Syekh Abdul Qadir Al-Jailani Rahimahullah (bernama lengkap Muhyi al Din Abu Muhammad Abdul Qadir ibn Abi Shalih Al-Jailani) adalah seorang ulama ahlussunnah wal jamaah, salafi. Mempunyai karya-karya ilmiah di antaranya Kitab :
“Al Ghun-yah Li thalibi Al Haq Azza wa Jalla.” dalam masalah Tauhid Al-Asma` wa Ash-Shifat, yang di dalamnya beliau menjelaskan tentang akidah ahlussunnah. Beliau orang yang sangat mulia, rendah hati dan mempunyai aqidah yang bersih dan lurus insyaAllah.
-----------------------------------------------------------------------------------
Biografi beliau dimuat dalam Kitab Adz Dzail ‘Ala Thabaqil Hanabilah I/301-390, nomor 134, karya Imam Ibnu Rajab al Hambali.
_
Dalam kitabnya Al-Ghunyah (1/80), beliau mengatakan:
"Wajib bagi setiap orang yang beriman untuk mengikuti (Ahlus) Sunnah wal Jamaah,
_
yang dimaksud dengan 'Sunnah' adalah Sunnah Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam,
_
yang dimaksud dengan 'Jamaah' adalah kesepakatan para Sahabat Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam pada masa Khulafaa-ur Rasyidin yang 4 (Abu Bakar, 'Umar, 'Utsman dan 'Ali radhiyallaahu 'annum) - mudah-mudahan Allah merahmati mereka semua -."
-----------------------------------------------------------------------------------
“Al Ghun-yah Li thalibi Al Haq Azza wa Jalla.” dalam masalah Tauhid Al-Asma` wa Ash-Shifat, yang di dalamnya beliau menjelaskan tentang akidah ahlussunnah. Beliau orang yang sangat mulia, rendah hati dan mempunyai aqidah yang bersih dan lurus insyaAllah.
-----------------------------------------------------------------------------------
Biografi beliau dimuat dalam Kitab Adz Dzail ‘Ala Thabaqil Hanabilah I/301-390, nomor 134, karya Imam Ibnu Rajab al Hambali.
_
Dalam kitabnya Al-Ghunyah (1/80), beliau mengatakan:
"Wajib bagi setiap orang yang beriman untuk mengikuti (Ahlus) Sunnah wal Jamaah,
_
yang dimaksud dengan 'Sunnah' adalah Sunnah Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam,
_
yang dimaksud dengan 'Jamaah' adalah kesepakatan para Sahabat Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam pada masa Khulafaa-ur Rasyidin yang 4 (Abu Bakar, 'Umar, 'Utsman dan 'Ali radhiyallaahu 'annum) - mudah-mudahan Allah merahmati mereka semua -."
-----------------------------------------------------------------------------------
Kitab kitab yang beliau, Asy-Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani tulis antara lain:
- Al Ghunyah Li thalibi Al Haq Azza wa Jalla.
- Futuh Al Ghaib.
- Al Fath Ar Rabbani wa Al Faidh ar-Rahman.
_
_
Syekh Abdul Qadir al Jailani Rahimahullah berkata:
“Berpaling dari ALLAH pada saat ketetapan-NYA turun adalah kematian agama, kematian tauhid, kematian tawakkal, dan kematian keikhlasan. Hati seorang Mukmin tidak mengenal kata, ‘Mengapa’ atau ‘Bagaimana’. [Lihat Kitab al Fathu Rabbani wal Faidhu Rahmani]
-----------------------------------------------------------------------------------
“Berpaling dari ALLAH pada saat ketetapan-NYA turun adalah kematian agama, kematian tauhid, kematian tawakkal, dan kematian keikhlasan. Hati seorang Mukmin tidak mengenal kata, ‘Mengapa’ atau ‘Bagaimana’. [Lihat Kitab al Fathu Rabbani wal Faidhu Rahmani]
-----------------------------------------------------------------------------------
Syekh Abdul Qodir al Jailani berkata:
“Rasakanlah pahitnya obat, dan berdirilah di depan pintu pekerjaan untuk memasukinya, sehingga engkau dapat bersungguh-sungguh dengannya.
Jangan sekali-kali hanya duduk di atas tempat pembaringan, atau tidur di balik selimut, atau bersembunyi di balik pintu kemudian engkau meminta pekerjaan. Itu suatu hal yang mustahil." [Lihat Kitab al Fathu Rabbani wal Faidhu Rahmani]
-----------------------------------------------------------------------------------
“Rasakanlah pahitnya obat, dan berdirilah di depan pintu pekerjaan untuk memasukinya, sehingga engkau dapat bersungguh-sungguh dengannya.
Jangan sekali-kali hanya duduk di atas tempat pembaringan, atau tidur di balik selimut, atau bersembunyi di balik pintu kemudian engkau meminta pekerjaan. Itu suatu hal yang mustahil." [Lihat Kitab al Fathu Rabbani wal Faidhu Rahmani]
-----------------------------------------------------------------------------------
Syekh Abdul Qodir al Jailani rahimahullah berkata :
"Tidak baik bagimu jika engkau kagum dengan amal-amalmu, engkau bangga dengan dirimu sendiri, dan meminta imbalan dari setiap amal yang engkau lakukan. Padahal.. Engkau bisa beramal karena taufik dari ALLAH, pertolongan, kekuatan, kehendak dan karunia-NYA. Jika engkau bisa menjauh dari maksiat, maka itupun terjadi karena perlindungan, penjagaan dan pengayoman-NYA. Dimana dirimu dari sikap bersyukur, mengapa engkau tidak mengakui nikmat-nikmat yang diguyurkan kepadamu ?" [Lihat Kitab Futuhul Ghaib]
_
[Dikutip dari buku ‘Nasehat Syekh Abdul Qadir Jailani, Oleh: Syekh Shalih Ahmad Syami]
_
(TUAK ILAHI)
"Tidak baik bagimu jika engkau kagum dengan amal-amalmu, engkau bangga dengan dirimu sendiri, dan meminta imbalan dari setiap amal yang engkau lakukan. Padahal.. Engkau bisa beramal karena taufik dari ALLAH, pertolongan, kekuatan, kehendak dan karunia-NYA. Jika engkau bisa menjauh dari maksiat, maka itupun terjadi karena perlindungan, penjagaan dan pengayoman-NYA. Dimana dirimu dari sikap bersyukur, mengapa engkau tidak mengakui nikmat-nikmat yang diguyurkan kepadamu ?" [Lihat Kitab Futuhul Ghaib]
_
[Dikutip dari buku ‘Nasehat Syekh Abdul Qadir Jailani, Oleh: Syekh Shalih Ahmad Syami]
_
(TUAK ILAHI)
No comments:
Post a Comment