Monday, 16 November 2020

Tazkirah

 


Tazkirah

*MEMBUANG SIFAT TERCELA DARI HATI*
Tasawuf : Mengenal Sifat Tercela Pembinasa

*Bismillah : "Bacalah dengan Nama Tuhanmu Yang Maha Pemurah ... yang MENGAJAR manusia melalui PENA dan TULISAN. Ia (illah) mengajarkan manusia apa yang (mereka) tidak diketahuinya" : Al-'Alaq (3-5)*

MENGENAL DIRI MELALUI RASA HATI

* BAB 3, Cara-cara Mengamalkan Amalan batin*

Sambungan Bab 3 :

Bismillah : Di sini akan saya huraikan cara-cara mujahadah terhadap penyakit hasad, dengki, pemarah, khianat, dendam, sakit hati dan gila dunia. Sebelum itu akan dijelaskan bahwa dalam berusaha melawan nafsu itu, kita hendaklah menempuh tiga tingkat :

1. *TAKHALLI* : _*Mengeluarkan Najis Hati*_
Mengosongkan, membuang, membersihkan hati 100% dari sifat sifat haiwani dan kesyaitanan yang masih bersarang menguasai dan *mengkarati permukaan hati* pada *saat ini* - demi illah.

2. *TAHALLI*  : _*Memakai Sifat Ketuhanan*_
Mengisi, menghiasi dan *menginstall* diri dan hati dengan sifat sifat terpuji. Bermula dengan memakai sifat sifat *Kemalaikatan* dan berakhir dengan sifat sifat *Ketuhanan* iaitu maqam kesucian hatinya para Wali Wali illah.

_Sumber Laduniah_

a) Mengenal Sifat Utama Kemalaikatan :
Taat : Malaikat itu taat, tetapi illah itu tidak mentaati, tetapi diri-Nyalah harus ditaati. Seorang insan harus mentaati bagaikan malaikat tetapi tidak harus ditaati kerana kita insan yang bukan tuhan.

b) Mengenal Sifat Utama Ketuhanan :
Pencinta : illah itu pencinta, Dia ingin mencintai dan dicintai. Atas kerana sifat *cinta* itulah diciptakan Manusia, Alam, Insan dan sekalian makhluk.

Lawan sifat Cinta adalah Benci. Inilah sifat syaitan yang bertentangan dengan sifat Ketuhanan. Wajib membuat sifat benci kesyaitanan dari hati lalu memakainya sifat ketuhanan ini - Hukum 2 hal ini adalah wajib. Gagal melaksanakannya, maka hati sentiasa di dalam keadaan tercela.

Semuanya ada 20 sifat yang wajib dipakai pada hati dan jasad dan 20 sifat lagi wajib dibuang dari hati. Dan di atas ini baru 2 sifat sahaja yang baru dinyatakan. Ada 18 lagi yang *wajib* diketahui dan dipelajari _*Meniti Jalan Jalan Para Wali.*_

3. *TAJALLI* : *Pancaran Nur Ketuhanan*
Merasai kebesaran dan kehebatan illah hingga diri dan hati tenggelam di dalam kesucian sifat sifat Ketuhanan yang telah dipakaikan pada akal, hati dan rohani. Hati bagaikan cakera harddisk yang akan kamu penuhinya dengan *nama-nama-Nya dan sifat sifat-Nya* .. Akal pula bagaikan lengan penulis pada permukaan cakera harddisk. Baik lengan pena (akal) itu, maka baiklah hal hal yang akan terpahat pada permukaan harddisk (hati). Sedangkan rohani yang bersifat ghaib itulah sumbernya datangnya Tajalli - ia diumpamakan software-software Nur Ketuhanan yang illah install pada cakera harddiak hati. Tetapi buat cakera harddisk yang *Rosak Bervirus* .. tiadalah sebarang software yang boleh diinstall di dalamnya.

Atas kerana itu, sebelum sampai ke fasa Tajalli, setiap salik wajib melalui dahulu proses Takhalli dan Tahalli. Akan dijelaskan seterusnya.

〰➰〰➰〰➰〰➰〰

1. *TAKHALLI*

Di tingkat takhalli kita mesti melawan dan membuang semua kehendak-kehendak nafsu yang rendah, hal hal yang tercela dan dilarang illah. Selagi kita tidak mahu membenci, memusuhi dan membuangnya jauh-jauh sifat sifat tercela ini dari diri kita, maka nafsu itu akan selalu menguasai dan menghambakan kita.

Sabda Rasul illah :
_*Terjemahannya: Sejahat-jahat musuhmu ialah nafsumu yang terletak di antara dua lambungmu.*_ (Riwayat Al Baihaqi)

Kerana kejahatannya itu telah banyak manusia yang ditipu dan diperdaya untuk tunduk, bertuhankan hawa nafsu dan dari hawa nafsu ini lah membiaknya pelbagai penyakit-penyakit batin (akan dijelaskan nanti).

Itu  diceritakan oleh illah dengan firman-Nya:

Terjemahannya: _*"Apakah tidak engkau perhatikan orang-orang yang mengambil hawa nafsu menjadi Tuhan lalu dia disesatkan illah.*_ (Al Jaatsiah: 23)

Apabila nafsu dibiarkan menguasai hati dan diri, iman tidak memiliki tempat sekalipun ia mempunyai iman. Bila iman diketepikan, manusia bukan lagi menyembah/taat/sujud illah, Tuhan yang sebenar-benarnya tetapi menyembah hawa nafsu sekalipun yang dilakukannya berupa amal ibadah.

Oleh itu usaha melawan & mengekang hawa nafsu, kerana ia adalah segala macam sumber virus virus batin insan. Dan jangan dianggap ia hal ringan. Itu adalah satu jihad yang sangat besar.

Ingatlah sabda Rasul illah  pada sahabat-sahabatnya ketika pulang dari satu medan peperangan :

Terjemahannya : _*"Kita baru kembali dari satu peperangan yang kecil untuk memasuki peperangan yang lebih besar. Sahabat bertanya, "Peperangan apakah itu?" Baginda berkata, "Peperangan melawan hawa nafsu."*_ (Riwayat Al Baihaqi)

Melawan hawa nafsu sangat susah bagi orang orang yang tidak mendapat bantuan daripada-Nya. Mungkin kalau nafsu itu ada di luar jasad kita dan boleh kita pegang, mudahlah kita menekan dan membunuhnya sampai mati.

Tetapi nafsu kita itu ada di dalam diri kita, mengalir bersama aliran darah dan menguasai seluruh tubuh kita. Ia berada di antara Roh dan Jasad tubuh sebagaimana nyawa. Kerana itu tanpa kesedaran dan kemahuan yang sungguh-sungguh kita pasti dikalahkan untuk diperalat sekehendaknya.

Nafsu syawat seks, keinginan duniawi, ingin membinasa, dendam, berkhianat, hasad, dengki, sombong diri, bongkak, mencela, buruk sangka dan sebagainya, ianya adalah kesan dari induk nafsu haiwani yang masih mengikut telunjuk syaitan yang ingin menyesatkannya dari jalan yang lurus.

Sesungguhnya bisikan bisikan nafsu diri yang sudah tercemar dengan unsur unsur pengaruh iblis itu, selalunya mendorang pelakunya kepada hal hal yang kebinasaan bertentangan dengan hukum illah.

*Jangan berzina/ceroboh! Tapi suara nafsu kata apa?*
*Jangan mencuri! Tapi suara nafsu kata apa?*
*Jangan berdengki! Tapi suara nafsu kata apa?*
*Jangan khianat! Tapi suara nafsu kata apa?*
*Jangan iri hati! Tapi suara nafsu kata apa?*
*Jangan mengumpat! Tapi suara nafsu kata apa?*
*Jangan mencela! Tapi suara nafsu kata apa?*
*Jangan menghina! Tapi suara nafsu kata apa?*
*Jangan buka aib insan! Tapi suara nafsu kata apa?*
*Jangan berdusta! Tapi suara nafsu kata apa?*
*Jangan rasa bijak! Tapi suara nafsu kata apa?*
*Jangan sombong! Tapi suara nafsu kata apa?*
*Jangan pandang rendah! Tapi suara nafsu kata apa?*
*Jangan rasa alim! Tapi suara nafsu kata apa?*
*Jangan rasa soleh!Tapi suara nafsu kata apa?*
*Jangan membangkang! Tapi suara nafsu kata apa?*
*Jangan tamak! Tapi suara nafsu kata apa?*
*Jangan gila glamour! Tapi suara nafsu kata apa?*
*Jangan rasa lebih tinggi! Tapi suara nafsu kata apa?*
*Jangan lihat hal yang Allah larang! Tapi suara nafsu kata apa?*
*Jangan mencari salah insan! Tapi suara nafsu kata apa?

Bagimana kamu bisa selamat dari azab neraka illah sedangkan suara suara rayuan halus  bisikan godaan nafsu di dalam batin diri masih kamu perturuti dan *kamu pertuhankan!* Kamu berkata perihal nafsu tetapi diri kamu masih mempertuhankan bisikan bisikan nafsu yang ingin membinasakan kamu sekiranya kamu gagal memaksanya ikut perintah (bisikan Kemalaikatan) dan kehendak Imanmu.

Suara iman (bisikan kemalaikatan) berkata : *"Azan sudah bergema, aku harus meninggalkan jual beli ini"* - keazaman di hati berbuat baik. maka tinggalkan keduniaan

Tapi suara kuda nafsu yang masih *ditunggangi syaitan pengikut iblis* akan membujuk rayu kamu katanya : _*"Sebentar lagilah, aku harus membeli ini dulu, nanti diambil orang (tamak & tidak bertawakal atas ketentuan setiap pemberian-Nya) kok waktu solat/sampai/kefahaman  masih panjang!* (mr.Nafsu dlm batin bersuara membujuk hati kamu) lalu kamu akur dengan bujukannya, sedangkan *bisikan kemalaikatan* agar kamu bersegera solat itu *telah kamu abaikannya tampa segan silu!*

_*Maka inilah Yang Diperkatakan Sebenarnya Sebagai MEMPERTUHANKAN HAWA NAFSU DIRI."*_

Perkataan *Hawa* itu dimaksudkan sebagai *Godaan* .. ataupun dikatakan sebagai : orang yang Mempertuhankan (patuh) kepada *Godaan Rayuan Suara Nafsu* diri sendiri. Itulah yang dimaksudkan golongan *Mempertuhankan Nafsu.* (lalu berpaling mereka dari cahaya kebenaran)

Suara batin yang pertama (kemalaikatan) itu selalunya menegah diri dari hal yang buruk/salah/haram. Tetapi suara yang kedua itu bersifat membujuk rayu agar *mengingkari kepada nasihat (penasihat batin) yang pertama itu.*

Inilah yang dikatakan Rasul illah sebagai *Jihad Peperangan Batin Yang Lebih Besar, iaitu peperangan Suara Bisikan Kemalaikatan di dalam batin diri bertempur melawan Suara Bisikan Godaan Nafsu yang hanya mendorong kepada berbuat dosa dan kehancuran.*

Diri kamu akan menjadi pengadil, sama ada suara bisikan kebaikan itu akan menang, atau apakah suara bisikan *Kejahatan* itulah yang akan selalu menang mengalahkan *penasihat batin* itu?

*GOOD (GOD) 😇 VS EVIL (DEVIL)* 👹
GOOD FOR GOD 👉🏻☀
EVIL FOR DEVIL 👉🏻👹

*"At War With Satan"* - Venom
*"Reign In Blood"* - Slayer
*"From the Throne of Darkness"* - Demiurg
*"Soulside Journey"* - Darkthrone


Bahagian II

Seseorang yang dapat mengalahkan nafsunya akan meningkat ke taraf nafsunya yang lebih baik. Dari maqam nafsu ammarah naik meninggi lagi. Begitulah seterusnya hingga nafsu manusia itu benar-benar dapat ditundukkan kepada perintah illah.

Untuk lebih jelas akan saya sebutkan tingkat-tingkat nafsu manusia sebagaimana iman itu pun bertingkat-tingkat.

Saya sebutkan dari tingkat yang serendah-rendahnya iaitu :

nafsu amarah,
nafsu lawwamah,
nafsu mulhamah,
nafsu mutmainnah,
nafsu radhiah,
nafsu mardhiah
dan nafsu kamilah.

Kita yang berada pada tingkat iman ilmu, berada di taraf nafsu yang kedua yakni nafsu lawwamah. Tetapi kebanyakkan kita adalah masih bernafsu ammarah yang tercela itu. Batin t0kita mesti berjuang melawan nafsu itu hingga tunduk sepenuhnya kepada perintah illah.

Paling minimal mencapai nafsu mulhamah dan nafsu mutmainnah, iaitu nafsu yang ada pada diri seseorang beriman ayan.Di tingkat iman itu saja kita akan dapat menyelamatkan diri dari siksaan Neraka.

Itu dinyatakan sendiri oleh illah dalam firman-Nya:

Terjemahannya: _*"Hai jiwa yang tenang (nafsu mutmainnah) kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diredhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jemaah hamba-hamba-Ku. Dan masuklah ke dalam Syurga-Ku."*_ (Al Fajr 27-30)

Kita ingin syurga-Nya, tetapi maqam nafsu syurga itu duduknya pada level maqam seperti yang di nyatakan di dalam Firman illah di atas. *Tetapi cuba ditelek diri kamu SAAT INI, di manakah level maqam nafsu kamu ketika ini? :-) Sudahkah kamu membuang sifat sifat tercela yang sudah dinyatakan di atas dari batin kamu?

Tapi jika masih belum dibuang ( *Belum Melalui Proses Takhalli* ) demi illah .. demi illah .. demi illah!! Nasib kamu dan saya *SANGAT CELAKA!!* Jika kita dimatikan illah sekarang dengan membawa *sekeping hati yang masih DISELAPUTI SIFAT MAZMUMAH BERNODA TERCELA ITU (maqam nafsu ammarah) .. DEMI iLLAH 1000X NERAKALAH TEMPAT KITA SAAT INI!! 😓😭

Firman illah di dalam Hadis Qudsi :
*Sesiapa yang di dalam hatinya ada sifat sombong (tinggi diri) walau sebesar debu, maka Aku haramkan dia dari memasuki syurga (selamanya) Aku akan lemparkan dia ke dalam Neraka Jahanam dalam keadaan wajahnya terlungkum kebawah" (tanda penghinaan daripada illah)

_*Bagaimanakah kesihatan hatimu saat ini? Sudah dibuang sifat sombongnya atas sesama insan?? Benar?? Kalau kamu kata ya "Sudah Bersih" dari sifat sombong! Maka saya bilang sama kamu : "Tahniah kerana hati kamu sudah "Bersih" sepertinya kebersihat hatinya para Wali Wali illah yang telah mendapat keredhaan illah !*_

Tapi semua yang membaca ini merasakan : _"Alhamdulillah aku tidak pernah sombong walau sebesar debu"_ 😁 ... oh tahniah lagi! Hati kamu adalah kesuciannya hati para Aulia Aulia illah, sangat bersih, tidak berdengki iri hati, tidak pernah mencela, menghina, memandang rendah sesama makhluk illah, maka ternyatalah kamu *memang bakal bakal ahli syurga , tahapy ang paling tinggi itu bersesuaian dengan KESUCIAN HATI KAMU PADA SAAT INI* dan kamu sangat yakin, kamu orang orang *Suci* di sisi illah maha tinggi. 😎

*Bahagian III* :

Nafsu jahat dapat dikenal melalui sifat keji dan kotor yang ada pada manusia. Dalam ilmu tasawuf, nafsu jahat dan liar itu dikatakan sifat mazmumah.

Di antara sifat-sifat mazmumah itu ialah :

sum’ah,
Riya',
Ujub,
Sombong,
Mencela,
Menghina,
Rasa hebat,
Rasa mulia,
Cinta dunia,
Gila pangkat,
Gila harta,
Gila kuasa,
Gila glamour,
Banyak bicara,
Banyak makan,
Panjang angan angan,
Mengumpat dan sebagainya.

Sifat-sifat itu melekat pada hati seperti daki melekat pada badan. Kalau kita malasmenggosok sifat itu akan semakin kuat dan menebal pada hati kita.

Sebaliknya kalau kita rajin meneliti dan kuat menggosoknya maka hati akan bersih dan jiwa akan suci.Bagaimana pun membuang sifat mazmumah dari hati tidaklah semudah membuang daki di badan.

Hal itu memerlukan latihan jiwa yang sungguh-sungguh, didikan yang terus menerus dan petunjuk yang berkesan dari guru yang mursyid yakni guru yang dapat membaca dan menyelami hati murid-muridnya hingga ia tahu apakah kekurangan dan kelebihan murid itu.

Malangnya di akhir zaman ini, kita tidak memiliki guru yang mursyid.Nasib kita hari ini seperti nasib anak-anak ayam yang kehilangan pedoman. Tidak ada yang akan menunjukkan jalan kebaikan yang ingin kita tempuh.

Meraba-rabalah kita dalam kegelapan.Tetapi bagi orang yang mempunyai keinginan yang kuat untuk membersihkan jiwanya : _*Jalan Tasawuf* , _ia tidak akan kecewa bila tidak ada orang yang boleh mendidik dan memimpinnya._

Ia akan tetap sanggup berusaha demi kesempurnaan diri dan hidupnya sendiri.


2. *TAHALLI* :

Tahalli bererti menghias, lawan kata bagi Takhalli. Sesudah kita mujahadah yakni mengosongkan hati dari sifat terkeji atau sifat mazmumah tercela itu, *maka kita mesti bersegera menghiasi hati dengan sifat-sifat terpuji atau mahmudah.*

Supaya mudah difahami mari kita gambarkan hati kita sebagai sebuah mangkuk. Selama ini mangkuk itu berisi sifat-sifat mazmumah.

Setelah kita mujahadah maka sifat itu keluar meninggalkan mangkuk kosong. Waktu itulah kita masukkan ke dalam mangkuk itu sifat mahmudah.

Di antara sifat-sifat *mahmudah* yang disukai illah. Maka harus menghias hati kita dengan sifat :

Jujur,
Ikhlas,
Tawadhuk,
Amanah,
Rendah diri,
Taubat,
Bersangka baik,
Takut pada illah,
Pemaaf,
Pemurah,
Syukur,
Zuhud,
Qanaah,
Adil,
Timbang rasa,
Redha,
Sabar,
Sajin,
Berani,
Lapang dada,
Lemah lembut,
Pengasih,
 Penyayang,
Akhlak mulia,
Selalu ingat mati,
Tawakal dan lain lainnya.

Untuk menghias hati dengan sifat mahmudah kita sangat memerlukan mujahadah iman *zahir* dan *batin.* Saya tegaskan sekali lagi bahwa bila dalam tingkat mujahadah kita masih terasa berat dan susah, maknanya belum ada ketenangan dan kelezatan yang sebenarnya.

Insya illah kalau kita sungguh-sungguh, lama kelamaan akan beryatu dengan hati kita dan akan terasalah lazatnya.Cara-cara mujahadah dalam tahalli sama seperti kita mujahadah untuk takhalli.

Misalnya kita mahu mengisi hati dengan sifat pemurah, maka kita mujahadah dengan mengeluarkan harta atau barang kita terutama yang kita sukai dan sayangi untuk diberikan kepada yang memerlukan.

Awalnya tentu terasa berat dan susah tetapi janganlah menyerah. Kita mesti melawan. Tanamkan dalam hati bagaimana orang-orang muqarrobin berebut untuk membuat kebaikan.

Sayidatina Aisyah r.a. di waktu tidak memiliki apa-apa untuk dimakan, beliau mencuba untuk mendapatkan hanya sebelah kurma untuk disedekahkan.

Begitu besar keinginan mereka pada kebaikan/ pahala dan rindu kepada Syurga. Mereka berlomba-lomba menyahut pertanyaan illah :

Terjemahannya: *"Siapakah yang mahu meminjamkan kepada illah pinjaman yang baik nanti illah akan melipat gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya dan dia akan memperolehpahala yang banyak." (Al Hadid: 11)

Setiap kali kita merasa sayang pada harta kita setiap itu pula kita mengeluarkannya. Insya illah ,lama-kelamaan kita akan memiliki sifat pemurah.

Begitu juga dengan sifat-sifat yang lainseperti kasih sayang, berani, tawadhuk, pemaaf, zuhud dan semua sifat-sifat mahmudah yang lain perlu kita miliki.

Untuk itu mesti bermujahadah. Jika tidak, iman akan ikut tiada sebab iman berdiri di atas sifat-sifat mahmudah.

3. *TAJALLI* :

TajalliSebagai hasil mujahadah dalam takhalli dan tahalli kita memperoleh tajalli iaitu sejenis perasaan yang datang sendiri tanpa memerlukan usaha lagi.

Agak sukar untuk ditulis apa erti tajalli sebenarnya, sebab merupakan sejenis perasaan (zauk) yang hanya mungkin difahamkan oleh orang-orang yang merasakannya.

Seperti manisnya gula, tidak dapat digambarkan dengan tepat kecuali dengan merasakan sendiri gula tersebut.Tajalli secara ringkas ialah perasaan tenteram, tenang dan bahagia.

Hati seakan-akan terbuka, hidup, melihat dan merasa kehebatan illah. Hati selalu teringat dan rindu pada illah. Harapan dan pergantungan tidak pada selain illah.

Seluruh amal bakti adalah kerana dan untuk illah semata-mata. Apa pun masalah hidup, dihadapi dengan tenang dan bahagia. Kesusahan apa pun tidak terasa dalam hidupnyasebab semua itu dirasakan sebagai pemberian dari kekasihnya, illah .

Akhirnya bagi orang-orang yang beriman, dunia ini sudah terasa bagai Syurga. Kebahagiaan mereka adalah kebahagiaan sejati dan abadi iaitu kebahagiaan hati.Firman illah :

Terjemahannya : *"Hari kiamat/tertegak iaitu hari di mana harta dan anak-anak tidak berguna kecuali mereka yang datang menghadap illah dengan hati yang selamat sejahtera."* (Asy Syuara': 88-99)

Setelah kita menghuraikan tentang proses pembersihan hati, marilah kita melihat cara-cara untuk mujahadah terhadap beberapa penyakit hati.

1.     *HASAD DENGKI*

Hampir semua orang dihinggapi penyakit hasad dengki. Cuma bezanya banyak atau sedikit, bertindak atau tidak. Bahkan ulama-ulama pun terkena penyakit itu bahkan lebih berat lagi.

Hasad dengki membuat jiwanya menderita, kecewa dan sakit jiwa. Hatinya merasa tidak selamat di dunia apalagi di akhirat.

Hadits telah menceritakan tentang enam golongan manusia yang akan tercampak ke dalam Neraka dengan enam sebab. Salah satu dari mereka adalah ulama kerana hasadnya.illah menjelaskan tentang orang-orang yang hasad dengki dalam surah kitab quran:

Terjemahannya : _*"Atau apakah orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya mengira bahwa illah tidak akan menampakkan kedengkian mereka? Dan kalau Kami kehendaki niscaya Kami tunjukkan mereka padamu sehingga kamu benar-benar dapat mengenal mereka dengan tanda-tandanya. Dan kamu benar-benar akan mengenal mereka dari kiasan-kiasan perkataan mereka dan illah mengetahui perbuatan kamu."*_ (Muhammad: 29-30)

Tanda adanya hasad dengki dalam diri kita ialah apabila orang lain mendapat kejayaan, maka kitaakan sakit hati dan bila orang lain mendapat bencana kita akan merasa senang.

Bahaya hasad dengki adalah seperti apa yang disabdakan oleh Rasul illah  :

Terjemahannya : _*"Sesungguhnya hasad itu memakan amalan kebaikan seperti api memakan ranting kayu kering."*_

Bila kita saling hasad dengki, kita akan hina-menghina, fitnah-memfitnah, benci-membenci, dendam-mendendam, jahat sangka dan mengadu domba.

Kesemuanya akan mendatangkan kesalahan/buruk/dosa-dosa dan menghapuskan kebaikkan lainnya.Seseorang yang membiarkan dirinya berada dalam hasad dengki adalah penjahat dan perosak serta pemecah-belah persaudaraan antara manusia.

Dia juga seorang yang paling biadab dengan illah . Sedar atau tidak, dia sebenarnya benci kepada illah. Walau sebanyakapa pun solatnya/sampai/kefahaman, puasanya, hajinya dan hebat perjuangannya tetapi di sisi illah tetaplah dia ahli Neraka.

Pernah sahabat-sahabat bertanya Rasul illah  :

Terjemahannya : _*"Sesungguhnya ada seorang wanita yang berpuasa siang harinya dan di malam harinya shalat tahajjud tetapi selalu menyakiti tetangga dengan lidahnya. Jawab baginda Rasul illah :(Tidak ada kebaikan lagi baginya) dia adalah ahli Neraka."*_

Orang yang banyak bertahajjud dan berpuasa sunat pun masuk Neraka kerana hasad dengki, apalagi kita yang tidak bertahajjud, puasa sunat, masih cinta dengan hasad dengki dan umpat-mengumpat.

Kalau betul kita beriman kepada illah dan takut akan Neraka, insaflah akan kejahatan hati kita itu dan marilah kita memperbaikinya dengan melakukan mujahadatunnafsi.

illah berfirman :

Terjemahannya : _*"Hai orang yang beriman, janganlah satu kaum menghina kaum yang lain (kerana) boleh jadi mereka (yang dihina) lebih baik dari mereka (yang menghina) dan janganlahpula wanita-wanita menghina wanita-wanita lain (kerana) boleh jadi wanita (yang dihina) itu lebih baik dari mereka (yang menghina) dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelaran yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan)yang buruk sesudah iman (seperti hai fasik, kafir dan lain lain) dan barangsiapa yang tidak bertaubat maka mereka itulah orang-orang yang zalim."*_ (Al Hujurat: 11)

Terjemahannya: _*"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah dari banyak prasangka. Sesungguhnya sebahagian dari prasangka itu adalah buruk/ dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu mengumpat sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada illah. Sesungguhnya illah Maha Menerima Taubat lagi Maha Penyayang."*_ (Al Hujurat: 12)

Begitulah pujukan illah pada kita supaya kita tidak lagi hasad dengki, mengumpat dan buruk sangka.

Langkah-langkah yang mesti kita lakukan untuk mujahadah terhadap hasad dengki diantaranya ialah :-  

Setiap kali orang yang kita dengki itu memperoleh kejayaan, kita kunjungi dia untuk mengucapkan tahniah (selamat) danbergembira bersamanya.

Sebaliknya apabila orang itumendapat bencana, kita kunjungi juga untuk mengucapkan takziah(turut berduka) dan ikut bersedih bersamanya.

Sanjung dan pujilah kebaikan dan keistimewaan orang yang kita hasad dengki itu di belakangnya dan kalau ada kesalahan dan keburukannya kita rahsiakan.-  

Selalu datang dan berilah hadiah kepada orang yang kita dengki itu.-  

Kalau ada orang mencuba menjatuhkan orang yang kita dengki itu, kita mesti membelanya. Jangan melayani orang atau syaitan yang hendak merosakkan mujahadah kita.-  

Berdoalah pada illah  agar memudahkankita mengubatipenyakit dengki yang ada dalam diri kita itu.Ingatlah selalu firman-Nya :

Terjemahannya : _*"Dan mereka yang bermujahadah pada jalan Kami niscaya Kami tunjukkan jalan-jalan Kami itu. @ JALAN JALAN TASAWUF IAITU JALAN JALAN PARA AULIA iLLAH."*_ (Al Ankabut: 69)

Timbulnya hasad dengki kita pada seseorang adalah kerana orang itu mempunyai keistimewaan dan kelebihan yang lebih daripada apa yang ada pada diri kita.

Bila kita terasa orang itu telah mengalahkan kita dalam perjuangan atau perlombaan maka datanglah rasa dengki itu.

Sebaliknya tidak akan terjadi begitu, kalau kita beriman dengan illah, yakin akan keadilan-Nya mengatur pemberian kepada umat-Nya, kita tidak akan merasa dengki lagi.

Firman illah :

Terjemahannya : _*"Janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikurniakan illah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain."*_ (An Nisa’: 32)

illah yang melebihkan dan mengurangkan pemberian-Nya kepada seseorang. Dan illah Maha Adil atas pemberian yang lebih dan kurang itu.

Dia bermaksud menguji kita. Siapa yang sedar bahwa dirinya adalah umat, ia akan senantiasa bersyukur pada nikmat yang diperoleh, redha dengan takdir dan sabar menghadapi ujian.

Dalam hadits Qudsi illah berfirman :

Terjemahannya : _*"Barangsiapa tidak redha terhadap takdir yang terjadi dan tidak sabar terhadap bala (cubaan) dari-Ku, maka carilah Tuhan selain Aku."*_ (Riwayat: At Tabrani)

Dalam kitab Al Quran illah berfirman :

Terjemahannya : _*"Dialah yang menjadikan mati dan hidup supaya Dia menguji kamu siapa antara kamu yang lebih baik amalnya dan Dia maha Perkasa lagi Maha Pengampun."*_ (Al Mulk: 2)

Itulah maksud illah menjadikan hidup yang sementara.

Firman-Nya lagi :

Terjemahannya : _*"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setitis mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan) kerana itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat."*_ (Al Insan: 2)

Kalau illah melebihkan seseorang dari kita, ertinya illah mahu menguji apakah kita sabar dan redha dengan kekurangan yang illah takdirkan.

Dan kalau illah melebihkan kita daripada seseorang, ertinya illah mahu menguji kita, apakah kita bersyukur terhadap nikmat itu atau sebaliknya sombong, bongkak, dan lupa dirisebagai makhluk illah.

Kalau begitu mengapa hasad dengki? Kalau kita masih hasad dengki ertinya kita tidak redha dengan illah. Kita tidak senang dengan peraturan-Nya dan tidak menerima kehendak-Nya.

Sebab itu orang yang hasad dengki bukan saja bermusuhan dengan orang lain tetapi juga bermusuhan dengan illah. Biadab dengan manusia dan biadab dengan illah maka layaklahmenjadi ahli Neraka.

2.     *PEMARAH*

Sifat pemarah berasal dari sifat sombong (ego). Semakin besar ego seseorang itu semakin besarpemarahnya. Itu berkaitan pula dengan kedudukan seseorang.

Kalau tinggi kedudukannya, besar pangkatnya, banyak hartanya, ramai pengikutnya maka makintinggi egonya dan pemarahnya makin menjadi-jadi.

Sebaliknya seseorang yang rendah taraf kedudukannya akan kurang rasa egonya, maka kurang juga sifat pemarahnya. Lihatlah perbezaan antara seorang ayah dengan anaknya.

Jarang kita dengar bahwa anak memarahi ayah. Yang selalu terjadi adalah ayah memarahi anak. Atau antara tuan rumah denganpembantunya.

Tidak pernah pembantu marah pada tuannya tetapi tuan sering marah pada pembantunya. Atau seperti murid dengan guru. Murid tidak pernah marah pada gurunya tetapi guru sering marah pada muridnya.

Sebagai contoh yang lain, ketua pejabat dengan pegawainya. Jarang pegawai marah pada 'boss'nya tetapi boss sering marah pada anak buahnya.

Begitulah seterusnya. Jarang kita temui seorang ayah, guru, ketua pejabat, tuan rumah dan seorang pemimpin yang tidak bersifat pemarah terhadap orang-orang di bawahmereka.

Pendeknya sifat pemarah itu ada pada setiap dirikita seperti halnya hasad dengki. Pemarah adalah sifat mazmumah yakni sifat terkeji.

Pemarah boleh memecah-belahkan hati manusia. Sebab itu seorang yang pemarah adalah seorang yang biadab terhadap illah .

Kenapa mesti marah? Cuba kita renungkan sebuah syair gubahan seorang mujahid :

_*"Takdir illah sudah putus dan keputusan illah sudah terjadi. Istirihatkan hati dari kata-kata 'barangkali' dan 'kalau'. Setiap kesalahan dan kelemahan manusia pada kita adalah ujian illah untuk kita. illah mahu melihat siapa yang mampu menahan rasa malunya kepada illah sambil mengucapkan, "Innalillahi wa inna ilaihi raji’uun."*_

Mari kita lihat bagaimana tindakan seorang mukmin sejati terhadap takdir-takdir buruk yang menimpa hidupnya :

Ahnaf bin Qais adalah seorang yang lemah lembut. Beliau ditanya orang, dengan siapakah beliau belajar berlemah lembut itu?

Ahnaf menjawab : Dengan Qais bin Asim, iaitu pada suatu hari ketika Qais bin Asim sedang beristirahat masuklah jariahnya (hamba) membawakan Qais panggang besi berisi daging panggang yang masih panas.

Belum sempat diletakkan di depan Qais tanpa sengaja besi pemanggang itu jatuh menimpa anak kecil Qais. Anak itu menjerit-jerit  kesakitan dan kepanasan hingga meninggal dunia.

Qais dengan tenang melihat kejadian yang menyayat hati itu dan berkata kepada hamba yang pucat mukanya, _*"Aku bukan saja tidak marah kepada kamu, tetapi mulai hari ini aku memerdekakan kamu."*_

"Begitulah sopan santun dan lemah lembutnya Qais bin Asim," kata Ahnaf bin Qais mengakhirkan ceritanya.

Bukannya Qais tidak sayang pada anaknya tetapihatinya senantiasa melihat pengaturan illah dansenantiasa merasakan setiap kejadian adalah takdir dari illah.

Ia senantiasa sabar dengan illah, redha dengan illah serta merasa kehambaan pada illah. Rasa malu, hina dan takut dengan kekuasaan illah membuat Qais tenang menghadapi kematian anak yang disebabkan kelalaian hambanya.

Hati Qais memandang kejadian itu sebagai ujian illah ke atas dirinya. Barangkali untuk penghapusan salah/dosa atau untuk mengangkat derajatnya di sisi illah

Kerana itu hatinya tenang. Dia (Qais) redha dengan ujian itu malah dengan ujian itu ia merasakan mendapat peluang untuk mendekatkan lagi hatinya pada illah 

Sebab itu dia tidak nampak lagi kesalahan hambanya. Bukan saja dia tidak marah bahkan merasa kasihan pada jariah yang ketakutan itu, memaksa Qais untuk membebaskan hambanya.

Dia hanya nampak ketentuan illah yang wajib diterima tanpa tanya jawab (alasan) dan tanpa 'kalau' lagi. Demikianlah rasa kehambaan yang menghias hati dan roh Qais, seorang yang cukupberakhlak terhadap illah dan terhadap manusia (hambanya).

Demikianlah rasa marah itu lahir dari perasaan 'ketuanan' yang ada dalam hati kita. Kita merasa kita yang lebih besar,  lebih mulia, lebih hebat dari orang lain.

Tanpa perasaan-perasaan itu tidak mungkin kita menjadi pemarah. Kita akan berlemah lembut, memaafkan kesalahan orang dan bertimbang rasa dengan sesama manusia.

Sesama manusia mempunyai asal yang sama. Kita datang ke dunia melalui jalan yang gelap, lubang kencing yang hina tanpa sedikitpun harta,dalam keadaan busuk, amis, bodoh, dungu, tuli, bisu, buta, lemah dan hina sekali.

Firman illah :

Terjemahannya : _*"Dan illah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun dan Dia memberi kamupendengaran, penglihatan dan hati. Moga-moga kamu bersyukur."*_ (An Nahl: 78)

Kemudian illah juga mencantikkan kita dan memberi sedikit kelebihan. Kepandaian dan keistimewaan itu illah beri/amanah/pinjamkan sebentar saja. Tujuannya supaya kita dapat beribadah dan berbakti menurut kehendak-Nya (bersyukur).

Bukan supaya kita merasa lebih mulia, lebih hebat, hingga datang perasaan-perasaan sombong, riya', bengis dan pemarah kepada orang lain yang agak kurang dari kita.

Sebaiknya  bila kita merasa mempunyai kelebihan, kita menjadi takut pada illah. Takut kalau nikmat itu digunakan secara salah sehingga derhaka kepada illah  dan berdosa pada manusia.

Takut kalau nikmat itu menjadikan hati kita merasa 'tuan' sehingga timbul sifat ego yang besar,  yang akan melahirkan bermacam-macam mazmumah yangsangat dibenci oleh illah.

Firman-Nya :

Terjemahannya : _*"Dalam hati mereka terdapat penyakit kemudian illah tambahkan penyakit mereka."*_ (Al Baqarah: 10)

Kita mesti mengubati penyakit hati kita. Ertinya kita mesti membuang rasa 'ketuanan' kita iaitu dengan melakukan mujahadatunnafsi.

1. Mula-mula kita mesti rasa malu kepada illah. Perbandingannya adalah kalau ada orang penting di rumah kita, sanggupkah kita memarahi isteri kita di depan orang itu?

Tentu tidak. Terlebih lagi terhadap illah, kerana illah senantiasa melihat bahkan senantiasa bersama kita. Kalau kita yakin akan hal itu tentu kita tidak akan menjadi pemarah sebab kita tahu illah tidak suka kita menjadi pemarah.

Rasa malu dan takutkepada illah akan membuat kita senantiasa berlemah-lembut dan memaafkan kesalahan orang kepada kita.

2. Bila datang rasa hendak marah, maka katakanpada diri kita, _*"Ya illah, aku tahu pemarah itu adalah hina di sisiMu. Tolonglah pelihara diriku dari kejahatan nafsu dan selamatkan aku dari api Neraka."*_

3. Sesudah itu kita diam. Jangan marah tetapi banyakkan zikir/manfaat dan ingat kebesaran illah. illah/ Tuhan yang Maha Besar itu pun bersifat sangat pemaaf. Kalau begitu layakkah kita menjadi pemarah? Bukankah kita manusia yang hina dina?

4. Kita harus insaf bahwa setiap manusia termasuk diri kita sendiri, memiliki kelemahan dan kekurangan. Kalau hari ini orang bersalah pada kita, maka tidak mustahil bahwa satu saat nanti kita akan bersalah dengan orang lain.

Kalau kita bersalah kita tidak suka orang lain memarahi kita. Begitulah juga kalau orang lain yang bersalah dengan kita, dia tentu tidak suka kalau dimarahi. Karena itu tegurlah dengan lemah lembut dan kasih sayang.

Firman illah :

Terjemahannya : _*"Maka katakanlah (hai Musa danHarun) kepadanya (Firaun) dengan kata-kata yang lemah lembut mudah-mudahan ia ingat dantakut"*_ (Thaha: 44)

Sebegitu jahat dan kufurnya Firaun terhadap illah, namun illah masih perintahkan kepada Nabi-Nya supaya berlemah lembut. Sebab hanya dengan lemah lembut, hati manusia menjadi lembut, insaf dan takut.

Sebaliknya kalau kita kasar bukan saja orang yang lain tidak menerima teguran kita bahkan dia akan benci dengan kekerasan kita. Di sisi illah kekerasan kita akan tercatat.

Dan di sisi illah kita akan tercatat sebagai orang yang tidakberakhlak dan tidak berhikmah, padahal illah memerintahkan kita supaya berhikmah :

Terjemahannya : _*"Serulah (semua manusia) kepada Tuhanmu dengan hikmah (bijaksana) dan pengajaran yang baik dan berhujjahlah dengan mereka secara yang paling baik."*_ (An Nahl: 125)

3. *GILA DUNIA*

Gila dunia adalah penyakit hati atau satu mazmumah yang menghalangi kita untuk mendekatkan hati dengan illah (yakni menghalang untuk mencapai darjat kerohanian yang tinggi).

Seorang pencinta dunia adalah seorang yang hatinya dipenuhi keinginan untuk meluaskan serta memperbanyak ketinggian dan kekayaan didunia sehingga fikirannya senantiasa bekerja untuk tujuan itu dan secara lahir ia bekerja keras untuk itu. (Dunia ialah segala sesuatu yang tidak ada manfaatnya untuk Akhirat. Sebaliknya perkara apa saja yang boleh digunakan untuk akhirat maka  tidak lagi disebut dunia).

Lawan dari penyakit gila dunia adalah sifat zuhud yaitu hati yang tidak memiliki keinginan kepada sesuatu yang tidak bermanfaat untuk akhirat.

Firman illah :

Terjemahannya : _*"Itulah negara Akhirat (syurga) yang Aku jadikan (syurga itu) untuk orang-orang yang tidak menginginkan ketinggian dan kerusakan di muka bumi ini."_ (Al Qashash: 83)

Hati yang tidak memiliki keinginan untuk menjadi 'tuan' dan tidak pula ingin untuk melakukan kejahatan (kerosakan) di dunia, itulah hati yang selamat dan itulah hati penghuni syurga.

Firman illah : _*"Hari Qiamat (hari manusia meninggalkan dunia) adalah hari di mana harta dan anak-anak tiada memberi manfaat kecuali mereka yang datang menghadap illah membawa hati yang selamat."_ (Asy Syuara’: 88-89)

Mungkin kita bertanya,"Bagaimana saya bisa membuang keinginan kepada dunia yang indah?" Sebab kita hidup di kelilingi oleh tarikan dunia yang amat menarik dan hati kita pun sangat cinta padanya?

Pertama, ketahuilah bahwa di dunia ini ada yang diharamkan dan wajib kita jauhi. Selain itu ada  yang dihalalkan dan tidak berdosa kalau diambil asalkan tidak berlebih-lebihan atau lebih dari keperluan.

Rasul illah  pernah menyatakan benci kepada dunia, karena dua perkara.Sabda baginda :

Terjemahannya : _*"Halalnya akan dihisab dan haramnya disiksa (dalam Neraka).Satu hari ketika baginda berjalan bersama sahabat-sahabat, terlihat oleh Rasul illah  seekor bangkai kambing. Baginda bertanya kepada sahabat, "Mengapa bangkai itu dibuang oleh tuannya?"Sahabat menjawab, "Kerana ia tidak berguna lagimaka ia dibuang dan tidak dihiraukan oleh tuannya." Maka bersabda Rasul illah : _*"Demi illah yang menguasai diriku, maka dunia itu lebih rendah pada pandangan illah daripada bangkai kambing pada pandangan tuannya."*_

*Seterusnya baginda bersabda* : _*"Dunia itu terkutuk dan terkutuk pula apa-apa yang ada di dalamnya kecuali yang digunakan untuk mencari keredhaan illah."*_

Kerana itu ketahuilah bahwa mengambil dunia lebih dari keperluan atau bukan untuk mencari keredhaan illah adalah tidak sunnah hukumnya.

Dunia akan menjadi hijab antara kita dengan illah yakni akan membutakan hati dan memisahkan kita dari illah.Bagi orang yang menyedari hakikat itu tentu mereka tidak cinta lagi kepada dunia.

Dunia yangnampaknya indah itu ternyata buruk sifatnya. Ibarat bunga hiasan plastik, rupa dan warnanya sungguh menarik hati tetapi tidak ada baunya.

Atau ibarat perempuan cantik yang jahat tingkahlakunya tentu tidak ada gunanya.Sebagai orang awam yang tidak kenal sifat dunia ini, tentu kecantikan dunia akan menawan hati kita.

Tetapi bagi bijak pandai, iaitu orang-orang arif seperti Nabi dan Rasul, para muqarrobin dan solihin, mereka sangat kenal pada dunia ini, terutama tentang keburukan dan kehinaannya.

Sebab itu mereka zuhud terhadapnya. Mereka mengambil sebagian dari dunia, yaitu yang tidak boleh tidak mesti diambil.Selebihnya adalah seperti najis pada mereka, sebab itu mereka membuangnya.

Tugas kita sekarang adalah mujahadah dengan nafsu gila dunia itu. Kita lawan keinginan rendah itu hingga ia tewas. Barulah keinginan kita kepada illah dan hari Akhirat akan timbul dan menyala dalam dada kita.

Langkah-langkah yang perlu diambil antaranya :-
Harta, wang, pakaian, makanan, kenderaan, tempat tempattinggal dan lain-lain kekayaan kita yang halal, yang kitaletakkan di bank selama ini hendaklah kita gunakan untuk mencari keredhaan illah.-  

Kedudukan kita, jabatan, pangkat, nama yang masyhur,pengaruh dan ketinggian apa saja yang memungkinkan kitamerasa 'tuan' di dunia ini hendaklah digunakan untukmencari keredhaan illah, baik untuk menegakkan hukumillah, menggiatkan dakwah iman/Islamiah, berlaku adil dan ikhlasdalam mengatur kegiatan dakwah serta membuka peluang-peluang untuk iman/Islam dan umatnya.-  

Hentikan dari usaha-usaha mencari kekayaan dan ketinggiandunia hanya karena keindahan duniawi tetapi arahkan usahaitu kepada agama illah untuk negara Akhirat yang kekalabadi.-    

Bagikan isi dunia yang datang pada kita untuk hamba-hamba illah yang lebih memerlukannya.-  

Kosongkan hati kita dari keinginan kepada kekayaan danketinggian duniawi.-  

Mohonlah selalu hidayah/faham dan taufik dari illah agar kitamenjadi seorang yang zahid yang berilmu, menolak duniakerana illah sebagaimana telah yang disunnahkan oleh junjungan mulia nabi.

Sabda baginda : _*"Dua rakaat solat/sampai seorang alim yang hatinya zuhud lebih baik dan lebih disukai illah dari ibadah orang-orang abid yang dilakukan selama umur dunia kerana ibadah tanpa ilmu tiada bernilai."*_

Firman illah :

Terjemahannya : _*"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia berbagai keinginan kepada wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi illah lah tempat kembali yang baik (Syurga). Katakanlah, mahukah aku khabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu. Untuk orang-orang yang bertaqwa terhadap Tuhan mereka ialah Syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya. Dan (ada pula) isteri-isteri yang disucikan serta mendapat keredhaan illah dan illah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.Mereka itu selalu berdoa, "Ya Tuhan kami sesungguhnya kami telah beriman maka ampunilah segala salah/dosa kami dan peliharalah kami dari siksa Neraka."*_ (Ali Imran: 14-16)

Bersabda Rasul illah  :

Maksudnya : _*"Sesungguhnya illah suka memberi keduniaan dengan sebab amalan Akhirat tetapi kalau amalnya khusus untuk dunia maka tidak akan diberi Akhirat."*_

*Note* : _*Bersambung Bahagian Seterusnya dilain masa, in sya illah.*_ *

No comments:

Post a Comment