ARTIKEL NII AGAK KONTROVERSI...SO JANGAN CEPAT MELATAH YEE...
ABDUL RAHMAN RABBANI : Didalam kita belajar Makrifat itu bukan untuk mencari ilmu yang menghalalkan Hukum, menghalalkan cara, Tapi agar tidak mensyirikkan Allah, agar iktikad kita kena pada tempatnya, ada sebagian yang mengatakan bilamana bermakrifat TIDAK PERLU LAGI SHOLAT, apakah itu benar??? Sejauh mana kebenaranNya bila bermakrifat itu TIDAK PERLU LAGI SHOLAT ??? Bagaimana pula menurut pemahaman abah tuak tentang hal Tersebut….??? Lalu bagaimana pula caranya biar kita bisa meraga sukma dan bisa pergi kemana yang kita mau, seperti yang dilakukan oleh para wali-wali Allah terdahulu, jawaban abah selalu saya nantikan
========================
TUAK ILAHI : Bagi saya, orang yang telah bermakrifat TIDAK perlu lagi SHOLAT itu memang benar, dan saya sangat setuju sekali, karena apa? Karena bila kita bermakrifat sholatNya tidak lagi menggunakan tangan dan kaki, tidak lagi menggunakan mulut untuk membaca, tidak lagi menggunakan telinga dan mata, makanya bila telah bermakrifat TIDAK perlu lagi SHOLAT, sebab Sholat itu hanya untuk menyatakan ALLAH, jadi apakah untuk menyatakan Allah itu kita perlu Kepada Kaki, tangan, mulut, telinga dan mata ???
========================
Sedangkan Tangan, Kaki dan Mulut itu bersifat Mati, Tiada Mampu untuk Bertakbir, Tidak mampu untuk Berdiri, tidak mampu untuk membaca ayat-ayat Al Quran, jadi yang mengangkat Takbir, berdiri serta membaca Ayat-ayat Al-Quran adalah dengan Kudrat dan Iradatnya Allah, jadi Bilamana yang Mengangkat Takbir itu dengan Kudrat Allah, Yang Berdiri Itu Dengan Iradatnya Allah, Membaca Itu dengan Kalam Allah, apakah itu sesat??? Apakah itu kafir???
========================
Sudah semestinya itu tidak sesat dan tidak kafir, sebab yang menjadi sesat dan kafir itu tiada keikhlasan didalam melakukan Sholat, apa lagi jika tidak paham bisa menjadi Syirik, sehingga berapa ramai orang yang Mencari Khusyuk Didalam Sholat, Mencari Kemanisan Didalam Sholat, tapi kenapa mereka tidak menemuinya ??? Karena mereka telah mengatakan bahwa Diri Jasad, Tangan, kaki dan Mulut merekalah yang melakukan Sholat itu, makanya mereka tidak menemui akan khusyuk dan kemanisan didalam Sholat yang mereka lakukan, padahal Tujuan Sholat itu hanya untuk Menyatakan Allah
========================
Jika Bukan Karena Kudrat Allah Yang mengangkat Tangan Untuk Bertakbir mana mungkin Tangan kita itu Mampu untuk Bertakbir, Jika Bukan Karena Kudrat dan iradat Allah Mana Mungkin kita Mampu untuk Berdiri, Jika Bukan Karena Kalam Allah Mana Mungkin kita boleh untuk membaca Ayat-ayat Al Quran, karena kudrat, iradat dan Kalam Allah Lah Kita bertakbir, berdiri dan membaca ayat-ayat Al Quran, itu makanya Hadir Rasa Khusyuk Rasa Rendah diri Rasa Tawadhuk kepada Allah
========================
Mereka Yang Telah Bermakrifat itu Semata-mata Menyerahkan diri kepada Allah dan Telah Lebur Telah Fana Telah Binasa Sifat Tangan, kaki,mulut, mata telinga dan sifat keakuan diriNya, ianya Telah Menjadi Milik Allah, Jadi Bila Hanya Allah jua yang ada, maka tiada Menjadi sesat, tiada Menjadi kafir jika tidak melakukan sholat, sebab yang Mengaku, yang Bertakbir, Berdiri, Membaca, mendengar, melihat itu dengan Tangan, kaki, mulut, telinga dan Mata itu bukan kita lagi tapi Al Haq, apakah itu sesat??? Apakah itu kafir???
========================
Tidak susah UNTUK MENYATAKAN ALLAH SEKIRANYA KITA TELAH BERMAKRIFAT, karena untuk menyatakan Allah itu sememangnya teramatttt Senang, Teramat mudah, KENAL DIRI RATA-rata MAKA KENAL ALLAH DENGAN NYATA, Kuncinya JANGAN sesekali kita SAMPAI mengaku dan merasakan bahwa kita lah yang HIDUP, sebab yang Hidup itu sifat siapa??? Yang HIDUP itu sifatNYA Allah, jadi sekiranya Allah yang hidup, kita itu SIFATNYA mati, Dan sememangnya tidak pernah HIDUP, jadi apakah bisa orang yang mati itu mengangkat takbir, berdiri, dan berkata-kata?? Sudah tentu JawabanNya tidak bisa
========================
Jadi biar nyata Allah itulah yang Maha hidup, jangan sesekali mengaku kita lah yang hidup, seandainya kita mengaku kita yang hidup, maka yang inilah yang akan ditarik nyawaNya dengan kejam, sebab kita mengakui bahwa kita Lah yang hidup, Seumpanya kita mengambil hak orang lain, lalu disuruh untuk memulangkan, seandainya kita tidak menyerahkan, maka jangan salahkan seandainya ditarik atau diambil kembali dengan kejam atau dengan secara paksa
========================
Maka setelah nyata bahwasaNya yang hidup itu Hanyalah Allah, Jangan sesekali mengaku kita yang hidup, jadi harap maklum tiada apa pun hak milik kita, biarlah Tuan empunya milik memperlakukan sebagai mana yang dia mau
========================
Dikarenakan masih ada diri itu makanya kita selalu berfikir bagaimana Rasanya mati, jika masih ada rasa ini itu tandanya kita belum mati, orang yang telah sampai kepada Tahap mati, dia tidak perduli dengan apa yang bakal berlaku, mau mati bagaimana pun itu haq Mutlak milik Allah, mau kena langgar janda, atau lemas dalam pelukan istri tetangga, atau mati tersepit lubang ketam, atau mati tertimpa buah dada, atau mati tertelan bulu JEMBUT pun tak ada masalah, yang menjadi masalahNya itu adalah karena masih adanya ujud diri
========================
Ingatlah bahwa setelah nyata segalanya hak milik Allah Tiada satu pun milik kita jangan diperdulikan lagi bagaimana Rasanya mati, yakin yakin dengan seyakinNya hal ini Telah Tertulis Dan Sudah sedia ada Yang MengaturNya, jadi hayatiLah dengan penuh penghayatan yang HIDUP ITU ADALAH YANG MAHA HIDUP YAITU ALLAH, ikutlah Apa kata Allah, bagaimana Allah mau meLetak-kan dan bagaimana Allah mau menentukan, sebab itu Kenali Diri Rata-rata Maka KenalLah Allah Dengan Nyata, Kenali Allah Dengan Nyata maka Segalanya Binasa
========================
Jika kita telah binasa maka kita akan Memasuki Satu Keadaan Seperti Keadaan Orang Yang Sedang Tidur ataupun istilah Yang Biasa Didengar ‘Mati Sebelum Mati ataupun dengan istilah Yang Mudah lagi ialah Diam, yaitu Fikiran Tidak Bergerak, Batin Dan Jasad Juga Tidak Bergerak
========================
Keadaan Diam Ini Dilakukan Supaya mencapai Keadaan Mati Sebelum Mati, atau berhujung Kepada Hilangnya Semua Perasaan Dan Fikiran, Sehingga Tercapai Keadaan Ketiadaan Rasa apa-apa Pun, sebab Diam Itu Tidak Bergerak, Tidak Bergerak Itu Mati, Mati Itu Hakikat Tiada, Tiada Itu Adalah Kekosongan, Hanya yang Ada ialah Allah semata, makanya sebelum kita mencapai Makam Diam ini, kita Perlu Melepasi Beberapa Tahapan yaitu Fana Rasul Kepada Fana Allah Kepada Baqa Allah Kepada Liqa Allah, Aspek Wujud Allah
========================
Ingatlah Bahwa Diam Itu Adalah SinggasanaNYA, Diam Itu Adalah Hakikat Muhamad, Diam Itu Adalah Sumber Kun Faya Kun, Diam Itu Mengangkat kita Ke Makam Insan Kamil Mukamil, Tanpa Proses Diam Kepompong Tidak Akan Menjadi Kupu-Kupu, jadi jelaslah Sangat Penting Proses Diam Ini
========================
Kalau masalah menembus dimensi Alam ghaib dan mampu pergi kemana pun kita mau seperti yang dilakukan para Aulia terdahulu maka Tehniknya sebagai berikut bacalah :
========================
– Bismillahirohmanirohim 1x
– Syahadat 1x
– Allohuma sholli ‘alaa Sayyidina Muhammad 1x
– Istigfar 1x
– Ya Qowiyu Ya matin ala lahul kholqu wal amru tabarokallohu robbul ‘alamin 1x
– Ya Qoyyum semampunya (minimal 33x)
– Syahadat 1x
– Allohuma sholli ‘alaa Sayyidina Muhammad 1x
– Istigfar 1x
– Ya Qowiyu Ya matin ala lahul kholqu wal amru tabarokallohu robbul ‘alamin 1x
– Ya Qoyyum semampunya (minimal 33x)
========================
PENGETESAN :
========================
Untuk mempraktekannya maka kita perlu tidur telentang sendirian dalam kamar, mata terpejam dan berkonsentrasi penuh kepada satu titik dikening kita, Kemudian bacalah “Ya Qoyyum” terus menerus dengan cara mendengung (seperti lebah) : “Ya Qoyyuuuuumm”
========================
Baca terus sampai kita merasakan bacaan tersebut telah keluar keluar dari kening, dan kita sudah tidak merasakan apa-apa lagi bahkan menarik keluar nafas pun tidak berasa, jika pengetesan sudah berhasil maka kita sudah siap untuk berpetualang, Caranya :
========================
Tidur telentang sendirian dalam kamar, mata terpejam dan berkonsentrasi penuh kepada satu titik dikening kita sambil membaca :
========================
– Bismillahirohmanirohim 1x
– Syahadat 1x
– Allohuma sholli ‘alaa Sayyidina Muhammad 1x
– Istigfar 1x
– Ya Qowiyu Ya matin ala lahul kholqu wal amru tabarokallohu robbul ‘alamin 1x
– Syahadat 1x
– Allohuma sholli ‘alaa Sayyidina Muhammad 1x
– Istigfar 1x
– Ya Qowiyu Ya matin ala lahul kholqu wal amru tabarokallohu robbul ‘alamin 1x
========================
Kemudian lanjutkan membaca “Ya Qoyyum” seperti suara lebah atau mendengung atau menggema yang telah diajarkan diatas, setelah bacaan tersebut keluar dari kening maka angkatlah terus bacaan tersebut hingga langit-langit kamar, setelah itu bukalah mata, maka Insya Allah kita sudah berada di awang-awang kamar atau di alam sakral
========================
Itu sebabnya adanya Aku bukan karena indah sulaman zahir mu, tapi atas dasar sucinya keimanan mu itu, tulus penglihatan dari ampaian mata majazi mu, dan dari pancaran sifat mu itu lah, lahirnya aku yang sekarang ini
========================
lapisan kaca yang dipancarkan dulu tidak terdaya, pantulannya pudar tanpa titik yang tunggal, makin pudar makin samar ditewaskan sang pencerekarama, mahukah engkau teguh seperti sulaiman memerangi si ratu balqis, Agar imannya si dia diseliputi diri, lalu bersatu hati buat cerita dua sang merpati ini
========================
itulah cahaya cinta yang dinanti, tapi sayangnya
si munafik diri, tiada daya lagi yang dapat ku karangi, terus ku biarkan si nafas pergi, tiada jodoh yang boleh dirancangkan lagi, jika ketentuan sudah sering menampilkan diri, dalam diri suara sebenar hati
si munafik diri, tiada daya lagi yang dapat ku karangi, terus ku biarkan si nafas pergi, tiada jodoh yang boleh dirancangkan lagi, jika ketentuan sudah sering menampilkan diri, dalam diri suara sebenar hati
========================
tiba saat rahasia pancaran memunculkan diri, rusukkan nur yang ku ilhami selama ini, terasa tusukannya itu terus ke kiri, terus memantuli cermin di tirai jauhari, tajam cahayanya yang terperi
dikaji dan diteliti "adakah aku bermimpi?" tidak sama sekali itulah dia si pelangi
dikaji dan diteliti "adakah aku bermimpi?" tidak sama sekali itulah dia si pelangi
========================
Sunyi dan dingin, Aku terkedu dalam alpa, tatkala nur sanisa menasapi diri, menyeliputi diri si hina, begetar jasad, tatkala cahaya berpinar, meresap tirai, terus berhubung, kenapa dengan aku ?
========================
jelas sekali rungkaian di akal, si jahil yang bodoh! dimana sidiq dimana amanah? dimana tabligh, dimana fathonah !, DASAR HEWAN....
========================
Sehingga guruku berkata : "Yang kita tidak tahu jangan dikata salah, Yang kita tahu jangan dianggap mudah, Belajarlah apa yang kita tidak tahu, Supaya kita tidak akan keliru"
-------------
-------------
No comments:
Post a Comment