Ulama ini sebut istri harus mau disetubuhi suami meski di atas unta
Reporter : Muhammad Radityo | Rabu, 29 April 2015 17:53
Merdeka.com - Mufti Malaysia Harussani Zakaria menyampaikan fatwa yang menyatakan setiap istri harus bersedia memenuhi hasrat seksual suaminya meski mereka sedang berada di atas unta.
Fatwa yang dimuat dalam Malay Mail Online itu kontan menuai banyak kritik dari warga Malaysia. Mereka menilai fatwa semacam itu bisa mendorong orang melakukan pemerkosaan.
Menurut Harussani, seorang istri tidak punya hak untuk menolak hasrat seksual suaminya. Sang suami, kata dia, berhak memaksa istrinya untuk mau melayani hubungan seksual.
"Tidak ada yang namanya pemerkosaan dalam pernikahan. Itu hanya pikiran orang Eropa. Buat apa kita mengikuti mereka?" kata dia, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Rabu (29/4).
Sejumlah pengkritik menganggap fatwa Harussani itu konyol dan mengejutkan.
"Tak ada gunanya, percuma," kata seorang komentator di artikel itu.
"Tanpa persetujuan = pemerkosaan. Titik," ujar komentator lain.
Para pengguna Internet menyikapi hal itu sebagai fatwa yang tidak berlandaskan kejelasan dalil. Pasalnya ditegaskan dalam kitab suci Alquran bahwa sesungguhnya wanita adalah sosok suci yang wajib diperlakukan dengan kelembutan.
Para pengguna dunia maya dan media sosial juga mempertanyakan apakah mungkin berhubungan seks di atas unta bisa dilakukan.
Fatwa yang dimuat dalam Malay Mail Online itu kontan menuai banyak kritik dari warga Malaysia. Mereka menilai fatwa semacam itu bisa mendorong orang melakukan pemerkosaan.
Menurut Harussani, seorang istri tidak punya hak untuk menolak hasrat seksual suaminya. Sang suami, kata dia, berhak memaksa istrinya untuk mau melayani hubungan seksual.
"Tidak ada yang namanya pemerkosaan dalam pernikahan. Itu hanya pikiran orang Eropa. Buat apa kita mengikuti mereka?" kata dia, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Rabu (29/4).
Sejumlah pengkritik menganggap fatwa Harussani itu konyol dan mengejutkan.
"Tak ada gunanya, percuma," kata seorang komentator di artikel itu.
"Tanpa persetujuan = pemerkosaan. Titik," ujar komentator lain.
Para pengguna Internet menyikapi hal itu sebagai fatwa yang tidak berlandaskan kejelasan dalil. Pasalnya ditegaskan dalam kitab suci Alquran bahwa sesungguhnya wanita adalah sosok suci yang wajib diperlakukan dengan kelembutan.
Para pengguna dunia maya dan media sosial juga mempertanyakan apakah mungkin berhubungan seks di atas unta bisa dilakukan.
No comments:
Post a Comment