Monday, 1 May 2017

Awal Beragama Adalah Mengenal Tuhannya

Awal Beragama Adalah Mengenal Tuhannya
Nabi Muhammad dalam hadisnya mengatakan "awal beragama adalah makrifat (mengenal) kepada Allah". Erti mengenal berbeza dengan hanya sekadar Tahu. Kalau Mengenal sudah pasti tahu, sedangkan tahu belum tentu mengenal. Sebahagian besar manusia “mengaku“ mengenal Tuhan, sebenarnya mereka hanya Tahu.
Nabi Muhammad pernah menyampaikan “Belajarlah Hingga Ke Negeri Cina”. Orang muslim hanya memaknai betapa pentingnya belajar, akan tetapi harapan dari Nabi dengan hadisnya yang ingin ditekankan selain dari nilai pentingnya belajar adalah agar semua manusia belajar, mencari, memahami dan akhirnya mengenal siapa Tuhannya, sehingga saat beribadah menghadap Tuhan, para manusia mengerti siapakah yang sedang di SEMBAH.
KALAU USUL JANGAN ASAL,
KALAU ASAL JANGAN USUL.
Apabila manusia tidak mengenal Tuhannya, mana mungkin manusia yakin dengan apa yang dilakukannya. Hal ini seperti seorang pemburu yang membidik ribuan burung, di mana sang pemburu tidak tahu burung mana yang akan dia bidik. Kalaupun dia berani memanah, adanya kesia-siaan.
Nabi Muhammad menyampaikan “Siapa yang melihat kepada sesuatu, tidak dilihatnya Allah di dalamNya, maka penglihatannya itu batal dan sia-sia belaka”.
Abu Bakar Siddiq "Tidak Aku lihat sesuatu melainkan yang aku lihat Allah Ta’ala terlebih dahulu”.
Usman Ibnu Affan “Tidak aku lihat sesuatu melainkan yang aku lihat Allah segalanya".
Umar Ibnu Khattab “Tidak aku lihat sesuatu, hanya aku lihat Allah Ta’ala kemudiannya“.
Ali Bin Abi Talib “Tidak aku lihat sesuatu melainkan yang aku lihat Allah Ta’ala di dalamnya”. “Tidak diperkenankan Ibadahnya seseorang apabila belum melihat-Nya, kerana yang ada hanya kesia-sian”
Dalam satu hadisnya, Nabi Muhammad menyampaikan “Siapa mengenal dirinya maka mengenal ia akan TuhanNya”. Dalam hadis yang lain adalah sebagai berikut “Maka barang siapa mengenal dirinya binasa, nescaya dikenalnya Tuhannya kekal”.
Tuhan memerintahkan secara jelas untuk menjadi islam secara kaffah (menyeluruh) dalam Q.S. Al Baqarah " Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu ". (Qs. Al Baqarah 2 : 208)
".......dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan............", Jadi bagi manusia yang tidak mahu "berjalan" untuk mencari hingga mengenal Tuhan.... maka manusia tersebut mengikuti langkahnya syaitan.
Di dalam Islam setiap pemeluknya terdapat dua pilar sebagai penyangga keyakinannya, Rukun Islam & Rukun Iman. Dalam Rukun Islam yang pertama adalah Mengucapkan dua kalimat syahadat, "Aku bersaksi Tiada Tuhan Selain Allah dan Aku bersaksi bahawa Muhammad adalah Utusan Allah". Rukun Iman yang pertama "Percaya kepada Allah".
"Bagaimana Manusia BERSAKSI kalau manusia itu sendiri belum PERCAYA, bagaimana PERCAYA kalau belum MELIHAT"
QS 58 Al Mujadilah ayat 11 “……Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat........... ”.
Tuhan tidak akan memberikan ilmu apabila orang tersebut hanya diam dengan tidak ada usaha untuk mencarinya. Semua Nabi, dan utusan Tuhan semua melaksanakan perjalanan "pencarian" dengan "lelaku" dan metode masing-masing sesuai zamannya. Dengan sekian banyak riwayat yang kita terima, sudah seharusnya kita mengikuti apa yang dijalankan oleh para pendahulu kita agar kita menjadi "Haqqul Yaqin".
QS. 58. Al Mujadilah ayat 11 “……Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
“Katakanlah: ‘Adakah sama orang-orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu?’ Sesungguhnya hanya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” QS. 39 Az-Zumar ayat 9.
Nabi menyampaikan dalam hadisnya "Perbezaan derajat kemuliaan seseorang yang beramal ibadah berdasarkan ilmu dengan seseorang yang hanya sekadar beribadah saja (tanpa ilmu) sama dengan perbezaan derajat kemuliaanku (kata Nabi) dengan derajat seseorang yang paling hina dari antara kamu!".

No comments:

Post a Comment