Friday, 20 November 2015

Tasawuf&tazkirah&cerita sahabat


MEMAHAMI TANDA-TANDA FANA

“Orang yang arif bukanlah orang yang jika menuturkan kiasan (isyarat/tanda), merasa Tuhan lebih dekat kepada dirinya ketimbang kiasannya. Tetapi, orang arif adalah orang yang tidak memiliki kiasan karena kefanaanya dalam wujud-Nya dan karena kekhusyukannya dalam penyaksian terhadap-Nya.”
--Syekh Ibnu Atha’illah dalam kitab Al-Hikam

Sahabatku, makrifatullah adalah suatu keadaan terserap ke dalam Dzat-Nya tanpa meniadakan perbuatan-perbuatan dan sifat-sifat-Nya. Tahapan makrifat berhubungan dengan pengakuan atas keesaan dan kekekalan-Nya hingga mengakui sifat kefanaan dan kepalsuan yang selain-Nya. Seseorang yang arif hidup dan merasakan (pengalaman) dengan cahaya Allah sehingga dia menemukan Al-Haqq. Baginya, amat sulit menjelaskan tentang pengalaman kefanaanya kepada orang lain, karena dia tenggelam dalam kekhusyukan dan penyaksian terhadap-Nya. Siapa yang tidak sampai kepada-Nya, maka ia harus melihat tanda-tanda, bukannya hidup dalam tanda-tanda tersebut. Demikian penjelasan menurut Syekh Fadhlalla Haeri.
Pikir-pikirkanlah, renung-renungkanlah!


Kisah Sahabat Nabi

Abdullah Bin Umar Ra

Abdullah bin Umar adalah putra Umar bin Khaththab, ia telah memeluk Islam semenjak kanak-kanak. Ia melihat seorang lelaki yang selalu mendatangi Nabi SAW untuk menceritakan mimpinya jika ia bermimpi, karenanya ia sangat ingin bisa bermimpi dan menceritakan mimpinya kepada Nabi SAW seperti lelaki tersebut. Saat itu ia masih muda dan ia sering tidur di masjid.

Suatu ketika ia bermimpi melihat dua malaikat datang dan membawanya ke neraka. Di sana ia melihat bangunan seperti sumur yang mempunyai dua cabang, dan di dalamnya banyak orang yang dikenalinya, sehingga ia berkata, "Semoga Allah melindungiku dari neraka ini…!"

Datanglah malaikat yang lain dan mengatakan agar ia tidak takut, dan ia terbangun.

Ia tidak punya keberanian untuk menceritakan mimpinya tersebut kepada Nabi SAW seperti yang diinginkan sebelumnya, karena itu ia menceritakannya kepada kakaknya yang juga istri Nabi SAW, Hafshah. Ketika Hafshah menceritakan mimpi tersebut kepada Nabi SAW, beliau bersabda, "Abdullah bin Umar adalah anak yang baik, saya berharap semoga ia selalu melaksanakan shalat malam."

Sejak itulah ia banyak mengerjakan shalat malam, dan tidur hanya sebentar, padahal saat itu ia masih sangat muda remaja.

Abdullah bin Umar dikenal sebagai sahabat yang paling banyak meneladani Nabi SAW, bahkan pada hal-hal yang sebenarnya tak berarti. Ia selalu memperhatikan apa yang dilakukan beliau, dan kemudian ditirunya dengan cermat dan teliti. Misalnya ia melihat Nabi SAW shalat di suatu tempat, maka di tempat yang sama, ia akan melakukan shalat seperti beliau. Jika Nabi SAW berdoa dengan berdiri, ia juga akan berdoa dengan berdiri di tempat tersebut. Pernah, di suatu tempat di Makkah, iamelihat Nabi SAW berputar dua kali dengan untanya sebelum turun dan shalat dua rakaat. Maka setiap kali ia melewati tempat itu, ia akan memutar untanya dua kali, kemudian turun dan shalat dua rakaat seperti yang pernah dilakukan Nabi SAW. Padahal bisa saja unta Nabi SAW itu memutar sekedar untuk mencari tempat yang tepat untuk berhenti dan beristirahat.

Begitulah kesetiaannya dalam mengikuti jejak langkah Nabi SAW, sehingga Ummul Mukminin Aisyah RA pernah berkata,"Tak seorangpun mengikuti jejak Rasulullah SAW di tempat-tempat pemberhentian beliau, seperti yang dilakukan oleh Ibnu Umar…."

Hampir tidak ada suatu perilaku Nabi SAW, yang diketahuinya yang tidak ditirunya. Setelah lama

waktu berlalu sepeninggal Nabi SAW, ia ingat sesuatu yang ia tidak tahu apa yang dilakukan oleh beliau dan ia belum menirunya. Waktu Fathul Makkah, beliau masuk ke dalam Ka'bah. Yang diketahuinya beliau menghancurkan berhala-berhala, setelah itu ia tidak tahu. Karenanya ia segera mencari Bilal bin Rabah yang saat itu mengikuti beliau masuk ke dalam Ka'bah untuk menanyakan hal tersebut. Atas pertanyaannya ini Bilal berkata, "Beliau berdiri di antara dua tiang Ka'bah dan shalat dua rakaat…."

Mendengar penjelasan ini Abdullah bin Umar menangis penuh penyesalan. Beberapa kali ia mengunjungiKa'bah dan ia tidak pernah meneladani perilaku beliau ini. Seolah sekian banyak ibadah, jihad dan kedermawanan dalammembelajakan hartanya di jalan Allah, tidak bisa menebus kelalaiannya dalam mengamalkan dua rakaat yang dilakukan Nabi SAW di dalam Ka'bah tersebut.


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

" Sesungguhnya orang-orang yg bertaqwa itu berada didalam taman dan sungai. Dalam majlis kebenaran disisi Raja yg Maha Kuasa."

Al-Qamar:54-55

Taubat adalah pintu kepada taqwa dan taqwa adalah kepada zikir dan zikir adalah pintu kepada fana dan fana adalah pintu kepada tempat duduk dalam majlis ketuhanan iaitu bersama Allah....


Akuan diri belum mati dan belum hilang diri.

Barangsiapa yg mengenal Allah binasa diri.

Pakaikan olehmu Islam

Pakaikan olehmu Iman.

Pakaikan olehmu Tauhid.

Pakaikan olehmu Makrifat.

Insan kamil yg memegang rahsia Allah.

Tubuhnya bersama dengan makhluk dan rohnya brsama Allah.

Mereka itulah sebaik-baik teman taulan.


Zaman ini adalah zaman ramai orang yang telah melupakan Allah dan Rasul. Allah telah menjadikan manusia dikalangan makhluk yang penuh dengan keistimewaan. Allah menyediakan segala keperluan untuk manusia dari alam ruh, alam dunia, alam barzakh sehingga ke alam akhirat. Apa yang dijadikan oleh Allah, semua itu adalah kebaikan untuk manusia samada suka atau tidak akan perkara itu kerana setiap perkara itu ada hikmah disebaliknya.

Ketika mana Nabi Adam As diturunkan ke bumi ini, dia telah menyedari bahawa dia telah melakukan satu kesalahan yg membuatkan Allah murka. Lalu Nabi Adam As sujud memohon keampuanan kepada Allah selama 40 tahun. Air mata yang jatuh dari Nabi Adam As selama 40 tahun itu telah membentuk parit-parit dan anak-anak sungai didunia ini. Keampunan yang diterima oleh Nabi Adam As adalah kerana nurnya Muhammad Sollallhu Alaihi Wasallam.

Dan kerana Nur Muhammad itu, Allah telah menciptakan setiap makhluk baik malaikat, jin, manusia, binatang, alam dan Nabi Adam As itu sendiri. Semua ini adalah kerana cinta-Nya Allah kepada Rasulullah Sollallahu Alaihi Wasallam. Ketika mana Allah ciptakan manusia, Allah telah siap-siap meletakkan perasaan cinta kepada tuhan dalam hati setiap manusia itu.

Ustaz Azahar Hashim Al Hadrami
"Cinta Allah & Rasul"
Majlis Ilmu Al-Aziziah | 14.11.2015


Kisah Sahabat Nabi

Dikafani Jubah Rasulullah Saw

Seorang lelaki dari suatu kabilah Arab datang untuk beriman dan mengikuti Nabi SAW. Ia juga berkata, "Aku akan berhijrah bersamamu!"

Nabi SAW menyerahkan lelaki tersebut pada para sahabat untuk diajari seluk-beluk Islam. Pada perang Khaibar, lelaki ini ikut serta dan diberi tugas untuk memelihara dan merawat unta-unta. Ketika perang berlangsung, beberapa rampasan perang telah didapat, dan Nabi SAW membaginya kepada para sahabat, termasuk lelaki tersebut. Tetapi ketika harta tersebut diantarkan kepadanya oleh seorang sahabat, ia bertanya, "Apakah ini?"

"Bagian dari rampasan perang yang dibagikan Rasulullah SAW untukmu!!" Kata sahabat tersebut.

Seketika ia pergi menemui Nabi SAW sambil membawa harta bagiannya tersebut, dan berkata, "Wahai Rasulullah, sungguh aku mengikuti engkau bukan karena ini, tetapi aku mengikuti engkau agar aku dipanah disini…,"

Lelaki tersebut menunjuk ke arah leher atau kerongkongannya, kemudian ia berkata lagi, "Lalu aku mati dan bisa masuk surga."

Nabi SAW tersenyum mendengar penuturannya tersebut, kemudian beliau bersabda, "Sekiranya engkau berkata jujur, Allah pasti akan membenarkanmu."

Lelaki ini bangkit, dan bergabung di barisan depan untuk memerangi kaum Yuhadi yang masih mempertahankan benteng Khaibar. Tidak lama kemudian, beberapa sahabat mendatangi Rasulullah SAW sambil membawa lelaki tersebut yang telah tewas, anak panah menancap di kerongkongannya, tepat di tempat ia menunjuknya. Nabi SAW bertanya, "Dia lelaki itu?"

Para sahabat mengiyakan. Nabi SAW bersabda, "Dia telah jujur kepada Allah sehingga Allah membenarkannya."

Nabi SAW mengkafaninya dengan jubah beliau, meletakkan di depannya dan dishalatkan. Sebagian dari doa beliau untuk lelaki ini adalah, "Ya Allah, ini adalah hambaMu, ia telah keluar berhijrah di jalanMu, kemudian terbunuh sebagai syahid dan aku sebagai saksi baginya.






No comments:

Post a Comment