Tuesday, 2 January 2018

BER-ISRA'MI'RAJ

BER-ISRA'MI'RAJ
"""""""""""""""""""""""
"Maha Suci Allah, yang Telah mem­perjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang Telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Se­sungguhnya Dia adalah Maha men­dengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Isra ayat 1)
------------------------------------------------------------------------------------
ISRA’ MI’RAJ yaitu suatu per­ja­lanan yang nyata, bukan perjalanan ru­hani/mimpi atau khayalan.
__
Sebagaimana diceritakan oleh Ra­sulullah bahwa perjalanan ISRA’ MI’RAJ tersebut sebuah perjalanan yang di­lakukannya dengan JIWA dan RUHnya, yg seketika itu banyak dari kaum Quraisy menentang dan men­ce­moohnya..
__
ISRA’ bukanlah peristiwa yang sederhana... tetapi peristiwa yang me­nampakkan ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan) Allah yang paling besar... Se­bagaimana yang telah dijelaskan dalam su­rat Al-Isra’: 1 dan An-Najm: 13-18 bahwa peristiwa Isra’
__
MI’RAJ me­ru­pakan pembuktian dan me­nam­pakkan tentang tanda-tanda kekuasaan Allah yang paling besar.
------------------------------------------------------------------------------------
Peristiwa ISRA’ MI’RAJ mengajarkan kepada kita bahwa ti­dak ada yang tidak bisa Allah lakukan..!!
__
ISRA’ MI’RAJ mem­buktikan bahwa risalah yang di­bawa oleh Rasulullah adalah bersifat uni­versal.
__
Perjalanan ISRA’ dari Masjidil Ha­ram yang ada di Mekah ke Masjidil Aqsha yang ada di Syam, melintasi ri­buan kilometer yang jauh dari Mekah tem­pat Rasulullah dilahirkan, hal ini Allah ingin membuktikan bahwa ajaran yang Rasulullah bawa bukan hanya un­tuk penduduk Mekah saja tetapi untuk se­luruh wilayah yang ada di bumi ini..
------------------------------------------------------------------------------------
Setibanya Rasulullah SAW di Masjidil Aqsha, beliau memimpin shalat para Nabi dan Rasul-Rasul Allah.
__
Hal ter­se­but menandakan bahwa baginda Ra­su­l­ullah SAW merupakan pemimpin dan pe­­nghulu para Nabi dan Rasul yang te­lah Allah turunkan sebelumnya... Dan a­gama Islam beserta syariatnya yang Ra­s­u­lullah bawa menjadi ajaran dan syariat yang berlaku untuk seluruh kaum dan umat manusia di seluruh du­nia.
__
Dalam ISRA’ MI’RAJ lah di­tu­run­kannya perintah SHALAT wajib 5 kali dalam sehari semalam .
__
Ketika Ra­su­lullah sampai di Sidratul Muntaha dan meng­hadap kepada Allah, lalu Allah me­nurunkan SYARIAT SHALAT 5 waktu ke­pada Rasulullah saw dan kepada para umat­nya.
__
Perintah SHALAT yang Ra­sulullah terima menjadi perintah yang Rasulullah pegang erat dan Rasulullah te­guh­kan kepada umatnya agar jangan sampai umatnya melalaikannya, ka­rena ibadah SHALAT menjadi kunci u­tama diterimanya amalan-amalan umat­nya yang lainnya hingga sampai Ra­sulullah mewasiatkannya pada de­tik-detik menjelang meninggalnya Rasulullah saw.
------------------------------------------------------------------------------------
Diantara hikmah tersebut,
SHALAT me­rupakan inti dari ISRA’ MI’RAJ.
__
SHALAT a­dalah MI’RAJnya orang-orang MUKMIN...!!
__
Perlu dicatat,
bahwa segala peristiwa entah berupa peristiwa yang lumrah atau memang peristiwa tidak lumrah (fenomena) selalu mengandung fakta peristiwa itu sendiri, serta nilai-nilai yang bisa diambil untuk bisa dimaknai di luar konteks fakta tersebut.
__
Dalam bahasa populernya mungkin bisa dikatakan sebagai “hikmah” atau “ibrah” atas suatu peristiwa.
__
Peristiwa yang dialami oleh Nabi akhir zaman yang mengemban ‘mandataris’ Allah untuk seluruh umat manusia.
__
Tentu dalam setiap peristiwa yang dialami Nabi Muhammad, tidak lantas berhenti pada peristiwa tersebut saja... Justru peristiwa seperti itu terdapat pesan tersirat dari Allah untuk dimaknai melalui berbagai cara yang dilakukan oleh manusia.
------------------------------------------------------------------------------------
ISRA’ MI’RAJ untuk Semua Umat
__
Semua umat beragama juga punya hak untuk menikmati hikmah dari ISRA’ MI’RAJ .
__
Agama memang diturunkan dan diperuntukkan untuk manusia.
__
Agama juga memiliki spirit memanusiakan manusia, menjaga stabalitas alam serta yang paling tertinggi adalah sarana untuk menggapai ridha Allah.
__
Pencapaian hidup di dunia tak ada artinya apabila tidak mendapatkan ridha Dzat yang Mahakuasa.
__
Lantas sebenarnya ridha Allah itu bagaimana ?
__
Maka bersegeralah ‘berlari’ untuk MI’RAJ menuju Tuhan. Sebab IA telah berfirman:
__
“Oleh karena itu, bersegeralah berlari kembali menuju Allah” (QS. Aldzariyat : 50).
------------------------------------------------------------------------------------
MI’RAJ untuk menembus batas-batas kekotoran sifat manusia, menjemput Cahaya Ke-Tuhanan yang hanya diberikan bagi mereka yang spesial.. yaitu Mereka² yang berhasil menjadi pengikut Muhammad saw yang tidak hanya mengagumi dalam decak kagum tanpa penghayatan, tetapi penghayatan dalam pengamalan yang ikhlas.
__
Perjalanan yang ditempuh dari pecinta menuju yang dicintainya, hingga keadaan ini berada dalam vakum penyatuan...
__
Cerminan penyatuan itu tertuang dalam sebuah hadits Qudsi:
__
“Tidak henti-hentinya hamba-hamba-KU mendekatkan diri kepada–KU dengan melakukan ibadah-ibadah nawafil, hingga AKU mencintainya. Kalau AKU telah mencintainya, AKU akan menjadi telinganya yang dengannya ia mendengar; AKU akan menjadi matanya yang dengannya ia melihat; AKU akan menjadi tangannya yang dengannya ia memegang; AKU akan menjadi kakinya yang dengannya ia berjalan. Jika ia bermohon kepada-KU, AKU akan mengabulkan permohonannya. Jika ia berlindung kepada-KU, AKU akan melindungi dirinya” (HR. Bukhari).
__
Memang benar,
setiap kepala manusia mempunyai refleksi yang berbeda-beda, tergantung kedalaman melihat dari berbagai sudut pandang masing-masing.
------------------------------------------------------------------------------------
Dari SHALAT itu sendiri dapat dipetik be­berapa hikmah, diantaranya adalah :
__
- dimensi waktu, dimana SHALAT ter­sebut tidak wajib kalau belum ma­suk waktunya.
__
SHALAT tidak sah apa­bila dikerjakan di luar waktunya.
__
De­ngan demikian umat Islam sangat di­tuntut untuk menghargai waktu dan di­siplin. Tidak akan terlambat dalam melaksanakan tugas, tidak terlambat masuk ke kantor, tidak terlambat menghadiri rapat, dan lain sebagainya.
------------------------------------------------------------------------------------
- dimensi thaharah, atau di­mensi kebersihan dan kesucian.
__
Sebab Ke­ber­sihan dan kesucian merupakan salah sa­tu syarat sahnya SHALAT.
__
SHALAT yang di­lakukan tidak akan sah apabila pa­kaian dan tempat shalat kotor, atau ti­dak suci.
__
Demikian juga dalam ke­hi­dupan sehari-hari, seorang mukmin sa­ngat dituntut untuk memperhatikan ke­sucian diri, baik yang akan dimakan, di­minum, pakaian, dan tempat tinggal.
__
Meng­hindarkan diri dari memakan dan me­minum dari yang haram, baik zatnya, maupun dari segi cara men­dapat­kannya.
------------------------------------------------------------------------------------
- dimensi menutup aurat.
SHALAT tidak sah kalau aurat orang yang mengerjakannya terbuka.
__
De­mikian pula hendaknya di luar SHALAT.
__
De­n­gan memperhatikan ketentuan me­nutup aurat tersebut, tentunya tidak di­te­mukan lagi anak gadis kita yang ber­pakaian serba senteng, pendek, dan ke­tat.
__
Demikian pula halnya dengan anak laki-laki yang berpakaian di atas lutut.
------------------------------------------------------------------------------------
- dimensi meng­hadap Kiblat
SHALAT tidak sah kalau tidak menghadap Kiblat, kecuali dalam kon­disi yang tidak normal, yang tidak di­ketahui arahnya, seperti dalam kendaraan, di hutan, dan lain se­bagai­nya.
__
Dengan ketentuan menghadap Kiblat ini, tentunya seorang muslim me­natap masa depannya terarah jauh ke depan.
------------------------------------------------------------------------------------
- di­men­si khusu’.
Khusu’ sangat di­perlukan dalam SHALAT, mes­ki­pun sa­ngat berat.
__
Dengan demikian,
be­rarti se­orang muslim sebaiknya mengerjakan se­suatu de­ngan penuh kesungguhan, kon­­sentrasi dan hati-hati.
------------------------------------------------------------------------------------
- dimensi patuh kepada imam dalam shalat berjama’ah.
__
Apabila imam rukuk, makmumpun ikut rukuk, ka­lau imam sujud, makmum juga su­jud, selama wuhdhu’ imam belum ba­tal.
__
Te­tapi apabila ada imam yang keliru atau lu­pa dalam bacaan shalat, maka mak­mum boleh mengingatkannya de­ngan penuh etika, yaitu dengan ucapan SUBHANALLAH, bukan ditarik ke­be­la­kang.
__
Dengan ke­tentuan ini berarti se­orang muslim ha­rus loyal dan patuh kepada pimpinan.
__
A­pabila ada pim­pinan yang keliru dan ber­salah, maka akan diingatkan dengan pe­nuh ke­sopanan.
------------------------------------------------------------------------------------
Apabila setiap dimensi hik­­mah perintah SHALAT ini diperhatikan dan diamalkan dengan baik, maka insya Allah kehidupan yang baik kan diperoleh oleh setiap muslim.
__
Berjumpa Allah, Bisakah Kita ?
__
Puncak ‘rekreasi’ Rasulullah adalah berjumpa (melihat langsung) dengan Dzat Allah secara langsung.
__
Demikian riwayat kuat yang sering dijelaskan diberbagai kitab hadist dan sejarah.
__
Akal kita pasti tidak sampai untuk membayangkan apa yang dialami oleh Rasulullah..!!
__
Yang jelas,
ini masalah keimanan yang tidak wajib untuk dirasionalisasikan.
------------------------------------------------------------------------------------
Untuk level Nabi Muhammad memang pantas apabila sampai menyaksikan Dzat yang tak ada yang bisa menyerupai-Nya.
__
Untuk kita, apakah bisa seperti itu..?
__
Bisa, hanya saja caranya berbeda.
__
Dalam pandangan filsafat,
pada dasarnya, seluruh entitas (wujud) yang ada di dunia ini merupakan pancaran Tuhan.
__
Tuhan sebagai KHALIQ ‘bercermin’ lalu terciptalah makhluk-makhluk yang beraneka jenis... Begitu salah satu versi teori yang membicarakan penciptaan makhluk, yang berbeda sebagaimana teori sains yang populer itu.
__
Melihat manusia tidak sebatas manusia, melihat alam tidak sebatas alam, tetapi sejatinya di balik semua itu ada Allah bersemayam.
__
Tidak heran apabila ada idiom, “Allah itu tidak seperti apa-apa, Allah itu di mana-mana, Allah itu tidak di mana-mana”.
------------------------------------------------------------------------------------
Lantas di mana dan bagaimana Allah itu..?
__
Ini menjadi pertanyaan dan perdebatan yang tidak akan pernah usai, sampai pada suatu masa dimana kehidupan dunia telah berakhir.
__
Semakin dalam, semakin cermat dan semakin jernih kita melihat, menyaksikan dan merasakan setiap wujud yang ada di dunia ini, semakin besar potensi kita merasakan kehadiran Allah, ‘keintiman’ bersama Allah, bahkan sampai ‘menyatu’ dengan Allah..
__
Hal Ini sering dialami oleh para sufi, kalangan muslim yang mempunyai ketajaman hati dan kesadaran diri yang sangat tinggi, sehingga berbuah pd pengalaman spritual yang jarang dirasakan orang beragama pada umumnya.
------------------------------------------------------------------------------------
Tiap orang pasti berbeda-beda dalam merefleksikan ISRA’ MI’RAJ Nabi Muhammad saw.
__
Yang jelas, peristiwa tsb tidak sebatas berhenti pada peristiwa. ISRA’ MI’RAJ akan terus hidup tatkala kita aktif untuk menggali “kearifan” yang bisa diambil hikmah dan ‘ibrahnya.
__
SPIRITUAL kita berupa KETAJAMAN HATI dan KESADARAN DIRI akan terus terasah selama kita tidak berhenti dengan apa yang dilihat oleh mata, disentuh oleh kulit, didengar oleh telinga, dikecam oleh lidah dan dicium oleh hidung.
__
Dengan demikian, apakah benar kita benar-benar bisa meyakini kebenaran serta mengambil pelajaran dari ISRA’ MI’RAJ ..????
------------------------------------------------------------------------------------
Sebelum MI’RAJ kita harus membersihkan JIWA (Taubatan Nasuha)
__
Jadi..
Sebelum MI’RAJ kita harus ISRA’ dulu.. dg cara membersihkan diri lahir batin.
__
Secara batin, qalbu kita harus bersih dari racun dan virus seperti : rasa dendam, iri, riya', sombong, dengki, serakah, tamak dan hal² negatif lainnya...
__
Hal ini sama seperti malaikat Jibril membersihkan HATI Rasulullah dg air zam zam.
------------------------------------------------------------------------------------
Inilah simbol dari WUDHU yang kita lakukan sebelum menjalankan SHALAT.
__
WUDHU ITU PEMBERSIH JIWA
__
Pada Saat Wudhu, Ucapkanlah Perkataan Ini Didalam Hati
__
1. Ketika Membasuh Tangan,
Ucapkanlah Basmalah
------------------------------------------------------------------------------------
2. Ketika Berkumur,
Ucapkanlah :
"Ya Allah Jauhkan Lidahku Dari Perkataan Yang Tidak Bermanfaat"
------------------------------------------------------------------------------------
3. Ketika Membasuh Hidung,
Ucapkanlah :
"Ya Allah Berilah Aku Ke-bau-an Surga"
------------------------------------------------------------------------------------
4. Ketika Membasuh Wajah,
Ucapkanlah :
"Ya Allah Jauhkanlah Wajahku Dan Wajah Kedua Orang Tuaku Dari Api Neraka"
------------------------------------------------------------------------------------
5. Ketika Membasuk Tangan Dan Siku, Ucapkanlah :
"Ya Allah Jauhkan Tanganku Dari Kemaksiatan"
------------------------------------------------------------------------------------
6. Ketika Mengusap Kepala,
Ucapkanlah :
"Ya Allah Jauhkan Kepala Ku Dan Kepala Kedua Orang Tua Ku Dari Api Neraka, Serta Jauhkan Kami Dari Pikiran Maksiat"
------------------------------------------------------------------------------------
7. Ketika Membasuh Telinga,
Ucapkanlah :
"Ya Allah Jadikanlah Telinga ku Selalu Mendengar Hal Yang Baik"
------------------------------------------------------------------------------------
8. Ketika Membasuh Kaki Dan Mata Kaki, Ucapkanlah :
"Ya Allah Permudahlah Kaki Ku Dan Kaki Kedua Orang Tua Ku Melintasi Titian Shiratul Mustaqim Di Akhirat Kelak"
__
Lakukanlah Hal² tersebut,
Insya ALLAH Dikabulkan Oleh ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala
------------------------------------------------------------------------------------
Rasulullah shallallahu álaihi wasallam bersabda :
“Barang siapa Menunjukkan kepada Kebaikan. Maka ia memperoleh Pahala yang sama seperti yang melakukan atau mengamalkan Kebaikan itu.” (HR. Muslim, Abu Dawud dan At-Tirmidzi).
__
Karena SHALAT dimulai dg kesiapan kesucian JIWA dan RAGA.
__
Setelah itu kita NIAT SHALAT dan memfokuskan diri kepada Zat Maha Besar dg takbiratul ihram "ALLAHU AKBAR"
__
Yang maknanya adalah : segala sesuatu selain Allah adalah kecil, tidak penting, hina, ciptaan, dan hal baru. Kita hanya fokus pada keagunganNya...
__
Dengan memahami bacaan ALFATIHAH secara baik, pahami arti dan maknanya, hayati dan rasakan getaran JIWA mu saat sedang menghadap Allah Ta'ala, saat SHALAT..
------------------------------------------------------------------------------------
FOKUS, terarah, gunakan cipta rasa mu sebagai seorang HAMBA yg sedang menghadap Sang Maha Agung, raja segala raja, Allah yang Maha Pencipta.. engkau sedang menyembah Allah seolah² melihatNya..
__
Jika engkau tak mampu melihatNya, yakinilah bahwa Allah pasti melihat mu.. Allah pasti mendengar suara detak batin mu selirih apapun...
------------------------------------------------------------------------------------
Rasakan getaranNya...
Jadikan bacaan SHALAT mu sebagai penuntun batin mu menuju Allah... hayati setiap hembusan nafas mu.. nikmatiii... nikmatiiii....
__
Tubuh mu mungkin masih menyentuh tanah..
__
Tetapi..
Bisa jadi RUH mu telah menembus dimensi yg berbeda..
__
Rasakan terus dg penghayatan..
Hayati Allah hadir dalam JIWA mu..
Tumakninah..
------------------------------------------------------------------------------------
Tembus alam Ruhani dg memperbanyak DZIKIR..
__
Lakukan secara rutin dan istiqomah..
__
Lalu ingaatt...!!
SHALAT mu harus berpengaruh pada kehidupan mu di luar SHALAT... sebab khusyuk dan tidak khusyuk mu juga bergantung pd saat dirimu diluar SHALAT...
__
Semua gerakan SHALAT mu akan menyehatkan JIWA dan RAGA mu, menyehatkan LAHIR dan BATIN mu..
__
.
(TUAK ILAHI)

No comments:

Post a Comment