Friday, 27 November 2015

Tasawuf hati&tazkirah


🔱SIRI TASAWUF : MATA HATI YANG HIDUP🔱
(OLEH : SYEIKH MUHAMMAD FARISH KUALA)

🍃Makrifat Menajamkan Mata Hati🍃
✳ Ma'rifat adalah tingkat penyerahan diri kepada Allah secara berjenjang, secara tingkat demi setingkat sehingga sampai kepada tingkat keyakinan yang kuat. Orang yang memiliki ilmu ma'rifat dianggap sebagai orang yang 'arif', kerana ia boleh memikirkan dalam-dalam tentang segala macam liku-liku kehidupan di dunia ini.

✳ Oleh kerana itu jika kita bersungguh-sungguh dalam mempelajari ilmu ma'rifat, maka akan meraih suatu karomah. Karomah adalah keistimewaan yang tidak dimiliki orang awam. Bentuk karomah tersebut adalah mata hati kita menjadi awas dan indra keenam kita menjadi tajam. Jika indra keenam menjadi tajam, kita akan dapat mengetahui sesuatu yang tersembunyi di balik peristiwa.

✳ Orang yang mata hatinya dan indra keenamnya tajam, maka ia dapat masuk ke dalam hal-hal yang dianggap gaib (tersembunyi). Orang yang arif (memiliki ilmu ma'rifat), suka memperhatikan tanda-tanda kebesaran Allah dengan mata kepalanya, kemudian ia merenungkan dengan mata hatinya.

✳ Orang ma'rifat jika melakukan sesuatu atau memutuskan sesuatu menggunakan muraninya daripada hawa nafsunya. Ia tahu betul, apakah hawa nafsu yang mempengaruhi dirinya atau nuraninya yang berkata. Oleh kerana itu, orang yang sudah menduduki tingkat ini, selalu tajam indera keenamnya. Ia tahu sesuatu yang merugikan bagi dirinya meskipun tampak seakan-akan menguntungkan. Ia pun tau apa yang menguntungkan, meskipun seakan-akan tampak seperti merugikan.

✳ Maka, jangan heran, kadang-kadang orang awam memandang sesuatu itu baik dan menguntungkan, namun bagi orang ma'rifat (orang yang tajam indera keenamnya), dipandang sebagai sesuatu yang membahayakan.

✳ Melihat kebaikan dan keburukan dengan mata kepala saja tidak akan dapat mengetahui keadaan yang sebenarnya. Sesuatu yang elok dipandang mata kadang-kadang hanyalah tipuan belaka. Sesuatu yang buruk dipandang mata, kadang-kadang tersimpan sesuatu yang menguntungkan. Maka betapa pentingnya jika kita berlatih untuk mempertajam mata hati dan indera keenam.

✳ Buta mata belum tentu membahayakan bagi kehidupan kita. Kerana banyak orang yang buta matanya, tetapi masih mampu melakukan sesuatu yang terbaik bagi dirinya. Bahkan ia mempunyai keistimewaan, yakni lebih awas daripada kita yang memiliki mata normal. Namun jika mata hati telah buta, maka pertanda hancurlah kehidupan kita, baik kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat.

✳ Orang yang buta hatinya, seringkali merasa kecewa dalam menghadapi liku-liku kehidupannya, kerana ia sering gagal dalam mengambil keputusan. Keputusannya lebih banyak meleset. Sebab, yang digunakan untuk mengambil keputusan lebih didasarkan pada penglihatan mata dan akal yang dipenuhi hawa nafsu. Jadinya, ia kurang cermat dan kurang hati-hati. Ia mudah terkecoh dengan fatamorgana serta khayalan-khayalannya sendiri.

✳ "Dan barang siapa yang buta mata hatinya di dunia ini, maka buta pula di akhirat, jauh tersesat jalannya."

✳ "Sesungguhnya, bukan matanya yang buta, tetapi mata hatinyalah yang buta, yang berada di rongga dadanya."

✳ Oleh kerana itu, betapa pentingnya kita mempelajari ilmu ma'rifat. Dengan ilmu ma'rifat, hati dan alam bawah sadar kita terhindar dari 'kebutaan'. Hati kita menjadi jernih sehingga setiap apa yang kita pikirkan dan kita lakukan akan mendatangkan hasil yang menguntungkan.

✳ Orang yang ma'rifat, selalu berprasangka baik kepada siapapun. Ia juga selalu berprasangka baik kepada Allah swt. TIdak pernah berkeluh kesah dalam hidupnya. Ia selalu merasa dekat kepada Allah. Selalu merasa cinta, penuh harapan dan hatinya terasa senantiasa tenteram.

✳ Ilmu ma'rifat mengantarkan kita kepada suasana hati ikhlas dalam berbuat apa saja, lebih-lebih beribadah kepada Allah. Ibadahnya dilakukan tanpa mengharapkan ganjaran dan tanpa keinginan dipuji orang lain.

✳ Orang-orang ma'rifat menganggap jika perbuatan dilakukan tidak dengan ikhlas, tetapi dengan mengharapkan ganjaran maka akan mengotori jiwanya. Jika jiwa kotor, hati akan berdebu. Bila hati berdebu berarti mata batin dan indera keenam telah buta.

✳ Golongan orang-orang ini selalu menjaga hatinya dan alam bawah sadarnya agar tidak tercemar oleh debu-debu yang dapat membutakan. Kerana itu, suasana hati orang-orang ma'rifat selalu tenteram kerana selalu berprasangka baik kepada siapa pun, tidak membenci, tidak dendam, tidak iri hati, tidak sombong dan tidak riyak tidak takbur.

✳ Sebab, sederetan penyakit semisal sombong, benci, dendam, iri hati dan sebagainya merupakan letupan emosi, bukan nurani yang berbicara, melainkan nafsu keserakahan.

✳ Jika kita telah mendalami ilmu ma'rifat dengan bersungguh-sungguh, maka akan dapat melihat betapa diri kita menjadi orang yang luar biasa. Mungkin kita akan terheran-heran. Kerana jika ilmu ma'rifat telah dikuasai, maka seseorang akan dapat mengenal Allah, sehingga antara dirinya dan Allah seakan-akan tidak ada batas/perantara, sehingga seakan-akan mampu berhubungan langsung.

✳ Disamping itu, kita akan dapat dengan mudah menyerahkan hawa nafsu menurut kehendak Allah. Kita merasa tidak punya hak untuk memiliki, sekalipun pada diri sendiri. Kerana menyadari segala sesuatu yang ada di dunia ini hanyalah milik Allah, termasuk nyawa kita.

🔱"SIRI MENUJU JALAN-JALAN PARA WALI"🔱 (p.m.s)


Hati Nurani itu tidak dimiliki oleh setiap makhluk, tetapi diinginkan manusia bersifat demikian rupa. Hati nurani atau hati jamal (Mukmin) ini dikenal dengan nama-nama seperti:
a) Nafsu Mulhimah adalah menjadi perangai malaikat dan nyawa malaikat
b) Nafsu Mutmainnah atau Roh Mutamainnah yang tarafnya jadi jadi nafsu nabi dan perangainya jadi perangai nabi.
Maka Hati Nurani inilah yang diinginkan kepada setiap muslim yang mengucap kalimat Allah. Hati manusia ini, ia diibaratkan sebagai sebuah negeri yang ada dua raja. Bila hati itu baik dinamakan Hati Malaikat. Apabila jahat dinamakan hati iblis.
Alangkah susahnya kalau satu negeri ada dua raja, maka jadilah hati itu berbolak-balik karena diperintah oleh dua raja, maka di sinilah dikatakan perang Fisabilillah, karena nilai manusia di sisi Allah adalah hati Nurani yang bersih yang tidak setititk pun terdapat noda-noda hitam.
Firman Allah Ta'ala: "Hari yang tidak ada gunanya harta dan anak-anak, hanya yang Allah anugerahkan kepada Hati Yang Salim (hati Nurani)"
Sabda Rasulullah saw: "Bahawasnya Allah tidak memandang kepada pakaian dan rupa paras kamu, melainkan memandang hati kamu yang bersih (hati nurani)"
Maka untuk mengenali hati dan hati supaya jadi nurani atau hati Mukmin Rumah Allah, terpaksalah dengan adanya Ilmu hati yang dinamakan Ilmu tasawwuf, tanpa ilmu tasawwuf, hati seseorang itu tidak akan bersih, karena setiap satu ilmu yang jadi rahasia Tuhan adalah memiliki tingkat-tingkat dan aturan-aturan menurut pelajaran Ilmu rahasia Tuhan.
Maka dasar ilmu rahasia Tuhan adalah mengenali Ilmu Rohani yang sebenar-benar Rohani yang suci yangr kelas Amar rabbi.
Sebagaimana yang di nyatakan dalam Firman Allah Ta'ala: "Bertanya mereka itu orang-orang Yahudi kepada engkau darihal Roh, katakanlah olehmu Ya Muhammad, untuk" roh itu adalah urusanTuhan ku "
Barangsiapa yang tidak mengerti dan mengalami apa dia Rohani, yaitu Dirinya yang menjadi hakikat itu, tentulah tidak akan melangkah ke depan.
Dengan mengenal Rohani yang sebenarnya dan Rohani yang sempurna, maka seseorang itu akan maju lagi selangkah ke depan berkenaan Ilmu tauhid kepada Allah Taala yang sebenarnya benar tauhid.
Celik hati:
* Orang-orang yang memiliki hati Fu'ad adalah taraf Islam. Dan dinamakan anggota makrifat Fu'ad. Itu adalah adalah hati yang benar.
* Orang-orang yang memiliki hati Kalbun adalah tarafnya Mukmin. Dan dinamakan makrifat Kalbun. Hatinya adalah suci.
* Orang-orang yang memiliki kalbi. Tarafnya Mukmin, dinamakan ahli makrifat Kalbun. Hatinya adalah terlebih suci.
* Orang-orang yang memiliki hati rohani adalah orang mukmin atau dinamakan Anggota makrifat Roh, jumlah penghuni surga, sebagaimana mereka yang telah ada memiliki dua mata hati yang melek atau dinamakan hati yang melek.
* Orang yang memiliki hati Roh Rabbani, tarafnya ahli sufi, itulah kebiasaannya.



No comments:

Post a Comment