Wednesday, 5 February 2020

Chola


Dino Zain
Chola India tidak pernah berjaya menakluk wilayah Sriwijaya.
Sumber maklumat dari China seperti dokumen dinasti Sung iaitu Songshi, Wenxian tongkao serta Song huiyao mencatat, bahwa kerajaan Chola di India berada di bawah penguasaan kerajaan Sriwijaya dalam tahun 1077 dan 1106, tetapi Chola tidak mau mengakui nya dengan merubah fakta.
"The Chola kingdom is subject to Srivijaya, this is why during the Xining reign period (1068-1077) we wrote to its ruler on coarse paper with an envelope of plain stuff."
Dated 1106
(Songshi p489: 14087)
Chola India tidak mempunyai kupayaan untuk menakluk Sriwijaya.
Paul Micheal Munoz dalam tulisannya Early Kingdom of The Indonesia Archipelago and The Malay Peninsula menyebut, pada tahun 1025 masehi Chola 1 hanya mampu menyerang dan lari dengan tujuan untuk merampas harta kekayaan Srivijaya dan merosakkan pusat perdagangan dan kota pemerintahan Srivijaya.
Apakah masuk akal negara dan kerajaan primitif dengan bala tentera bercawat putih dan hanya miliki kepakaran membina kapal bersaiz bot nelayan dari India mampu menewaskan Sriwijaya, sebuah kuasa laut teragung di dunia ketika itu?😊
Sriwijaya telah melantik seorang bangsawan dari Sriwijaya sendiri, bernama Kulothunga sebagai pemerintah boneka untuk memerintah Chola bagi pihak Sriwijaya.
Inskripsi di wilayah Chola mengaku bahwa Kulothunga berasal dan dibesarkan di rantau timur (Asia Tenggara):
"(He) gently raised without wearying (her) in the least the lotus-like goddess of the earth residing in the region of the rising sun."
Sriwijaya juga melantik raja baru, raja Diwakara yang disebut dalam inskripsi di sebuah kuil di Guangzhou (Kuil itu pernah menerima dana baik-pulih pada 1060-an hasil sumbangan dari raja Diwakara menyatakan bahawa Diwakara ketika itu adalah maharaja Sriwijaya:
"During the reign of Chih Ping (1064-1067) the Lord of San Fo Tsi, the Paramount Chief Ti Hua Ka Lo ordered one of his clansmen Chih Lo Lo to this city. Chih Lo Lo saw the temple in ruins. Its foundation buried in wilderness. He then returned home and reported the matter to the Lord. Since then Ti Hua Ka Lo began to have inclinations for Tao"
Catatan dinasti Sung tahun 1077 mengatakan bahwa Diwakara telah juga menjadi raja asing kepada Chola dan pada catatan yang sama juga disebut nama raja boneka kerajaan Chola adalah bergelar Rajendra I; satu singkatan untuk nama sampingan Raja Kulothungga iaitu Rajendra-Deva:
"Song huiyao was the most important source material which gave information to the compiler of Songshi, and in its lidai chaogong section, which records the arrival of envoys from foreign countries, the status of Di-hua-jia-luo is described as fanwang, a foreign king or ruler of Zhu-nian, thus distinguishing him from the king of Zhu-nian. Rajendra I, in contrast, is described as the king of Zhu-nian in the same section."
Tidak terdapat satu pun tanda Chola 1 pernah membina kerajaan di mana-mana wilayah Sriwijaya di Asia Tenggara.
Malah sumber dari China menyebut, dalam sejarah Sung, maharaja Sriwijaya yang baru yaitu Shin-Li-Teah-Hua masih menghantar utusan ke China pada tahun 1028 masehi, setelah 2 tahun peristiwa perang dengan Chola.
Jadi jangan mudah percaya dengan catatan tipu di India kerana kontradiksi dengan sumber rekod China.
Sekian😊

No comments:

Post a Comment