Monday, 30 November 2015
Renung
Sya CnP
🌟🌟📗📘📕✨
KENYATAAN HIDUP DISEBALIK PERMAINAN INI.
Seorang guru wanita sedang bersemangat mengajarkan sesuatu kepada murid-muridnya. Ia duduk menghadap murid-muridnya. Di tangan kirinya
Ada kapur, di tangan kanannya ada pemadam. Guru itu berkata, "Saya ada satu permainan... Caranya begini, ditangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada pemadam. Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah
"Kapur!", jika saya angkat pemadam ini, maka katalah "Pemadam!"
Murid muridnya pun mengerti dan mengikuti. Guru berganti-gantian mengangkat antara kanan dan kiri tangannya, semakin lama semakin cepat.
Beberapa saat kemudian guru kembali berkata, "Baik sekarang perhatikan.
Jika saya angkat kapur, maka sebutlah "Pemadam!", jika saya angkat
pemadam, maka katakanlah "Kapur!". Dan diulangkan seperti tadi, tentu
saja murid-murid tadi keliru dan kekok, dan sangat sukar untuk
mengubahnya. Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi
kekok. Selang beberapa saat, permainan berhenti.
Sang guru tersenyum kepada murid-muridnya. "Murid-murid, begitulah kita
umat Islam. Mulanya yang haq itu haq, yang bathil itu bathil. Kita
begitu jelas membezakannya. Namun kemudian, musuh musuh kita memaksakan
kepada kita dengan perbagai cara, untuk menukarkan sesuatu, dari yang
haq menjadi bathil, dan sebaliknya. Pertama-tama mungkin akan sukar
bagi kita menerima hal tersebut, tapi kerana terus disosialisasikan dengan cara-cara menarik oleh mereka, akhirnya lambat laun kamu akan terbiasa dengan hal itu. Dan anda mulai dapat mengikutinya. Musuh-musuh kamu tidak pernah berhenti membalik dan menukar nilai dan etika.
"Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi sesuatu yang pelik, Zina
tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi menjadi hal yang lumrah, tanpa
rasa malu, sex sebelum nikah menjadi suatu kebiasaan dan trend, hiburan
yang asyik dan panjang sehingga melupakan yang wajib adalah biasa,
materialistik kini menjadi suatu gaya hidup dan lain lain." "Semuanya
sudah terbalik. Dan tanpa disedari, anda sedikit demi sedikit
menerimanya tanpa rasa ia satu kesalahan dan kemaksiatan.
Paham?" tanya Guru kepada murid-muridnya.
"Paham cikgu..."
"Baik permainan kedua..." begitu Guru melanjutkan.
"Cikgu ada Qur'an, cikgu akan letakkannya di tengah karpet. Sekarang
anda berdiri di luar karpet. Permainannya adalah, bagaimana caranya
mengambil Qur'an yang ada ditengah dengan tangan tanpa memijak karpet?"
Murid-muridnya berpikir. Namun tiada yang mahu mecuba.
Akhirnya Guru memberikan jalan keluar, digulungnya karpet, dan ia ambil
Qur'an. Ia memenuhi syarat, tidak memijak karpet .
"Murid-murid,begitulah ummat Islam dan musuh-musuhnya. .. Musuh-musuh Islam tidak akan memijak-mijak anda dengan terang-terang. ..Kerana tentu anda akan menolaknya mentah mentah. Orang biasapun tak akan rela kalau Islam dihina dihadapan mereka. Tapi mereka akan menggulung anda perlahan-lahan dari pinggir, sehingga anda tidak sedar.
"Jika seseorang ingin membuat rumah yang kuat, maka dibina tapak yang
kuat. Begitulah Islam, jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah yang
kuat.
Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau dimulai dgn
tapaknya dulu, tentu saja hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan dulu,
kerusi dipindahkan dulu, Almari dibuang dulu satu persatu, baru rumah
dihancurkan. ..."
"Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kita. Ia tidak akan
menghentam terang-terangan, tapi ia akan perlahan-lahan meletihkan
anda.
Mulai dari perangai anda, cara hidup, pakaian dan lain-lain, sehingga
meskipun anda muslim, tapi anda telah meninggalkan ajaran Islam dan
mengikuti cara yang mereka... Dan itulah yang mereka inginkan." "Ini
semua adalah fenomena Ghazwul Fikri (Perang Pemikiran). Dan inilah yang
dijalankan oleh musuh musuh kita... "
"Kenapa mereka tidak berani terang-terang memijak-mijak cikgu?" tanya
murid- murid. "Sesungguhnya dahulu mereka terang-terang menyerang,
misalnya Perang Salib, Perang Tartar, dan lain-lain. Tapi sekarang
tidak lagi." "Begitulah Islam... Kalau diserang perlahan-lahan, mereka tidak akan sedar, akhirnya hancur. Tapi kalau diserang serentak
terang-terangan, mereka akan bangkit serentak, baru mereka akan sedar".
"Kalau begitu, kita selesaikan pelajaran kita kali ini, dan mari kita
berdoa dahulu sebelum pulang..." Matahari bersinar terik tatkala
anak-anak itu keluar meninggalkan tempat belajar mereka dengan fikiran
masing-masing di kepalanya...
Renungilah cerita ini demi kebaikan bersama.🌱🌱🌱🌱
SEBARKANKANLAH MOGA MENJADI SAHAM DAN PENCEN KUBUR KITA KELAK
Tazkirah
SELAGI MANA URUSAN DUNIA....
IANYA BUKAN MASAALAH BESAR.
Jgn bersedih dgn urusan dunia
Seorang lelaki yg sedang dirundung kesedihan datang menemui Sayidina Ali bin Abi Tholib, ia pun berkata, “Wahai Amirul Mukminin, aku datang kepadamu karena aku sudah tidak mampu lagi menahan beban kesedihanku.”
Sayidina Ali menjawab, “Aku akan bertanya dua pertanyaan dan jawablah !”
Lelaki itu berkata, “Ya, tanyakanlah !”
“Apakah engkau datang ke dunia bersama dengan masalah-masalah ini?” kata Ali bin Abi Tholib
“Tentu tidak” jawabnya.
“Lalu apakah kau akan meninggalkan dunia dengan membawa masalah-masalah ini?” tanya sy Ali bin Abi Tholib
“Tidak juga” jawabnya.
Lalu Sayidina Ali berkata,
“Lalu mengapa kau harus bersedih atas apa yang tidak kau bawa saat datang dan tdk mengikutimu saat kau pergi?”
“Seharusnya hal ini tidak membuatmu bersedih seperti ini. Bersabarlah atas urusan dunia..
Jadikanlah pandanganmu ke langit lebih panjang dari pandanganmu ke bumi dan kau pun akan mendapat apa yang kau inginkan….
TERSENYUMLAH..!
KERANA REZEKI MU TELAH DIBAHAGI DAN DI SUSUN OLEH ALLAH
DAN URUSAN HIDUP MU TELAHPUN DI ATUR OLEH YG MAHA PENCIPTA..….
Urusan dunia tdk layak untuk membuatmu bersedih semacam ini karena semuanya ada di tangan Yg Maha Hidup dan Maha Mengatur….”
Kemudian Sayidina Ali bin Abi tholib meneruskan ungkapannya,
“Seorang mukmin hidup dalam dua hal, yaitu kesulitan dan kemudahan. Keduanya adalah nikmat jika ia sadari.
Dibalik kemudahan ada rasa syukur.
Sementara Allah berfirman,
وَسَيَجْزِي اللّهُ الشَّاكِرِينَ -١٤٤-
“Allah akan Memberi balasan kepada orang yang bersyukur.”
(QS.Ali Imran: 144)
Dan dibalik kesulitan ada kesabaran. Allah berfirman,
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ -١٠-
“Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpan batas.”
(QS.Az-Zumar: 10)
Bagi seorang mukmin, kesulitan dan kemudahan adalah ladang untuk menabung pahala dan hadiah dari Allah SWT. Lalu kenapa masih bersedih?
Jangan selalu mengeluh "Ohh masalahku begitu besar. Tapi katakan pada masalah itu,
Sungguh aku punya Allah yang Maha Besar".......
Semoga menjadi pedoman untuk kita didalam mengharungi cabaran hidup di dunia ini.
Hanya kepada Allah sahaja aku menyerahkan urusan hidup ini...
Dan hanya kepada Allah sahaja tempat aku bergantung harap dan memohon pertolongan.
Tasawuf&tazkirah kisah muaz
Kepada Tuhanmu-lah kesudahan yg dituntut dan tuntut selain Allah itu adalah tipudaya, maka menujulah kepada Allah sehingga fana segala sesuatu selain Allah.
Buangkanlah hijab keturunanmu dan telanjangkan segala sesuatu untuk menuju kepada Tuhan, tiada kelebihan diantara kamu melainkan Tauhid dan Taqwa kepada Allah. Jagalah hatimu dan janganlah engkau cenderung kepada selain Allah, selain Allah tiada Wujud hakiki.
Berehat seketika
Gurau ptg....😉😉😉
Ada dua sahabat, Man & kamal yang selalu berlumba-lumba untuk menghadiri shalat jamaah Subuh di masjid.
Namun si Man selalu mendahului si kamal.
Kamal bertanya, "Bagaimana engkau
selalu mendahuluiku?".
Dijawab man, "Aku punya dua isteri yang selalu membantuku untuk cepat hadir jamaah."
Bila mendengar jawaban Man, si kamal panas hati, lalu dia pun kawin dua.
Alhamdulillah kamal sekarang tidur di masjid..! 😝😝😝
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
" Sesungguhnya Akulah Allah; tiada Tuhan melainkan Aku; oleh itu, sembahlah akan Daku, dan dirikanlah sembahyang untuk mengingati Daku"
Surah Taha, Ayat 14
,
Wahai hambaKU! Cukuplah AKU bagimu, maka janganlah engkau berpaling lagi dan berhadaplah kepadaKU, sesungguhnya tiada yg Wujud didalam alam ini melainkan AKU....
- Sir Rububiyyah
ُKISAH PARA SAHABAT
MU'ADZ BIN JABAL
Mu'adz bin Jabal termasuk sahabat Anshar pada periode awal, ia telah memeluk Islam pada Ba'iat Aqabah ke dua, sehingga ia termasuk dari golongan as sabiqunal awwalun. Saat itu ia masih sangat muda, tetapi justru kemudaannya tersebut yang membuat ia lebih mudah dan lebih banyak menyerap ilmu-ilmu keislaman.
Ia termasuk sahabat yang berani mengemukakan buah pikirannya, seperti halnya Umar bin Khaththab, namun demikian ia tetap seorang yang rendah hati. Ia tidak pernah begitu saja mengemukakan pendapat atau pemikirannya (ijtihadnya) kecuali jika diminta atau diberi waktu mengemukakannya. Karena begitu luas dan mendalamnya pengetahuan yang dimilikinya, terutama menyangkut hukum-hukum Islam (Ilmu Fikih), Nabi SAW pernah bersabda tentang dirinya, "Ummatku yang paling tahu akan halal dan haram adalah Mu'adz bin Jabal…"
Atas dasar sabda Nabi SAW inilah banyak sahabat-sahabat yang menjadikan Mu'adz sebagai rujukan jika ada permasalahan menyangkut hukum-hukum Islam (Fikih). Bahkan Umar bin Khaththab, yang diakui kecerdasannya oleh Nabi SAW, pada saat menjadi khalifah banyak meminta pendapat dan buah fikiran Mu'adz dalam memutuskan suatu permasalahan. Sampai akhirnya Umar berkata, "Kalau tidaklah karena Mu'adz bin Jabal, akan celakalah Umar…"
Ketika Nabi SAW akan mengirimnya ke Yaman untuk membimbing dan mengajarkan seluk-beluk keislaman kepada penduduk di sana, beliau bertanya kepada Mu'adz, "Apa yang menjadi pedoman bagimu untuk mengadili dan memecahkan suatu masalah, ya Mu'adz?"
"Kitabulah, ya Rasulullah!" Jawab Mu'adz.
"Jika tidak engkau temukan dalam Al Qur'an?"
"Akan saya cari pemecahannya berdasarkan sunnah-sunnahmu, Ya Rasulullah!!"
"Jika tidak engkau dapatkan juga??"
"Saya akan menggunakan fikiran saya untuk berijtihad, dan saya tidak akan berlaku sia-sia (dholim, tidak untuk kepentingan pribadi dan duniawiah)…"
Bersinarlah wajah Rasulullah SAW pertanda bahwa beliau puas dan senang dengan penjelasan Mu'adz, kemudian beliau bersabda, "Segala puji bagi Allah yang telah memberikan taufik kepada utusan Rasulullah, sebagaimana yang diridhai Rasulullah..."
Suatu malam Mu'adz bermaksud menemui Rasulullah SAW, tetapi ternyata beliau sedang mengendarai unta, entah hendak pergi kemana?? Melihat kedatangannya, beliau meminta Mu'adz naik ke belakang beliau, berboncengan berdua, unta pun melanjutkan perjalanan. Beliau memandang ke langit, setelah menyanjung dan memuji Allah SWT, beliau bersabda kepada Mu'adz, "Wahai Mu'adz, aku akan menceritakan suatu kisah kepadamu, jika engkau menghafalnya akan sangat berguna bagimu. Tetapi jika engkau meremehkannya, engkau tidak akan punya hujjah (argumentasi) di hadapan Allah kelak."
Nabi SAW menceritakan, bahwa sebelum penciptaan langit dan bumi, Allah telah menciptakan tujuh malaikat. Setelah bumi dan langit tercipta, Allah menempatkan tujuh malaikat tersebut pada pintu-pintu langit, menurut derajat dan keagungannya masing-masing. Allah juga menciptakan malaikat yangmencatat dan membawa amal kebaikan seorang hamba ke langit, menuju ke hadirat Allah, yang disebut dengan malaikat hafadzah.
Suatu ketika malaikat hafadzah membawa ke langit, amalan seorang hamba yang berkilau seperti cahaya matahari. Ketika sampai di langit pertama, malaikat hafadzah memuji amalan yang dibawanya di hadapan para malaikat yang tinggal di sana. Tetapi malaikat penjaga pintu langit pertama itu berkata, "Tamparkan amalan ini ke wajah pemiliknya. Aku adalah penjaga (penyeleksi) orang-orang yang suka mengumpat (Ghibah, jawa: ngerasani). Aku ditugaskan untuk menolak amalan orang yang suka ghibah. Allah tidak mengijinkannya melewatiku untuk mencapai langit berikutnya."
Maka para malaikat yang menghuni langit itu melaknat pemilik amalan tersebut.
Pada saat yang lain, malaikat hafadzah membawa ke langit, amal saleh seorang hamba yang sangat banyak dan terpuji. Ia berhasil melalui langit pertama karena pemiliknya bukan seorang yang suka ghibah. Ketika sampai di langit kedua, malaikat hafadzah memuji amalan yang dibawanya di hadapan para malaikat yang tinggal di sana. Tetapi malaikat penjaga pintu langit ke dua itu berkata, "Berhenti!! Tamparkanlah amalan ini ke wajah pemiliknya, sebab ia beramal dengan mengharap duniawiah. Allah menugaskan aku untuk menolak amalan seperti ini dan melarangnya melewati aku untuk mencapai langit berikutnya."
Maka para malaikat yang menghuni langit itu melaknat pemilik amalan tersebut.
Pada saat yang lain lagi, malaikat hafadzah membawa ke langit, amal saleh seorang hamba yang sangat memuaskannya, penuh dengan sedekah, puasa dan berbagai kebaikan lainnya, yang dianggapnya sangat mulia dan terpuji. Ia berhasil melalui langit pertama dan kedua karena pemiliknya bukan seorang yang suka ghibah dan tidak mengharapkan balasan duniawiah.
Ketika sampai di langit ke tiga, malaikat hafadzah memuji amalan yang dibawanya di hadapan para malaikat yang tinggal di sana. Tetapi malaikat penjaga pintu langit ke tiga itu berkata, "Berhenti!! Tamparkanlah amalan ini ke wajah pemiliknya!! Aku adalah malaikat penjaga kibr (kesombongan), Allah menugaskan aku untuk menolak amalan orang yang suka sombong (bermegah-megahan) dalam majelis. Allah tidak mengijinkannya melewati aku untuk mencapai langit berikutnya."
Maka para malaikat yang menghuni langit itu melaknat pemilik amalan tersebut.
Saat yang lain lagi, malaikat hafadzah membawa ke langit, amal saleh seorang hamba yang bersinar seperti bintang kejora, bergemuruh dengan penuh dengan tasbih, puasa, shalat, haji dan umrah. Ia berhasil melalui langit pertama, ke dua dan ke tiga karena pemiliknya bukan seorang yang suka ghibah, tidak mengharapkan balasan duniawiah dan juga tidak sombong.
Ketika sampai di langit ke empat, malaikat hafadzah memuji amalan yang dibawanya di hadapan para malaikat yang tinggal di sana. Tetapi malaikat penjaga pintu langit ke empat itu berkata "Berhenti!! Tamparkanlah amalan ini ke wajah pemiliknya!! Aku adalah malaikat penjaga sifat ujub. Allah menugaskan aku untuk menolak amalan orang yang disertai ujub. Allah tidak mengijinkannya melewati aku untuk mencapai langit berikutnya."
Maka para malaikat yang menghuni langit itu melaknat pemilik amalan tersebut.
Pada saat yang lain, malaikat hafadzah membawa ke langit, amal saleh seorang hamba yang sangat mulia, terdiri dari jihad, haji, umrah dan berbagai kebaikan lainnya sehingga sangat cemerlang seperti matahari. Ia berhasil melalui langit pertama hingga ke empat, karena pemiliknya bukan seorang yang suka ghibah, tidak mengharapkan balasan duniawiah, tidak sombong dan juga tidak ujub dalam beramal.
Ketika sampai di langit ke lima, malaikat hafadzah memuji amalan yang dibawanya di hadapan para malaikat yang tinggal di sana. Tetapi malaikat penjaga pintu langit ke lima itu berkata "Berhenti!! Tamparkanlah amalan ini ke wajah pemiliknya!! Aku adalah malaikat penjaga sifat hasud (iri dengki). Meskipun amalannya sangat baik, tetapi ia suka hasud kepada orang lain yang mendapatkan kenikmatan Allah. Itu artinya ia membenci Allah yang memberikan kenikmatan kepada orang yang dikehendaki-Nya. Allah tidak mengijinkannya melewati aku untuk mencapai langit berikutnya."
Maka para malaikat yang menghuni langit itu melaknat pemilik amalan tersebut.
Pada saat lainnya, malaikat hafadzah membawa ke langit, amal saleh seorang hamba yang sangat sempurna dari wudhu, shalat, puasa, haji dan umrah. Ia berhasil melalui langit pertama hingga ke lima, karena pemiliknya bukan seorang yang suka ghibah, tidak mengharapkan balasan duniawiah, tidak sombong, tidak ujub dalam beramal, dan juga tidak suka hasud pada orang lain.
Ketika sampai di langit ke enam, malaikat hafadzah memuji amalan yang dibawanya di hadapan para malaikat yang tinggal di sana. Tetapi malaikat penjaga pintu langit ke enam itu berkata, "Berhenti!! Tamparkanlah amalan ini ke wajah pemiliknya. Aku adalah malaikat penjaga sifat rahmah. Allah menugaskan aku untuk menolak amalan orang yang tidak pernah mengasihani orang lain. Bahkan jika ada orang yang ditimpa musibah, ia merasa senang. Allah tidak mengijinkannya melewati aku untuk mencapai langit berikutnya."
Maka para malaikat yang menghuni langit itu melaknat pemilik amalan tersebut.
Pada saat lain lagi, malaikat hafadzah membawa ke langit, amal saleh seorang hamba yang bersinar-sinar seperti kilat menyambar dan bergemuruh laksana guruh menggelegar, terdiri dari shalat, puasa, haji, umrah, wara’, zuhud dan berbagai amalan hati lainnya. Ia berhasil melalui langit pertama hingga ke enam, karena pemiliknya bukan seorang yang suka ghibah, tidak mengharapkan balasan duniawiah, tidak sombong, tidak ujub dalam beramal, tidak suka hasud pada orang lain, dan juga seorang yang penuh kasih sayang (rahmah) pada sesamanya.
Ketika sampai di langit ke tujuh, malaikat hafadzah memuji amalan yang dibawanya di hadapan para malaikat yang tinggal di sana. Tetapi malaikat penjaga pintu langit ke tujuh itu berkata, "Berhenti!! Tamparkanlah amalan ini ke muka pemiliknya!! Aku adalah malaikat penjaga sifat sum’ah (suka pamer). Allah menugaskan aku untuk menolak amalan orang yang suka memamerkan amalannya untuk memperoleh ketenaran, derajad dan pengaruh terhadap orang lain. Amalan seperti ini adalah riya', dan Allah tidak menerima ibadahnya orang yang riya'. Allah tidak mengijinkannya melewati akuuntuk sampai ke hadirat Allah SWT."
Maka para malaikat yang menghuni langit itu melaknat pemilik amalan tersebut.
Pada saat lainnya, malaikat hafadzah membawa ke langit, amal saleh seorang hamba berupa shalat, puasa, zakat, haji, umrah, akhlak mulia, pendiam suka berdzikir, dan beberapa lainnya yang tampak sangat sempurna. Ia berhasil melalui langit pertama hingga ke tujuh karena pemiliknya bukan seorang yang suka ghibah, tidak mengharapkan balasan duniawiah, tidak sombong, tidak ujub dalam beramal, tidak suka hasud pada orang lain, seorang yang penuh kasih sayang (rahmah) pada sesamanya, dan juga tidak suka memamerkan amalannya (sum’ah). Paramalaikat dibuat terkagum-kagum sehingga mereka ikut mengiring amalan itu itu sampai di hadirat Allah SWT.
Ketika amal tersebut dipersembahkan malaikat hafadzah, Allah berfirman, "Hai malaikat hafadzah, Aku-lah yang mengetahui isi hatinya. Ia beramal bukan untuk Aku tetapi untuk selainAku, bukan diniatkan dan diikhlaskan untuk-Ku. Aku lebih mengetahui daripada kalian, dan Aku laknat mereka yang menipu orang lain dan menipu kalian (malaikat hafadzah, dan malaikat-malaikat lainnya yang menganggapnya sebagai amalan hebat), tetapi Aku tidak akan tertipu olehnya. Aku-lah yang mengetahui hal-hal ghaib, Aku mengetahui isi hatinya. Yang samar, tidaklah samar bagi-Ku, Yang tersembunyi, tidaklah tersembunyi bagi-Ku. Pengetahuan-Kuatas segala yang telah terjadi, sama dengan Pengetahuan-Ku atas segala yang belum terjadi. Ilmu-Ku atas segalayang telah lewat, sama dengan Ilmu-Ku atas segala yang akan datang. Pengetahuan-Ku atas orang-orang yang terdahulu, sama dengan Pengetahuan-Ku atas orang-orang yang kemudian. Aku yang paling mengetahui segala sesuatu yang samar dan rahasia, bagaimana bisa hamba-Ku menipu dengan amalnya. Bisa saja mereka menipu mahluk-Ku tetapi Aku Yang Mengetahui hal-hal yang ghaib….tetaplah laknat-Ku atas mereka…!!"
Tujuh malaikat di antara tiga ribu malaikat juga berkata, "Ya Allah, kalau demikian keadaannya, tetaplah laknat-Mu dan laknat kami atas mereka….!!"
Kemudian para malaikat dan seluruh penghuni langit berkata, "Ya Allah,tetaplah laknat-Mu dan laknat orang-orang yang melaknat atas mereka…!!"
Begitulah, panjang lebar Nabi SAW menceritakan kepada Mu'adz bin Jabal, dan tanpa terasa ia menangis tersedu-sedu di boncengan unta beliau. Ia berkata di sela tangisannya, "Ya Rasulullah, bagaimana aku bisa selamat dari semua yang engkau ceritakan itu??"
"Wahai Mu'adz, ikutilah Nabimu dalam masalah keyakinan!!" Kata Nabi SAW.
"Engkau adalah Rasulullah, sedangkan aku hanyalah Mu'adz bin Jabal. Bagaimana aku bisa selamat dan terlepas dari semua itu…" Kata Mu'adz.
"Memang begitulah,” Kata Nabi SAW, “Jika ada kelengahan dalam ibadahmu, jagalah lisanmu agar tidak sampai menjelekkan orang lain, terutama jangan menjelekkan ulama….."
Panjang lebar Nabi SAW menasehati Mu'adz bin Jabal, yang intinya adalah menjaga lisan dan hati, jangan sampai melukai dan menghancurkan pribadi orang lain. Akhirnya beliau bersabda, "Wahai Mu'adz, yang aku ceritakan tadi akan mudah bagi orang yang dimudahkan Allah. Engkau harus mencintai orang lain sebagaimana engkau menyayangi dirimu. Bencilah (larilah) dari sesuatu yang engkau membencinya (yakni, akibat buruk yang diceritakan Nabi SAWdi atas), niscaya engkau akan selamat…!"
Rasulullah SAW tahu betul bahwa Mu'adz bin Jabal sangat mengetahui hukum-hukum Islam (Fikih), yang pada dasarnya bersifat lahiriah. Dengan menceritakan kisah tersebut, beliau ingin melengkapi pengetahuan dan pemahamannya dari sisi batiniah, sehingga makin sempurna pengetahuan keislamannya. Dan tak salah kalau kemudian Nabi SAW pernah bersabda, "Mu'adz bin Jabal adalah pemimpin golongan ulama di hari kiamat….!"
Sebagaimana umumnya para sahabat Anshar, Mu’adz hampir tidak pernah terlewat dalam berbagai perjuangan dan jihad bersama Rasulullah SAW. Perang Badar, Uhud, Khandaq dan berbagai pertempuran lain diterjuninya. Ketika Nabi SAW wafat, Mu’adz sedang berada di Yaman untuk mengemban tugas Nabi SAW, menjadi Qadhi dan mengajarkan ilmu-ilmu keislaman kepada penduduknya, yang kebanyakan memeluk Islam pada masa-masa akhir kehidupan Rasulullah SAW. Mu’adz sendiri meninggal pada masa Khalifah Umar bin Khaththab akibat wabah penyakit thaun yang melanda kota Amwas, antara Ramalah dan Baitul Maqdis, termasuk wilayah Syam.
Buangkanlah hijab keturunanmu dan telanjangkan segala sesuatu untuk menuju kepada Tuhan, tiada kelebihan diantara kamu melainkan Tauhid dan Taqwa kepada Allah. Jagalah hatimu dan janganlah engkau cenderung kepada selain Allah, selain Allah tiada Wujud hakiki.
Berehat seketika
Gurau ptg....😉😉😉
Ada dua sahabat, Man & kamal yang selalu berlumba-lumba untuk menghadiri shalat jamaah Subuh di masjid.
Namun si Man selalu mendahului si kamal.
Kamal bertanya, "Bagaimana engkau
selalu mendahuluiku?".
Dijawab man, "Aku punya dua isteri yang selalu membantuku untuk cepat hadir jamaah."
Bila mendengar jawaban Man, si kamal panas hati, lalu dia pun kawin dua.
Alhamdulillah kamal sekarang tidur di masjid..! 😝😝😝
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
" Sesungguhnya Akulah Allah; tiada Tuhan melainkan Aku; oleh itu, sembahlah akan Daku, dan dirikanlah sembahyang untuk mengingati Daku"
Surah Taha, Ayat 14
,
Wahai hambaKU! Cukuplah AKU bagimu, maka janganlah engkau berpaling lagi dan berhadaplah kepadaKU, sesungguhnya tiada yg Wujud didalam alam ini melainkan AKU....
- Sir Rububiyyah
ُKISAH PARA SAHABAT
MU'ADZ BIN JABAL
Mu'adz bin Jabal termasuk sahabat Anshar pada periode awal, ia telah memeluk Islam pada Ba'iat Aqabah ke dua, sehingga ia termasuk dari golongan as sabiqunal awwalun. Saat itu ia masih sangat muda, tetapi justru kemudaannya tersebut yang membuat ia lebih mudah dan lebih banyak menyerap ilmu-ilmu keislaman.
Ia termasuk sahabat yang berani mengemukakan buah pikirannya, seperti halnya Umar bin Khaththab, namun demikian ia tetap seorang yang rendah hati. Ia tidak pernah begitu saja mengemukakan pendapat atau pemikirannya (ijtihadnya) kecuali jika diminta atau diberi waktu mengemukakannya. Karena begitu luas dan mendalamnya pengetahuan yang dimilikinya, terutama menyangkut hukum-hukum Islam (Ilmu Fikih), Nabi SAW pernah bersabda tentang dirinya, "Ummatku yang paling tahu akan halal dan haram adalah Mu'adz bin Jabal…"
Atas dasar sabda Nabi SAW inilah banyak sahabat-sahabat yang menjadikan Mu'adz sebagai rujukan jika ada permasalahan menyangkut hukum-hukum Islam (Fikih). Bahkan Umar bin Khaththab, yang diakui kecerdasannya oleh Nabi SAW, pada saat menjadi khalifah banyak meminta pendapat dan buah fikiran Mu'adz dalam memutuskan suatu permasalahan. Sampai akhirnya Umar berkata, "Kalau tidaklah karena Mu'adz bin Jabal, akan celakalah Umar…"
Ketika Nabi SAW akan mengirimnya ke Yaman untuk membimbing dan mengajarkan seluk-beluk keislaman kepada penduduk di sana, beliau bertanya kepada Mu'adz, "Apa yang menjadi pedoman bagimu untuk mengadili dan memecahkan suatu masalah, ya Mu'adz?"
"Kitabulah, ya Rasulullah!" Jawab Mu'adz.
"Jika tidak engkau temukan dalam Al Qur'an?"
"Akan saya cari pemecahannya berdasarkan sunnah-sunnahmu, Ya Rasulullah!!"
"Jika tidak engkau dapatkan juga??"
"Saya akan menggunakan fikiran saya untuk berijtihad, dan saya tidak akan berlaku sia-sia (dholim, tidak untuk kepentingan pribadi dan duniawiah)…"
Bersinarlah wajah Rasulullah SAW pertanda bahwa beliau puas dan senang dengan penjelasan Mu'adz, kemudian beliau bersabda, "Segala puji bagi Allah yang telah memberikan taufik kepada utusan Rasulullah, sebagaimana yang diridhai Rasulullah..."
Suatu malam Mu'adz bermaksud menemui Rasulullah SAW, tetapi ternyata beliau sedang mengendarai unta, entah hendak pergi kemana?? Melihat kedatangannya, beliau meminta Mu'adz naik ke belakang beliau, berboncengan berdua, unta pun melanjutkan perjalanan. Beliau memandang ke langit, setelah menyanjung dan memuji Allah SWT, beliau bersabda kepada Mu'adz, "Wahai Mu'adz, aku akan menceritakan suatu kisah kepadamu, jika engkau menghafalnya akan sangat berguna bagimu. Tetapi jika engkau meremehkannya, engkau tidak akan punya hujjah (argumentasi) di hadapan Allah kelak."
Nabi SAW menceritakan, bahwa sebelum penciptaan langit dan bumi, Allah telah menciptakan tujuh malaikat. Setelah bumi dan langit tercipta, Allah menempatkan tujuh malaikat tersebut pada pintu-pintu langit, menurut derajat dan keagungannya masing-masing. Allah juga menciptakan malaikat yangmencatat dan membawa amal kebaikan seorang hamba ke langit, menuju ke hadirat Allah, yang disebut dengan malaikat hafadzah.
Suatu ketika malaikat hafadzah membawa ke langit, amalan seorang hamba yang berkilau seperti cahaya matahari. Ketika sampai di langit pertama, malaikat hafadzah memuji amalan yang dibawanya di hadapan para malaikat yang tinggal di sana. Tetapi malaikat penjaga pintu langit pertama itu berkata, "Tamparkan amalan ini ke wajah pemiliknya. Aku adalah penjaga (penyeleksi) orang-orang yang suka mengumpat (Ghibah, jawa: ngerasani). Aku ditugaskan untuk menolak amalan orang yang suka ghibah. Allah tidak mengijinkannya melewatiku untuk mencapai langit berikutnya."
Maka para malaikat yang menghuni langit itu melaknat pemilik amalan tersebut.
Pada saat yang lain, malaikat hafadzah membawa ke langit, amal saleh seorang hamba yang sangat banyak dan terpuji. Ia berhasil melalui langit pertama karena pemiliknya bukan seorang yang suka ghibah. Ketika sampai di langit kedua, malaikat hafadzah memuji amalan yang dibawanya di hadapan para malaikat yang tinggal di sana. Tetapi malaikat penjaga pintu langit ke dua itu berkata, "Berhenti!! Tamparkanlah amalan ini ke wajah pemiliknya, sebab ia beramal dengan mengharap duniawiah. Allah menugaskan aku untuk menolak amalan seperti ini dan melarangnya melewati aku untuk mencapai langit berikutnya."
Maka para malaikat yang menghuni langit itu melaknat pemilik amalan tersebut.
Pada saat yang lain lagi, malaikat hafadzah membawa ke langit, amal saleh seorang hamba yang sangat memuaskannya, penuh dengan sedekah, puasa dan berbagai kebaikan lainnya, yang dianggapnya sangat mulia dan terpuji. Ia berhasil melalui langit pertama dan kedua karena pemiliknya bukan seorang yang suka ghibah dan tidak mengharapkan balasan duniawiah.
Ketika sampai di langit ke tiga, malaikat hafadzah memuji amalan yang dibawanya di hadapan para malaikat yang tinggal di sana. Tetapi malaikat penjaga pintu langit ke tiga itu berkata, "Berhenti!! Tamparkanlah amalan ini ke wajah pemiliknya!! Aku adalah malaikat penjaga kibr (kesombongan), Allah menugaskan aku untuk menolak amalan orang yang suka sombong (bermegah-megahan) dalam majelis. Allah tidak mengijinkannya melewati aku untuk mencapai langit berikutnya."
Maka para malaikat yang menghuni langit itu melaknat pemilik amalan tersebut.
Saat yang lain lagi, malaikat hafadzah membawa ke langit, amal saleh seorang hamba yang bersinar seperti bintang kejora, bergemuruh dengan penuh dengan tasbih, puasa, shalat, haji dan umrah. Ia berhasil melalui langit pertama, ke dua dan ke tiga karena pemiliknya bukan seorang yang suka ghibah, tidak mengharapkan balasan duniawiah dan juga tidak sombong.
Ketika sampai di langit ke empat, malaikat hafadzah memuji amalan yang dibawanya di hadapan para malaikat yang tinggal di sana. Tetapi malaikat penjaga pintu langit ke empat itu berkata "Berhenti!! Tamparkanlah amalan ini ke wajah pemiliknya!! Aku adalah malaikat penjaga sifat ujub. Allah menugaskan aku untuk menolak amalan orang yang disertai ujub. Allah tidak mengijinkannya melewati aku untuk mencapai langit berikutnya."
Maka para malaikat yang menghuni langit itu melaknat pemilik amalan tersebut.
Pada saat yang lain, malaikat hafadzah membawa ke langit, amal saleh seorang hamba yang sangat mulia, terdiri dari jihad, haji, umrah dan berbagai kebaikan lainnya sehingga sangat cemerlang seperti matahari. Ia berhasil melalui langit pertama hingga ke empat, karena pemiliknya bukan seorang yang suka ghibah, tidak mengharapkan balasan duniawiah, tidak sombong dan juga tidak ujub dalam beramal.
Ketika sampai di langit ke lima, malaikat hafadzah memuji amalan yang dibawanya di hadapan para malaikat yang tinggal di sana. Tetapi malaikat penjaga pintu langit ke lima itu berkata "Berhenti!! Tamparkanlah amalan ini ke wajah pemiliknya!! Aku adalah malaikat penjaga sifat hasud (iri dengki). Meskipun amalannya sangat baik, tetapi ia suka hasud kepada orang lain yang mendapatkan kenikmatan Allah. Itu artinya ia membenci Allah yang memberikan kenikmatan kepada orang yang dikehendaki-Nya. Allah tidak mengijinkannya melewati aku untuk mencapai langit berikutnya."
Maka para malaikat yang menghuni langit itu melaknat pemilik amalan tersebut.
Pada saat lainnya, malaikat hafadzah membawa ke langit, amal saleh seorang hamba yang sangat sempurna dari wudhu, shalat, puasa, haji dan umrah. Ia berhasil melalui langit pertama hingga ke lima, karena pemiliknya bukan seorang yang suka ghibah, tidak mengharapkan balasan duniawiah, tidak sombong, tidak ujub dalam beramal, dan juga tidak suka hasud pada orang lain.
Ketika sampai di langit ke enam, malaikat hafadzah memuji amalan yang dibawanya di hadapan para malaikat yang tinggal di sana. Tetapi malaikat penjaga pintu langit ke enam itu berkata, "Berhenti!! Tamparkanlah amalan ini ke wajah pemiliknya. Aku adalah malaikat penjaga sifat rahmah. Allah menugaskan aku untuk menolak amalan orang yang tidak pernah mengasihani orang lain. Bahkan jika ada orang yang ditimpa musibah, ia merasa senang. Allah tidak mengijinkannya melewati aku untuk mencapai langit berikutnya."
Maka para malaikat yang menghuni langit itu melaknat pemilik amalan tersebut.
Pada saat lain lagi, malaikat hafadzah membawa ke langit, amal saleh seorang hamba yang bersinar-sinar seperti kilat menyambar dan bergemuruh laksana guruh menggelegar, terdiri dari shalat, puasa, haji, umrah, wara’, zuhud dan berbagai amalan hati lainnya. Ia berhasil melalui langit pertama hingga ke enam, karena pemiliknya bukan seorang yang suka ghibah, tidak mengharapkan balasan duniawiah, tidak sombong, tidak ujub dalam beramal, tidak suka hasud pada orang lain, dan juga seorang yang penuh kasih sayang (rahmah) pada sesamanya.
Ketika sampai di langit ke tujuh, malaikat hafadzah memuji amalan yang dibawanya di hadapan para malaikat yang tinggal di sana. Tetapi malaikat penjaga pintu langit ke tujuh itu berkata, "Berhenti!! Tamparkanlah amalan ini ke muka pemiliknya!! Aku adalah malaikat penjaga sifat sum’ah (suka pamer). Allah menugaskan aku untuk menolak amalan orang yang suka memamerkan amalannya untuk memperoleh ketenaran, derajad dan pengaruh terhadap orang lain. Amalan seperti ini adalah riya', dan Allah tidak menerima ibadahnya orang yang riya'. Allah tidak mengijinkannya melewati akuuntuk sampai ke hadirat Allah SWT."
Maka para malaikat yang menghuni langit itu melaknat pemilik amalan tersebut.
Pada saat lainnya, malaikat hafadzah membawa ke langit, amal saleh seorang hamba berupa shalat, puasa, zakat, haji, umrah, akhlak mulia, pendiam suka berdzikir, dan beberapa lainnya yang tampak sangat sempurna. Ia berhasil melalui langit pertama hingga ke tujuh karena pemiliknya bukan seorang yang suka ghibah, tidak mengharapkan balasan duniawiah, tidak sombong, tidak ujub dalam beramal, tidak suka hasud pada orang lain, seorang yang penuh kasih sayang (rahmah) pada sesamanya, dan juga tidak suka memamerkan amalannya (sum’ah). Paramalaikat dibuat terkagum-kagum sehingga mereka ikut mengiring amalan itu itu sampai di hadirat Allah SWT.
Ketika amal tersebut dipersembahkan malaikat hafadzah, Allah berfirman, "Hai malaikat hafadzah, Aku-lah yang mengetahui isi hatinya. Ia beramal bukan untuk Aku tetapi untuk selainAku, bukan diniatkan dan diikhlaskan untuk-Ku. Aku lebih mengetahui daripada kalian, dan Aku laknat mereka yang menipu orang lain dan menipu kalian (malaikat hafadzah, dan malaikat-malaikat lainnya yang menganggapnya sebagai amalan hebat), tetapi Aku tidak akan tertipu olehnya. Aku-lah yang mengetahui hal-hal ghaib, Aku mengetahui isi hatinya. Yang samar, tidaklah samar bagi-Ku, Yang tersembunyi, tidaklah tersembunyi bagi-Ku. Pengetahuan-Kuatas segala yang telah terjadi, sama dengan Pengetahuan-Ku atas segala yang belum terjadi. Ilmu-Ku atas segalayang telah lewat, sama dengan Ilmu-Ku atas segala yang akan datang. Pengetahuan-Ku atas orang-orang yang terdahulu, sama dengan Pengetahuan-Ku atas orang-orang yang kemudian. Aku yang paling mengetahui segala sesuatu yang samar dan rahasia, bagaimana bisa hamba-Ku menipu dengan amalnya. Bisa saja mereka menipu mahluk-Ku tetapi Aku Yang Mengetahui hal-hal yang ghaib….tetaplah laknat-Ku atas mereka…!!"
Tujuh malaikat di antara tiga ribu malaikat juga berkata, "Ya Allah, kalau demikian keadaannya, tetaplah laknat-Mu dan laknat kami atas mereka….!!"
Kemudian para malaikat dan seluruh penghuni langit berkata, "Ya Allah,tetaplah laknat-Mu dan laknat orang-orang yang melaknat atas mereka…!!"
Begitulah, panjang lebar Nabi SAW menceritakan kepada Mu'adz bin Jabal, dan tanpa terasa ia menangis tersedu-sedu di boncengan unta beliau. Ia berkata di sela tangisannya, "Ya Rasulullah, bagaimana aku bisa selamat dari semua yang engkau ceritakan itu??"
"Wahai Mu'adz, ikutilah Nabimu dalam masalah keyakinan!!" Kata Nabi SAW.
"Engkau adalah Rasulullah, sedangkan aku hanyalah Mu'adz bin Jabal. Bagaimana aku bisa selamat dan terlepas dari semua itu…" Kata Mu'adz.
"Memang begitulah,” Kata Nabi SAW, “Jika ada kelengahan dalam ibadahmu, jagalah lisanmu agar tidak sampai menjelekkan orang lain, terutama jangan menjelekkan ulama….."
Panjang lebar Nabi SAW menasehati Mu'adz bin Jabal, yang intinya adalah menjaga lisan dan hati, jangan sampai melukai dan menghancurkan pribadi orang lain. Akhirnya beliau bersabda, "Wahai Mu'adz, yang aku ceritakan tadi akan mudah bagi orang yang dimudahkan Allah. Engkau harus mencintai orang lain sebagaimana engkau menyayangi dirimu. Bencilah (larilah) dari sesuatu yang engkau membencinya (yakni, akibat buruk yang diceritakan Nabi SAWdi atas), niscaya engkau akan selamat…!"
Rasulullah SAW tahu betul bahwa Mu'adz bin Jabal sangat mengetahui hukum-hukum Islam (Fikih), yang pada dasarnya bersifat lahiriah. Dengan menceritakan kisah tersebut, beliau ingin melengkapi pengetahuan dan pemahamannya dari sisi batiniah, sehingga makin sempurna pengetahuan keislamannya. Dan tak salah kalau kemudian Nabi SAW pernah bersabda, "Mu'adz bin Jabal adalah pemimpin golongan ulama di hari kiamat….!"
Sebagaimana umumnya para sahabat Anshar, Mu’adz hampir tidak pernah terlewat dalam berbagai perjuangan dan jihad bersama Rasulullah SAW. Perang Badar, Uhud, Khandaq dan berbagai pertempuran lain diterjuninya. Ketika Nabi SAW wafat, Mu’adz sedang berada di Yaman untuk mengemban tugas Nabi SAW, menjadi Qadhi dan mengajarkan ilmu-ilmu keislaman kepada penduduknya, yang kebanyakan memeluk Islam pada masa-masa akhir kehidupan Rasulullah SAW. Mu’adz sendiri meninggal pada masa Khalifah Umar bin Khaththab akibat wabah penyakit thaun yang melanda kota Amwas, antara Ramalah dan Baitul Maqdis, termasuk wilayah Syam.
Tasawuf qalam&tazkirah
Berhadaplah hatimu kepada Allah.
Jangan engkau suka menyibukkan dirimu kepada sesuatu selain Allah.
Sediakanlah amalan zahir dan batinmu untuk menuju kepada negeri akhirat yg kekal abadi.
Sucikanlah hatimu daripada pergantungan kepada dunia dan akhirat.
Jangan engkau menyembah dunia dan jangan engkau menyembah akhirat.
Sembahlah Allah, tiada Tuhan selain Allah.
Lidah Dipotong Kerana Memuji Rasulullah Saw
Dahulu di masa lalu seorang penyair hebat dan sangat terkenal iaitu Syaikh Farazdaq dimana beliau selalu asyik memuji Rasulullah Saw., beliau mempunyai kebiasaan melakukan ibadah haji setiap tahunnya.
Suatu waktu ketika beliau melakukan ibadah haji kemudian datang berziarah ke makam Rasulullah Saw. dan membaca qasidah di makam baginda Saw. dan ketika itu ada seseorang yang mendengarkan qasidah pujian yang dilantunkannya.
Setelah selesai membaca qasidah, orang itu menemui Syaikh Farazdaq dan mengajak beliau untuk makan siang ke rumahnya. Beliau pun menerima ajakan orang tersebut dan setelah berjalan jauh hingga keluar dari Madinah al-Munawwarah sampailah keduanya di rumah yang dituju.
Sesampainya di dalam rumah, orang tersebut memegangi Syaikh Farazdaq dan berkata: “Sungguh aku sangat membenci orang-orang yang memuji-muji Muhammad, dan kubawa engkau ke sini untuk ku gunting lidahmu!”
Maka orang itu menarik lidah beliau lalu mengguntingnya dan berkata: “Ambillah potongan lidahmu ini dan pergilah untuk kembali memuji Muhammad!”
Maka Syaikh Farazdaq pun menangis kerana rasa sakit dan juga sedih tidak boli lagi membaca syair untuk Sayyidina Muhammad Saw. Kemudian beliau datang ke makam Rasulullah Saw. seraya berdoa: “Ya Allah jika penghuni makam ini tidak suka atas pujian-pujian yang aku lantunkan untuknya maka biarkan aku tidak lagi bolih berkata kata seumur hidupku, kerana aku tidak memerlukn lidah ini kecuali hanya untuk memujiMu dan memuji NabiMu. Namun jika Engkau dan NabiMu redha maka kembalikanlah lidahku ini ke mulutku seperti semula.”
Beliau terus menangis hingga tertidur dan bermimpi berjumpa dengan Rasulullah Saw. yang berkata: “Aku suka mendengar pujian-pujianmu, berikanlah potongan lidahmu.”
Lalu Rasulullah Saw. mengambil potongan lidah itu dan mengembalikannya pada tempatnya semula. Ketika Syaikh Farazdaq terbangun dari tidurnya beliau mendapati lidahnya telah kembali seperti sediakala, maka beliaupun bertambah dahsyat memuji Rasulullah Saw.
Hingga di tahun selanjutnya beliau datang lagi menziarahi Rasulullah Saw. dan kembali membaca pujian-pujian untuk Rasulullah Saw. Dan di saat itu datanglah seorang yang masih muda dan gagah serta berwajah cerah menemui beliau dan mengajak beliau untuk makan siang di rumahnya.
Beliau teringat kejadian tahun yang lalu namun beliau tetap menerima ajakan tersebut sehingga beliau dibawa ke rumah anak muda itu. Sesampainya di rumah anak muda itu, beliau dapati rumah itu adalah rumah yang dulu pernah beliau datangi lalu lidah beliau dipotong.
Anak muda itu pun meminta beliau untuk masuk yang akhirnya beliau pun masuk ke dalam rumah itu hingga mendapati sebuah kurungan besar terbuat dari besi dan di dalamnya ada seekor kera yang sangat besar dan kelihatan sangat ganas, maka anak muda itu berkata: “Engkau lihat kera besar yang ada di dalam kandang itu, dia adalah ayahku yang dahulu telah menggunting lidahmu, maka keesokan harinya Allah mengubahnya menjadi seekor kera.”
Dan hal yang seperti ini telah terjadi pada ummat terdahulu, sebagaimana firman Allah Swt.:
فَلَمَّا عَتَوْا عَنْ مَا نُهُوا عَنْهُ قُلْنَا لَهُمْ كُونُوا قِرَدَةً خَاسِئِينَ ( الأعراف :166 )
“Maka setelah mereka bersikap sombong terhadap segala apa yang dilarang, Kami katakan kepada mereka: “Jadilah kalian kera yang hina”. (QS. al-A’raf ayat 166)
Kemudian anak muda itu berkata: “Jika ayahku tidak bolih sembuh maka lebih baik Allah matikan saja.”
Maka Syaikh Farazdaq berdoa: “Ya Allah aku telah memaafkan orang itu dan tidak ada lagi dendam dan rasa benci kepadanya.”
Dan seketika itu pun Allah Swt. mematikan kera itu dan mengembalikannya pada wujud yang semula.
Dari kejadian ini jelaslah bahwa sungguh Allah Swt. mencintai orang-orang yang suka memuji Nabi Muhammad Saw. Kerana pujian kepada Nabi Muhammad Saw. disebabkan oleh cinta dan banyak memuji kepada Nabi Muhammad Saw. bererti pula banyak mencintai beliau Saw.
Dan semakin banyak orang yang berzikir, bersalawat dan memuji Nabi Muhammad Saw., maka Allah akan semakin menjauhkan kita, wilayah kita dan wilayah-wilayah sekitar dari musibah dan digantikan dengan curahan rahmat.
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
Dan ingatlah ketika Musa memohon supaya diberikan air untuk kaumnya, maka kami berfirman: "Pukullah batu itu dengan tongkatmu". Musa pun memukulnya, lalu terpancutlah dari batu itu dua belas mata air. Sesungguhnya tiap-tiap satu puak diantara mereka telah mengetahui tempat minumyan masing-masing.
Al-Baqarah:59-60
ُ
اللهم صلي وسلم على سيدنا وحبيبنا ومولانا محمد وعليه وعلى آله وصحبه وبارك وسلم ُ
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh wamaghfirah waridwanuh
Sekadar berkongsi. .semoga bermanfaat
QALAM 1
Tahapan antara alam Naasut dan alam Malakut adalah Syariat
Tahapan antara alam Malakut dan Jabarut adalah Tarekat
Tahapan antara alam Jabarut dan alam Lahut adalah Hakekat
Maksudnya :
Alam Naasut = Alam Manusia,
Alam Malakut = Alam Roh,
Alam Jabarut = Alam Gaib,
Alam Lahut = Alam Gaibul Gaib.
Allah tidak pernah mewujudkan Diri-Nya dalam sesuatu apapun sebagaimana perwujudanNya dalam Diri Manusia.
“Akulah Pencipta tempat, dan Aku tidak memiliki tempat”
“Aku Ciptakan Malaikat dari Cahaya Manusia, dan Aku Ciptakan Manusia dari cahaya-Ku".
“Aku Jadikan manusia sebagai kenderaan-Ku, dan Aku jadikan seluruh isi alam sebagai kenderaan bagi manusia.”
Betapa indahnya Aku sebagai Pencari ! dan Betapa indahnya manusia sebagai yang dicari !
Betapa indahnya manusia sebagai pengendara, dan betapa indahnya alam sebagai kenderaan baginya.
Maksudnya :
Allah swt, sebagai pencari sarana, memilih manusia(makhluk yang paling mulia) sebagai kenderaan Nya.
Betapa Agungnya Dia dan betapa terhormatnya manusia yang telah dipilihNya. Dan merupakan keagungan pula bagi Alam kerana telah dijadikan oleh manusia sebagai kenderaan yang membawanya kepada tujuannya.
“Manusia adalah Rahsia-Ku dan Aku adalah Rahsianya”
Maksudnya :
Jika manusia menyedari kedudukannya di sisi-Ku, maka ia akan berucap pada setiap hembusan nafasnya
“Milik siapakah kekuasaan pada hari ini ?”
Maksudnya :
Jika manusia mengetahui secara hakiki betapa tinggi kedudukannya dan betapa dekat ia dengan Allah swt, maka ia akan merasa bahwa suatu saat nanti, Allah swt, akan memberikan kekuasaanNya kepadanya.
Kerana itulah ia akan sentiasa menanti, bila saat penyerahan itu tiba, dengan kalimat : “Milik siapakah kekuasaan pada hari ini ?”
Tidaklah manusia makan sesuatu, atau minum sesuatu, dan tidaklah ia berdiri atau duduk, berbicara atau diam, tidak pula ia melakukan suatu perbuatan, menuju sesuatu atau menjauhi sesuatu, kecuali Aku Ada di situ, Bersemayam dalam dirinya dan Menggerakkannya.
Tubuh manusia, Jiwanya, Hatinya, Ruhnya, Pendengarannya, Penglihatannya, Tangannya, Kakinya, dan Lidahnya, semua itu Aku Persembahkan kepadanya oleh Diri-Ku, untuk Diri-Ku. Dia tak lain adalah Aku, dan Aku Bukanlah selain dia.”
QALAM II
Janganlah engkau makan sesuatu atau minum sesuatu dan janganlah engkau tidur, kecuali dengan kehadiran Hati yang “sedar” dan mata yang “awas”.
“Barangsiapa terhalang dari perjalanan-Ku di dalam bathin, maka ia akan diuji dengan perjalanan dzahir, dan ia tidak akan semakin dekat dari-Ku melainkan justru semakin menjauh dalam perjalanan batin.”
Keunggulan Ruhani merupakan keadaan yang tak dapat diungkapkan dengan kata-kata,. Siapa yang percaya denganNya sebelum mengalaminya sendiri, maka ia telah “mengingkariNya”.
Dan siapa menginginkan “ibadah” setelah mencapai keadaan Wushul, maka ia telah “menyekutukanNya”
Maksudnya :
“Penyatuan Ruhani” antara makhluk dan Khaliq tidak akan dapat diungkapkan dengan kata-kata. ~> Jika seseorang belum mengalaminya sendiri, maka ia akan cenderung mengingkarinya.
Dan orang yang mengaku telah mengalaminya padahal belum, maka ia telah “mendustai diri”.
Orang yang telah mencapai keadaan ini, tiada yang ia inginkan selain perjumpaan denganNya.
Jika ia menginginkan hal lain, meski itu berupa ibadah sekalipun, dalam maqam ini, ia dianggap telah menyekutukanNya dengan keinginannya yang lain itu.
Barangsiapa memperoleh kebahagiaan Azali, maka selamat atasnya, dia tidak akan terhina selamanya. Dan barang siapa memperoleh kesengsaraan Azali, maka celaka baginya, dia tidak akan diterima, dan terhina kerananya. Aku Jadikan kefakiran dan “keperluan” sebagai kenderaan manusia. siapa saja yang menaikinya, maka ia telah sampai di tempatnya sebelum menyeberangi gunung dan lembah".
Maksudnya :
Kefakiran dan “keperluan” merupakan sarana yang membawa manusia kepada kesedaran akan Jati Dirinya dan kebesaran Allah swt. Orang yang telah sampai pada kesedaran semacam ini berarti telah sampai pada posisinya yang tepat, tanpa harus menempuh perjalanan yang berliku-liku.
QALAM III
Kematian merupakan saat disingkapkannya hakikat segala sesuatu, dan perjumpaan dengan Tuhan adalah saat yang paling dinantikan oleh orang yang merindukanNya.
Semua makhluk pada hari kiamat akan dihadapkan kepadaKu dalam keadaan tuli, bisu dan buta, lalu merasa rugi dan menangis.
Cinta merupakan tirai yang membatasi antara sang pencinta dan yang dicintai. Bila sang pencinta telah padam dari cintanya, berarti ia telah sampai kepada Sang Kekasih.
Maksudnya :
Cinta tiada lain kecuali keinginan sang pencinta untuk berjumpa dan bersatu dengan yang dicintai. Bila keduanya telah bertemu, maka cinta itu sendiri akan lenyap, dan keberadaan cinta itu justru akan menjadi penghalang antara keduanya.
“Aku Melihat Roh-roh menunggu di dalam jasad-jasad mereka setelah ucapanNya, ‘Bukankah Aku ini Tuhanmu ?’ sampai hari kiamat.”
Aku melihat Tuhan Yang Maha Agung dan Dia berkata :
“Barangsiapa bertanya kepada-Ku tentang melihat setelah mengetahui, berarti ia terhalang dari pengetahuan tentang melihat. Dan barangsiapa mengira bahawa melihat tidak sama dengan mengetahui, maka berarti ia telah terperdaya oleh melihat Allah swt.’”
Maksudnya :
Mengetahui = Melihat dengan mata hati.
Jadi, Melihat = mengetahui
QALAM IV
“Aku Yang Paling Mulia di antara semua yang mulia, dan Aku Yang Paling Penyayang di antara semua yang penyayang.”
“Tidurlah di sisi-Ku, maka engkau akan melihat-Ku.”
Tidurlah dengan menjauhkan jasmani dari kesenangan, menjauhkan nafsu dari syahwat, menjauhkan hati dari pikiran dan perasaan buruk, dan jauhkan roh dari pandangan yang melalaikan, lalu meleburlah kedalam DzatKu.
Barangsiapa di antara kalian yang menginginkan kedekatan dengan-Ku, maka hendaklah ia memilih kefakiran, lalu kefakiran dari kefakiran. Bila kefakiran itu telah sempurna, maka tak ada lagi apapun selain Aku.
Maksudnya :
Kefakiran adalah suatu keadaan keperluan. ~> jika seseorang tidak memerlukan apa pun selain Allah swt, jika kefakirannya telah sempurna, baginya, yang wujud hanyalah Allah swt, tak ada selainNya.
“Ambillah manfaat dari doa kaum fakir, kerana mereka bersama-Ku dan Aku Bersama mereka.”
QALAM V
Tak ada “pesta ” dan kenikmatan di dalam syurga setelah kemunculan-Ku di sana, dan tak ada kesendirian, kesengsaraan dan kebakaran di dalam neraka setelah sapaan-Ku kepada para penghuninya.
Maksudnya :
keinginan dan kenikmatan terbesar manusia di alam akhirat itu hanyalah perjumpaan dengan Allah swt. maka kenikmatan di dalam syurga dan kesengsaraan di dalam neraka tidak akan terasa jika dihadapkan pada kenikmatan perjumpaan dengan Allah swt, meski itu hanya dalam bentuk sapaan belaka.
Jangan peduli pada syurga dan apa yang ada di sana, maka engkau akan melihat Aku tanpa perantara . Dan jangan peduli pada neraka serta apa yang ada di sana, maka engkau akan melihat Aku tanpa perantaraan.
Para penghuni syurga disibukkan oleh syurga, sebahagian penghuni syurga berlindung dari kenikmatan didalamnya, dan para penghuni neraka disibukkan oleh-Ku, sebahagian penghuni neraka berlindung dari jilatan api.
Maksudnya :
Penghuni syurga yang berlindung dari kenikmatan, mereka terlena sehingga lupa akan kenikmatan yang paling besar, yakni perjumpaan dengan Allah swt
Sesungguhnya Aku memiliki hamba-hamba “Khusus” yang Derajat mereka tidak diketahui oleh siapapun dari penghuni dunia maupun penghuni akhirat, dari penghuni syurga ataupun neraka, tidak juga malaikat malik ataupun ridwan, kerana Aku tidak menjadikan mereka untuk syurga maupun untuk neraka, tidak untuk pahala ataupun siksa, tidak untuk bidadari, istana maupun pelayan-pelayan mudanya. Maka beruntunglah orang yang mempercayai mereka…
Di antara tanda-tanda mereka di dunia adalah : Tubuh-tubuh mereka terbakar kerana sedikitnya makan dan minum, Nafsu mereka telah hangus dari syahwat, Hati mereka telah hangus dari fikiran dan perasaan buruk, Ruh-ruh mereka juga telah hangus dari pandangan yang melalaikan. Mereka adalah pemilik ke-Abadi-an yang terbakar oleh Cahaya perjumpaan.
Salam persaudaraan 💖 📖 💖
Salam sepertiga malam
Tasawuf&tazkirah
Benarlah janji Allah dan RasulNya bahawasanya orang yg dicintai akan diujiNya.
Ujian yg akan membawa kepada pecah hati kepada Allah sehingga bertambah dekat dan dekat kepadaNya.
Hilanglah segala pergantungannya kepada selain Allah, lalu ia dibukakan pintu pengenalan kepada Zat Yg Maha Agung.
Sehingga ia tidak mahu lagi melihat dan berbicara kepada selain Allah kerana hatinya telah merasakan kecukupan dengan Zat Yg Maha Esa.
Walaupun telah hilang segala-galanya baginya, namun kepuasannya bersama Zat Yg Maha Suci lagi Maha Tinggi.
Tiada lagi yg diingininya melainkan Allah لا اله الا الله .
"Kalau tak tau apa apa jangan tuduh macam macam"
Dalam khazanah kisah kisah sufi ada diceritakan tentang seorang pemuda yang begitu lantang mencemuh tokoh sufi Zun Nun Al Misri dan tharikatnya.
Sesudah si pemuda puas memperlihatkan kebenciannya, Al Misri mencabut cincin daripada jarinya dan berkata, "Bawalah cincin ini ke pasar, gadaikanlah dengan harga satu dinar saja"
Pemuda itu hairan, namun cincin itu diterimanya jua dan dibawa ke pasar. Dia menawarkan kepada para pedagang, dari penjual buah sampai penjual makanan. Tiada seorang pun melirik apatah lagi tertarik.
Lalu dengan wajah hampa pemuda itu kembali kepada Al Misri dan berkata, "Engkau membohongiku, cincin ini tidak berharga"
Jawab Al Misri, " Jangan marah dulu, sekarang juallah cincin itu kepada ahli permata. Tawarkan seribu dinar."
Tentu saja pemuda itu menjadi gusar dan pelik. Tapi rasa ingin tahunya membuatkan dia menuruti perintah ahli sufi itu.
Sungguh menghairankan, ternyata para pedagang permata berebut untuk membeli cincin itu.
Pemuda itu merasa takjub dan bergegas menemui Al Misri dan berkata " Mereka bersaing untuk membelinya."
"Nah." kata Al Misri. "Orang tidak akan mengetahui suatu benda berharga atau tidak jika ia belum mengenalnya. Bagaimana mungkin kamu berani mencaci para sufi dan ilmu tasauf, jika kamu belum mengetahui isinya? Pelajari dulu baik baik, barulah tentukan pendapatmu. Itulah sikap orang bijak." اللهـم صل على سيدنا محمد
"Bahawa Malaikat Maut memerhati wajah manusia di muka bumi ini 70 kali dalam sehari. Ketika Izrail datang merenung wajah seseorang, didapati orang itu ada yang gelak-ketawa. Maka berkata Izrail : Alangkah hairannya aku melihat orang ini, sedangkan aku diutus oleh Allah Ta'ala untuk mencabut nyawanya, tetapi dia masih berseronok-seronok dan bergelak ketawa."
Nauzubillahminzalik... 😣😣😣
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
SABAR
••••••••••
Pada umumnya orang menggunakan kata SABAR ini hanya dijadikan sebagai ‘’HADIAH’’ atau PENAWAR kepada orang lain yang sedang menghadapi kehidupan “Susah” atau keadaan “negatif” yang menimpanya.
Bila seorang manusia ditimpa suatu kesusahan maka manusia itu memerlukan kata sabar, atau bila seorang manusia menghadapi suatu musibah maka sudah tentu manusia tersebut memerlukan kata sabar.
Sesungguh-nya dengan memiliki sabar manusia terhindar dari perasaan putus asa, atau putus harapan di dalam hidupnya.
Biasanya jika seorang kawan menghadapi sesuatu yang bernama ‘’SUSAH’’, maka sudah tentu seorang kawannya yang lain akan menasihati kawannya itu supaya bersabar.
Katanya : “sabar ya, sabar.. semua itu ada hikma-nya” atau “ yang sabar ya jangan terpancing emosi”
Nasihat-nasihat seperti ini biasa-nya ditujukan hanya untuk orang lain, tetapi jarang bagi kita menggunakan sabar untuk dirinya sendiri, he..he..hee..
apabila ditimpa dengan suatu yang bernama “susah”, maka biasanya orang yang bersangkutan tidak dapat menggunakan sabar, malahan dirinya terus terbawa emosi, walaupun sebelumnya pernah dia nasihatkan kepada orang lain untuk BERSABAR,
Apakah sebenarnya kata sabar ini hanya untuk dijadikan ‘’HADIAH’’ bagi orang lain?
jawapannya tentu tidak .
Tetapi apa yang pernah kita nasihatkan, itulah hakikat sebenarnya yang harus kita gunakan untuk amalan diri kita sendiri.
Seperti firman-firman Allah s.w.t. didalam Al Quran Surah Al-Imran Ayat : 200 berikut ini :
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman bersabarlah dan teguhkanlah kesabaran kamu dan tetaplah bersedia (menempuh ujian) dan bertakwalah kepada Allah s.w.t. supaya kamu beruntung.
Surah Al-Ankabut ayat : 2-3
Artinya :
Apakah manusia mengira mereka boleh mengatakan kami telah beriman sedangkan mereka belum diuji. Sesungguhnya Allah telah menguji orang yang terdahulu dari kamu. Allah mengetahui mereka yang benar dan mengetahui mereka yang berdusta.
Surah Al-Imran ayat :142
Artinya :
Apakah kamu mengira kamu akan masuk syurga, padahal belum nyata bagi Allah mereka yang berjihad (menyuci hatinya) diantara kamu dan belum nyata mereka yang sabar.
Disamping itu masih banyak lagi ayat Al-Quran yang berupa seruan, ingatan yang menganjurkan manusia supaya bersabar.
Bila kita membicarakan tentang sabar maka sudah barang tentu hal ini tidak dapat dipisahkan dengan hal yang bernama IMAN, karena SABAR dan IMAN mempunyai kaitan rapat yang tidak mungkin dapat dipisahkan.
Hadits Rasulullah :
Artinya :
Sabar itu adalah sebagian dari pada iman.
Sesungguhnya Iman tidak terlepas dengan ujian, keteguhan iman seseorang itu akan terbukti apabila dia menang menghadapi ujian, dan ujian itu berupa : suka-duka, nikmat, rahmat dan sebagainya..
Disamping itu perlu ditegaskan bahwa suburnya iman seseorang itu hanya apabila dijamu dengan UJIAN dan iman akan menjadi tandus kering jika tidak disirami dengan ujian. Sesungguhnya ujian-lah sebenar-benarnya makanan dari iman.
Iman seseorang itu akan diuji dengan senang dan susah, suka-duka, pahit-manis dan sebagainya. Tetapi sebagian besar dari kita menganggap susah, derita , duka, gelisah dan sejenisnya sebagai ujian.
Sebaliknya jarang sekali dari kita dapat menerima dan memahami hakikat bahawa :
Kesenangan adalah merupakan suatu ujian yang lebih besar dari pada ujian berbentuk susah.
Manusia menganjurkan sabar kepada yang menghadapi susah, tetapi tidak pernah pula mengajar supaya bersabar ketika senang, sedangkan sebenarnya hakikat susah-senang adalah ujian belaka.
Susah datang dari Allah, senang pun dari pada Allah untuk tujuan memenuhi matlumat kejadian manusia untuk diuji.
Seperti firman Allah Surah : Al –Balad ayat : 4
Artinya :
Tidak dijadikan manusia kecuali untuk menghadapi ujian.
Manusia yang berguna adalah manusia yang bisa menerima ujian dari pada tuhanya.
Semakin banyak ujian yang menimpa dirinya maka makin tinggilah derajat kemuliaanya disisi Allah sebaliknya manusia yang tidak sanggup menerima ujian dari pada Allah, maka manusia itu adalah manusia yang tidak berguna.
Sesungguh-nya ujian akan tetap bersama kehidupan manusia, tidak pandang siapa manusia itu, karena itu dapat disimpulkan bahwa Hidup itu sendiri sebenarnya UJIAN.
Tiap-tiap yang berguna , tentu akan diuji,
– Parang akan diuji dengan kayu,
– Bola akan diuji dengan kaki,
– Dapur diuji dengan api,
– Bahkan WC-pun diuji dengan tahi, (maaf..)
Begitulah halnya dengan kehidupan manusia tetap akan diuji dan diuji, jika dia seorang manusia yang berguna.
Sesungguhnya pohon IMAN haruslah berdahankan ke-sabaran dan berbuahkan ke-iklasan. Oleh kerana itu Iman, Sabar dan Ke-iklasan adalah tiga perkara yang harus dipegang didalam kehidupan manusia sehari-hari.
Di dalam huraian ini, kita telah membicarakan tentang Iman dimana tiap-tiap yang dikata-kan Iman maka sudah tentu memerlukan kepada Tauhid
dan tiap Tauhid memerlukan pula kepada Sabar dan sabar-pun memerlukan pula kepada Ikhlas,
Barang siapa yang dapat berpegangan kepada ke-iklasan didalam hidupnya maka dia akan menjadi manusia yang sebaik-baiknya disisi Allah.
Bila kita bertanya kepada orang pada umumnya, apakah pengertian Sabar sebenarnya, maka sudah barang tentu orang tersebut akan menafsirkan sabar adalah menahan perasaan di kala menghadapi “susah”, dimana kita harus mengambil sikap tahan diri, kita jangan mengikuti nafsu serta menggunakan pikiran dingin ketika menghadapi “susah”.
Kalau demikian didalam pembahasan kali ini saya ingin menafsirkan sabar sebagai :
satu kesanggupan menerima dan memulangkan rahmat dan nikmat dari pada Allah dengan penuh ke-iklasan.
Hal ini sesuai dengan firman di dalam Al-Quran :
Surah Al- Baqarah ayat :..
Artinya :
Bagi mereka apabila menghadapi sesuatu musibah maka berpeganglah (katakanlah) sesungguhnya dari pada Allah dan kepadanya harus dikembalikan.
Dari pemahaman di atas maka dapatlah disimpulkan bahwasanya semuanya dari pada Allah dan dari pada Allah-lah harus dikembalikan .
Kita datang daripada Allah, maka kepada Allah-lah kita harus kembali.
Susah dan senang datang dari pada Allah maka kepada Allah haruslah dikembalikan, tiada sesungguhnya yang dapat membuat menjadi susah kecuali semuanya adalah Hak Allah semata-mata . Sesungguhnya susah dan senang adalah Rahmat dan Nikmat.
Tapi kebanyakan dari pada kita apabila “susah” maka dia akan berubah sikapnya, mukanya mulai berkerut-lah, tingkah lakunya jadi “Muram” dan sebagainya, sebaliknya apabila memperoleh apa yang dinamakan“senang”, maka dia akan disambut dengan penuh perasaan riang, gembira dengan tertawa lebar, mukanya merah kebahagiaan.
Jarang manusia dapat menerima susah dengan mukanya masam dan menerima senang pun dengan muka yang masam
ataupun
mereka dapat menerima kesenangan dengan senyum dan dapat pula menerima kesusahan dengan senyum juga.
Banyak Alim Ulama Syariat telah mennafsirkan musibah sebagai BALA tetapi sebenarnya harus ditafsirkan sebagai RAHMAT dan NIKMAT
Sesungguhnya Rahmat dan Nikmat adalah ujian bagi manusia seluruhnya .
Hidup adalah ujian , amal ibadah adalah ujian sembahyang (solat) adalah ujian dan mati-pun adalah ujian.
Oleh kerana itu kalau solat , amal ibadat, hidup dan mati adalah merupakan ujian apakah setiap ujian itu merupakan bala ?
– Kalau “susah” itu ujian apakah “susah” itu bala?
– Kalau “senang” itu ujian apakah “kesenangan” itu bala?
– Kalau bahagia itu ujian maka apakah kebahagiaan itu bala?
– Kalau duka-nestapa itu ujian maka apakah duka-nestapa itu bala?.
– Kalau kaya itu ujian maka apakah kekayaan itu bala?
– Kalau mati itu ujian, maka apakah kematian itu bala?
Dari uraian diatas dapat disimpul-kan bahawa musibah itu lebih merupakan ujian yang berupa Rahmat dan Nikmat.
INNA LILLAHI WAINNA ILAIHI ROJIU’N
Artinya :
Daripada-Nya kita datang dan kepadaNya harus kembali
Apakah “susah” dan “senang” datang-nya bukan dari pada Allah?
Jika semuanya itu adalah datang dari pada Allah dan harus pula dikembalikan kepadaNya, maka kenapakah kita tidak berkata jua dengan lafadz. :
INNA LILLAHI WAINNA ILAIHI ROJIU’N
Per-mula-an manusia didunia adalah “HIDUP” dan kepuncak hidup adalah “MATI”, tanpa mengalami kematian berarti manusia belum sampai kepuncak hidup, kerana tanpa menempuh mati , maka tidak mungkin manusia dapat kembali ketempat asalnya.
Asal manusia datang dari alam Ghaib , maka haruslah kembali kealam Ghaib.
Apakah perpindahan manusia dari alam yang FANA ini ke alam yang KEKAL harus dianggap sebagai MUSIBAH (bala)?
Kematian bukan-lah boleh dikatakan bala, sebaliknya kematian merupakan suatu RAHMAT dan NIKMATyang harus ditempuh oleh manusia.
Oleh kerana itu adalah tidak tepat jika kita telah hadiah-kan suatu kematian itu dengan lafaz INNA LILLALHI WAINNA ILLAIHI ROJIUN sedangkan perkara lain yang kita alami, kita tidak pernah berbuat demikian.
Sesungguhnya segala yang terjadi didalam HIDUP dan juga MATI adalah lebih merupakan UJIAN, maka setiap ujian haruslah pula disambut dengan suatu yang bernama SABAR.
Tanpa berpegang kepada dahan sabar, maka sudah tentu manusia itu akan hanyut terbawa arus ujian, dan manusia tersebut akan jatuh ketangan syaitan jika senjata sabar tidak dipunyai oleh dirinya, disamping itu perlu-lah diingatkan bahwa syaitan akan mencuba segala cara sehingga membuat kesabaran luput pada diri manusia tersebut ketika menghadapi sesuatu ujian.
Maka berbahagialah mereka yang memiliki SABAR pada dirinya.
Sebagaimana yang pernah ditegaskan didalam huraian-huraian yang lalu bahwasanya Allah menyatakan Diri Rahsianya itu dengan SIFAT dan AF’ALNYA, dan sesungguhnya kejadian manusia bersama dengan tugas utamanya adalah untuk menyatakan SIFAT dan AF’AL ALLAH s.w.t yang meliputi pada alam Saghir dan alam Kabir, disamping itu pelu ditegaskan lagi bahwa apa saja yang ber-laku dialam DUNIA ini sebenarnya adalah kelakuan Allah jua dan tidak boleh di-iktiqad-kan selain dari pada itu.
Oleh kerana itu dapat lah disimpulkan bahwasanya semua perkara yang menimpa atas diri kita adalah sebenarnya af’al Allah :
– Susah adalah af’al Allah,
– Senang adalah aff’al Allah
– Kaya adalah af’al Allah,
– Suka adalah af’al Allah,
– Duka adalah af’al Allah
Singkatnya tidak ada sedikit-pun hak kita manusia kecuali hak Allah semata-mata.
Bagaimana kita masih boleh berfikir kalau sesuatu itu hak kita, sedangkan diri kita sendiri pun adalah hak Allah jua,kerana diri kita pun bukan hak kita maka sudah tentu-lah apa yang menimpa kita sebenarnya bukan menimpa kita, dan tidak ada hak untuk kita mengaku sesuatu yang menimpa kita, kecuali pada hakikatnya menimpa sifat Allah jua.
Sesungguhnya perlu difahamkan bahawa Allah menyatakan DiriNya dengan SifatNya, Allah menguji SifaNya dengan Af’alNya, dan Allah memuji ZatNya dengan NamaNya.
Jadi jelaslah apa yang dikatakan ujian yang menimpa kita sebenarnya adalah ujian Af’al Allah terhadap SifatNya semata-mata. Dan manusia jangan-lah mengaku dirinya itu adalah dirinya, sebaliknya manusia tersebut harus berpegang dengan satu keyakinan bahawa aku adalah Sifat Allah semata tidak lebih dan tidak kurang dari pada ini. (titik)
Sesungguhnya Sifat SABAR itu hanyalah diperlukan oleh manusia yang BELUM mengenal dirinya. Manusia yang masih terapung-apung dengan kegelapan pengetahuan yang tidak mengetahui dirinya, dari mana datangnya dan kemana pula harus kembali.
Di samping itu Sifat SABAR sebenarnya hanya diperlukan oleh manusia-manusia yang “tolol”, yang membusungkan dada , katanya : “Nah! inilah hak aku”, atau “itulah hak aku” kerana manusia tersebut merasa dirinya berhak atas sesuatu dan harus pula dapat memilikinya.
Sesungguhnya SABAR ini diperlukan akibat manusia merasa dirinya boleh menguasai dan memiliki sesuatu tetapi sebaliknya apabila manusia tersebut tidak merasa memilikinya, maka Sifat SABAR tidak diperlukan olehnya.
KERANA :
– Manusia merasa bahawa dia harus memiliki kekayaan, bila ditimpa dengan kemiskinan maka manusia tersebut memerlukan SABAR.
– Manusia merasa dia tidak harus susah bila susah menimpanya maka perlu-lah manusia itu kepada SABAR, begitulah pula seterusnya.
Sebaliknya apabila manusia dapat per-pegang dengan konsep :
– Susah itu adalah hak Allah, maka ia akan memulangkan susah itu kepada Allah,
– Senang itu adalah hak Allah maka dia akan memulangkan segala kesenangan itu kepada Allah.
Kalau susah adalah hak Allah dan senang pun hak Allah, maka mana mungkin timbulnya masalah SABAR, sebab :
– Istilah SABAR adalah timbul apabila adanya istilah SUSAH, dan
– Istilah SABAR juga timbul apabila adanya istilah SENANG,
Jadi bila tidak ada istilah SENANG dan istilah SUSAH pada dirinya, maka tiada-lah lagi istilah SABAR pada dirinya
Kerana itu kita harus-lah memahami falsafah dan pegangan Ahli-ahli Sufi yang menegaskan bahawa segala itu hendaknya dipandang persaksian dengan konsep :
Saksikanlah pada yang banyak itu kepada yang satu.Saksikanlah pada yang satu itu pada yang banyak.Saksikanlah pada yang satu itu pada yang satu.Saksikanlah pada yang satu didalam Nur (Rahsia) yang satu.
Dengan berpegang pada konsep diatas-lah, maka orang-orang yang mengenali dirinya dan mengenal Tuhannya dapat menerima satu ujian itu dengan penuh ke-iklasan, tanpa wujudnya Sifat Syirik pada dirinya dengan Allah s.w.t.
Mereka tidak mungkin merasa “GEMBIRA” ketika menghadapi apa yang dikatakan ‘’SENANG’’ dan tidak pula “BERSEDIH” ketika menghadapi apa yang dinamakan “KESUSAHAN’’ didalam hidup.
Hidupnya tidak gembira, tidak pernah gelisah dan tidak pernah,… tidak pernah…, tidak pernah……, pendek kata hidupnya. INNA LILLALHI WAINNA ILLAIHI ROJIUN.
Sesungguhnya dengan berpegangan konsep di atas-lah maka dapat ter-wujud-kan suatu bentuk ke-SABAR-an yang se-BENAR-nya pada dirinya, dan sesungguhnya pula formula atau konsep diataslah yang pernah dipegang oleh Rasulullah s.a.w, para Nabi-nabi, Wali-wali Allah yang mempunyai dan mencapai derajat yang tinggi disisi Allah s.w.t.
Salam persaudaraan💖 📖 💖
Sunday, 29 November 2015
teroris
Teheran, LiputanIslam.com — Pemimpin Tertinggi Republik Islam Iran Ayatullah Khamenei kembali menuliskan surat untuk para pemuda Barat. Ia mengajak kepada para generasi muda ini untuk melihat jernih permasalahan terorisme yang melanda di berbagai belahan dunia. Siapa dalangnya, siapa targetnya, siapa yang sebenarnya mendanai mereka? Lalu, benarkah Islam mengajarkan terorisme?
Khamenei menilis, “… bagaimana mungkin salah satu agama yang paling berakhlak dan berperikemanusiaan di dunia, yang dalam konteks prinsipnya menilai mengambil satu nyawa sama seperti membunuh seluruh umat manusia, mampu melahirkan sampah seperti ISIS?”
Simak surat selengkapnya: http://bit.ly/1LHFDvr
Teheran, LiputanIslam.com — Pemimpin Tertinggi Republik Islam Iran Ayatullah Khamenei kembali menuliskan surat untuk para pemuda Barat. Ia…
LIPUTANISLAM.COM
mentah
urut
Kalthum Bt Man shared Kisah Benar's post.
Kisah Benar added 15 new photos.
"Cuba urut kuat sikit"
"Awak ni urut tak rasa lah"
Selalu tak husband/wife cakap macam ni bila kita mengurut? Meh nak ajar cara yang betul. Ada bahagian2 dan cara dia. Ini kalau betul2 kena memang rasa sedap, ringan je satu badan. Tak percaya nanti try. Sila share~
"Awak ni urut tak rasa lah"
Selalu tak husband/wife cakap macam ni bila kita mengurut? Meh nak ajar cara yang betul. Ada bahagian2 dan cara dia. Ini kalau betul2 kena memang rasa sedap, ringan je satu badan. Tak percaya nanti try. Sila share~
is
Pak Tam Teksi shared Suara Sunnah's video.
17:12/17:12
16,710 Views
Suara Sunnah
Kapten Mohd Asri Khalid,
- Perbandingan antara al-Qassam dan ISIS?
- ISIS satu pengkhianatan besar kepada Mujahidin!
- Isu Syria bertanya pada ahlinya!
- ISIS satu pengkhianatan besar kepada Mujahidin!
- Isu Syria bertanya pada ahlinya!
Subscribe to:
Posts (Atom)