIKIR berasal dari kata ZAKARA,
_
Kata ZA berarti “Mengingat”
_
Kata KA berarti “ Memperhatikan”
_
Kata RA berarti “Mengisi atau Menuangkan Asma ALLAH kedalam Lubuk Hatinya.
_
Jadi dalam ber-ZIKIR kita bukan menyatukan dirinya dengan DZAT ALLAH, karena ALLAH meliputi segala sesuatu, tapi yang perlu kita satukan adalah SIFAT, ASMA dan AF’AL Tuhan, agar sesuai dengan Kodrat dan Iradat ALLAH.
_
Dan untuk bisa menyatukan diri dengan ALLAH atau Manunggaling Kawula Gusti, kita harus dapat ber-Semadi (TAFAKUR), yakni harus bisa menyatukan PERASAAN, PIKIRAN dengan NAFASnya dalam ber-ZIKIR.
------------------------------------------------------------------------
Puncak dari penyatuan ini adalah ketenangan JIWA, tentramnya QOLBU, perasaan dan pikiran dikembalikan kepada ALLAH dan diiringi dengan perhatian terhadap keluar – masuknya NAFAS.
_
NAFAS adalah merupakan wahana bagi sang permana untuk mengunjungi setiap sudut Sel-Sel kehidupan manusia
_
sang permana sendiri tergantung pada daya sang Sukma Jati, bila sang permana telah menjangkau semua sudut Sel-Sel kehidupan badan, maka tenanglah HATI manusia.
------------------------------------------------------------------------
Pancamaya dan Hartadaya yang melekat pada Sukma Jati tidak bergejolak lagi setelah sang permana menjelajah semua sudut sel tubuh ini
_
HATI yang bergoncang menjadi tenang, semua unsur dalam DIRI manusia menjadi patuh kepada sang pencipta ketika manusia ber-ZIKIR.. ~> oleh karena itu hanya dengan ber-ZIKIR HATI menjadi tenang.
_
Puncak dari ZIKIR adalah kondisi diam, sunyi dari perasaan dan angan-angan, dan hasilnya perasaan tenang dan tenteram.
------------------------------------------------------------------------
Adanya ALLAH karena ZIKIR.
_
Pada saat ZIKIR manusia tenggelam dalam DIRInya sendiri, Dzat, Sifat, Asma dan Af’al Tuhan digulung menjadi Antaya dan Rasa dalam DIRI.
_
Apakah ANTAYA itu ?
_
ANTAYA adalah angan-angan yang tampak nyata dalam DIRI kita, ketika orang itu sedang berZIKIR.
_
Ada ANTAYA dan RASA dalam DIRI pada saat ZIKIR sehingga terjadilah “JADAB” semacam hilangnya kesadaran diri, dan meluncurlah ucapan “ANA AL-HAQ” atau Saya Tuhan dan sayalah kebenaran itu.
_
Timbulah pengakuan bahwa dirinya telah menjadi Zat Yang Mulia. Sehingga banyak orang yang ber-Zikir merasakan kedekatannya dan pertemuannya dengan ALLAH, sehingga seolah-olah kita larut dan hanyut tenggelam dalam samudera Tauhid yang tak bertepi.
------------------------------------------------------------------------
Adapun Manusia dan ALLAH adalah satu Realita, bukankah ALLAH senantiasa beserta manusia, dimana saja kita berada :
_
“WAHUWA MA’AKUM AINAMAA KUNTUM”
(Allah bersama kamu, dimanapun kamu berada. Q.S. Al-Hadid (57) : 4 ).
------------------------------------------------------------------------
Dalam ber-SAHADAT dianggap sebagai kepalsuan mengapa ?
_
karena Sahadat umumnya hanya sebatas bibir, sebatas menyebut namanya,
_
dan sebenarnya banyak orang yang ber-Sahadat tapi tidak benar-benar menyaksikan ALLAH, dia hanya baru sampai mengucapkan Sahadat.
_
Adapun pembakuan makna ZIKIR sekarang justru telah mengaburkan arti yang sesungguhnya, ada yang menghitung jumlah ZIKIRnya dengan TASBIH, ada yang menggunakan mesin hitung dll.
------------------------------------------------------------------------
Yang jelas ZIKIR mereka tidak “tanpa pamrih”. ~> Ada yang menginginkan rejeki, adapula yang menginginkan sorga, sehingga dengan hal demikian Cinta kita kepada ALLAH belum menjadi Kasih, karena masih bersyarat atau masih bersifat Pamrih (Meminta sesuatu balasan Jasa atau upah atau pahala dsb).
_
Tapi jika ZIKIR diterjemahkan sebagai “Meditasi atau Tafakur “ Maka hidup kita harus menjadi “Akhand Japa” (ZIKIR yang tak pernah berhenti), tidak perlu menggunakan tasbih, tidak perlu menghitung jumlah, karena apapun yang kita lakukan harus dilakukan dalam semangat Zikir, makan dalam Zikir, minum dalam Zikir, berarti kita makan dan minum dengan penuh kesadaran, jangan-jangan makanan dan minuman yang mengisi perut kita adalah hasil rampasan hak orang lain, bekerja di kantor dalam Zikir, jangan-jangan pekerjaan ini hanya menguntungkan kita tetapi merugikan orang lain.
------------------------------------------------------------------------
Bukankan Allah telah ber-Firman didalam sebuah Hadist Qudsi :
_
“YAA IBNA ADAM ! TAFARRAGHLI DZIKKRII ADZKURUKA ‘ INDAMAAIKATII”
(Hai anak Adam ! Kosongkan waktumu guna mengingat, ber-Zikir kapada-KU, niscaya AKU akan menyebutmu dihadapan Malaikat-MalaikatKU).
_
“YAA IBNA ADAM ! LAA YADKHULU JANNATII ILLA MAN TAWADLA’A LI’ADHOMATII WA QATHA’A NAHAARAHUU BI DZIKRII WA KAFFA NAFSAHU’ ANISSY SYAHAWAATI MIN AJLII
(Hai anak Adam ! Tak akan memasuki Syorgaku (tempat-KU) kecuali orang-orang yang tunduk dengan ke Agungan-KU, dan hari-harinya ia lalui untuk mengingat (Ber-Zikir kepada-KU), serta yang dapat mencegah dirinya dari hawa nafsu hanya karena Aku).
_
ZIKIR harus di artikan sebagai KESADARAN yang mewarnai segala aspek kehidupan.
------------------------------------------------------------------------
Mengingat ALLAH setiap saat dan disetiap tempat, baik itu di dalam Masjid, di rumah, di dalam kamar mandi, kamar tidur, ruang kerja. Dan ALLAH berada di semua arah dan tempat, karena kemanapun kita pergi, dimanapun kita berada semua yang kita lihat dan kita saksikan hanyalah WajahNYA.
_
“AIYNAMAA TUKKUU FASAMMA WAJ’HU LLAAHI”
(Kemanapun kita menghadap, disanalah Wajah (Zat) Allah. Q.S. 2 : 115).
------------------------------------------------------------------------
- Adapun ZIKIR Khusus yang harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari tersebut adalah ZIKIR Akhfa yakni ZIKIR yang tidak lagi terucapkan oleh mulut dan hati, berjalan setiap saat, seperti perjalanan Nafas kita ini.
_
Setiap saat ZIKIR,
artinya setiap saat SADAR dalam keadaan apapun, baik sedang bertransaksi ekonomi, berdagang, bekerja, bergaul, beristirahat, makan-minum, aktif dikantor, aktif diluar rumah, bercengkrama, dan berhubungan intim dengan istri, maupun lagi buang air, ZIKIR senantiasa berjalan seperti Nafas kita.
_
Betapa nikmatnya tatkala Zikir terus menerus berlangsung, sekali lagi hal ini menyangkut tingkat kesadaran dalam memahami Zikir sebagai kesadaran.
_
Tuhan pun harus disadari sebagai “KESADARAN AGUNG”
_
dalam Al-Qur’an kesadaran Agung ini juga dinyatakan sebagai Yang Maha Mendengar, Lagi Maha Melihat, jadi DIA senantiasa melihat dan mendengar, yang senantiasa SADAR “Samiul Bashir”. Q.S. 31 : 28. (Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat).
------------------------------------------------------------------------
Kaitan SHOLAT dengan ZIKIR bisa di umpamakan seperti system pengisian Baterai atau ACCU pada mobil/motor.
_
Baterai/Accu pada mobil tersebut harus selalu memberikan tenaga listrik ketika mesin mobil bekerja, tapi ia harus selalu diisi oleh dinamonya
_
Jadi ZIKIR senantiasa harus ada ketika manusia beraktivitas, dan hilangnya energi batin selama beraktivitas harus diisi kembali dengan SHOLAT ~> Sembahyang/ SHOLAT atau apapun namanya yang tujuannya adalah untuk membangkitkan KESADARAN.
------------------------------------------------------------------------
KESADARAN yang timbul inilah, yang harus bekerja mewarnai segala tindakan, ucapan, dan pikiran manusia.
_
Sekali lagi KESADARAN yang timbul atau yang bangkit/ yang bekerja, bukan lagi pamrih atau dorongan hawa nafsu yang menggerakannya melainkan kehendak ALLAH yang terjadi, dan bukan kehendak Egonya.
_
Pada tingkatan awam,
mereka tidak memahami bila yang dituju dalam SHOLAT itu bukan semata-mata menggerakan anggota badan, dan yang dimaksud dengan orang Awam disini, tak ada hubungannya dengan posisi seseorang ditengah masyarakat, apakah itu seorang tokoh, ulama, kiai, atau Ustad. ~> Tapi yang dimaksudkan Awam disini adalah mereka-mereka yang tingkat KESADARAN JIWAnya masih didominasi atau dikuasai oleh NAFSUnya sendiri, sehingga terjadilah Sifat keakuan pada diri, merasa dirinya yang paling benar, sehingga dari sini lahirlah JIWA/sifat PAMRIHnya atau keakuannya atau pikirannya yang terbatas alias Taklid pada sesuatu hal.
------------------------------------------------------------------------
Adapun gerakan dan waktu pelaksanaan yang dimaksudkan dalam SHOLAT adalah Riyadhoh untuk membangun kedisiplinan hidup, karena itu SHOLAT yang tidak dapat membangkitkan kesadaran tak lebih dari “gerakan badan” atau senam.
_
Ada yang bertanya,
kalau gerakan SHOLAT itu tidak lebih penting dari tujuannya mengapa Nabi MUHAMMAD senantiasa menjalankan SHOLAT seperti yang dicontohkannya kepada umatNYA ?
_
Disini kita perlu ketahui bahwa Diri atau Pribadi Nabi MUHAMMAD itu sudah bukan milik dirinya lagi, beliau sudah menjadi milik umatnya, dan beliau sudah memberi contoh Suri tauladan yang baik, dan secara general kepada umatnya, yang waktu itu keadaan orang-orang Arab baru terbebas dari keadaan Jahiliah (kebodohan), dimana hukum dan aturan kala itu masih semrawut, sehingga dengan bentuk disiplin lahiriah.
------------------------------------------------------------------------
Nabi tidak menjadi pemimpin/presiden bagi umatnya yang masih bermalas-malasan. ~> Dengan gerakan SHOLAT secara lahiriah itu, beliau mengajarkan, serta menerapkan kedisiplinan kepada umatnya, sehingga bila ada umat yang tidak mengerjakan SHOLAT secara utuh, maka dia dengan mudah bisa mengingatkannya, bahwa Nabi pun masih menjalankannya, Sehingga dengan contoh yang beliau terapkan itu, akhirnya beliau berhasil mengajak mereka untuk mengikuti segala ajaran dan seruannya dalam memasuki Agama Islam Yang Kaffah.~> Betapapun kerasnya hati orang Arab kala itu, akhirnya dapat di luluhkan dengan kelembutan dan kesabaran Nabi MUHAMMAD SAW.
------------------------------------------------------------------------
Kembali kepada SHOLAT yang berfungsi untuk membangkitkan KESADARAN. ðŸ‘‡
_
Pada Al-Qur’an surat Al-Ma’arij ayat 19 – 23, disini dijelaskan :
_
: “Sesungguhnya Manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir”
_
: “Apabila ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah”
_
: “Apabila mendapat rejeki (kekayaan/kesenangan) ia amat kikir”
_
: “Kecuali orang-orang yang mengerjakan SHOLAT ”
_
: “ALLADZIINAHUM A’LAA SHALATIIHIM DAA’IMUN”
_
(Yaitu, mereka yang tidak putus-putus menjalankan SHOLATnya ( SHOLAT Daim).
------------------------------------------------------------------------
Shalat Daim adalah SHOLAT yang tidak pernah terputus ðŸ‘‰ artinya SHOLAT 5 waktu itu tidak pernah absent (telat), tapi kalau kita melihat kenyataan, banyak orang yang tidak pernah absent SHOLATnya tapi masih tetap hidup gelisah, bahkan tidak bisa menghindarkan diri dari jebakan dosa-dosa dalam kehidupan ini.
_
Jadi jelaslah disini bahwa kita harus lebih berpegangan pada makna SHOLAT sebagai hubungan atau persatuan dengan ALLAH.
------------------------------------------------------------------------
Sedangkan gerakan hanyalah sebuah bentuk atau cara semata...!!
_
Adapun SHOLAT dimaksudkan untuk ber-ZIKIR atau ber-Meditasi, agar terciptanya “Khusyuk” dan berfungsi untuk membangkitkan KESADARAN.
_
Bentuk SHOLAT dapat terputus oleh waktu, keadaan, tempat, geographi dan situasi kondisi.
_
Dan hal ini sebenarnya dipahami betul oleh kaum muslim, misalnya dikendaraan atau di pesawat, pesawat ruang angkasa dsb. SHOLAT cuma dilakukan dengan isyarat, dan berdasarkan ayat tersebut SHOLAT memang harus Da’im, tak pernah terputus ~> artinya ZIKIR dan SHOLAT berlangsung terus seperti hubungan baterai dan dynamo listrik, setiap saat kita isi dan selalu siap digunakan.
------------------------------------------------------------------------
Didalam sebuah Hadist yang terdapat dalam Kitab Ihya Ulumudin dari Al-Ghazali, disana disebutkan bahwa sesungguhnya :
“ALLAH tidak memperhatikan SHOLAT seseorang yang tidak menghadirkan Hati dan Badannya”.
_
Adapun yang dimaksud tidak menghadirkan HATI disini adalah banyak orang yang ber-SHOLAT tapi tidak ada kekhusu'an dan perhatian pada SHOLATnya dikarenakan hatinya lalai kepada selain ALLAH. ~> yang dimaksud tidak menghadirkan Badannya disini adalah Bahwa dilain sisi hati ber-ZIKIR kepada ALLAH, tapi perilaku dan perbuatannya tidak mencerminkan kerendahan hatinya.
------------------------------------------------------------------------
Ada cerita tentang SHOLAT Khusyuk
_
PERTAMA :
Kisah Ali bin Abi Thalib,
suatu hari terkena panah dalam sebuah peperangan, tetapi dia meminta sahabat lainnya untuk mencabut panah tersebut tatkala dia sedang SHOLAT . Sahabat mencabutnya dan Ali tidak mengaduh sama sekali, inilah “Khusyuk” atau Fana atau Samadhi sehingga badan Jasmani terasa lenyap.
------------------------------------------------------------------------
KEDUA
Muslim bin Yasar,
seorang Sufi, bila SHOLAT tidak dapat lagi mendengarkan percakapan anggota keluarganya.
------------------------------------------------------------------------
KETIGA
Imam Al-Ghazali
adalah seorang Sufi Islam yang sangat terkenal. Ada perbedaan ke-Sufian antara Al-Ghazali dengan Al-Arabi dan Ar-Rumi.
_
Arabi dan Ar-Rumi dikenal sebagai Sufi Filsafat, sedangkan Al-Ghazali dikenal sebagai Sufi Fikiyah.~> Yaitu Sufi yang merasa sangat terikat dengan Syariat (Aturan).
_
Al-Ghazali memiliki saudara laki-laki yang juga Sufi, tapi tidak terkenal, namanya Imam Ahmad, suatu hari Imam Al-Ghazali memimpin SHOLAT berjamaah, tetapi ternyata Imam Ahmad shalat sendirian disudut Masjid.
_
Selesai SHOLAT ,
para jemaah agak rebut menyaksikan Imam Ahmad yang tidak ikut berjamaah, beberapa jemaah mendatangi Imam Al-Ghazali dan mencoba menanyakan alasannya, mengapa saudara Al-Ghazali tersebut tidak ikut berjamaah, padahal Al-Ghazali adalah seorang Imam terkenal.
------------------------------------------------------------------------
Ada apa ?
_
selesai SHOLAT dan ZIKIR Imam Ahmad dihampiri oleh Al-Ghazali dan bertanya tentang alasan saudaranya ini memilih SHOLAT sendirian, adapun jawaban Imam Ahmad tersebut, katanya ketika ia hendak ikut shalat berjemaah, ia melihat HATI (Qolbu) Al-Ghazali sedang memikirkan dalil-dalil tentang fikih wanita yang mengalami menstruasi, Atas jawaban saudaranya tersebut Imam Al-Ghazali membenarkannya, dan Ia mohon ampun kepada ALLAH. Sehingga dari pengalaman itulah Al-Ghazali semakin banyak ber-Uzlah atau ber-Khalwat agar hatinya dapat menjadi khusuh.
.
(TUAK ILAHI)

No comments:

Post a Comment